L.O.M.L

353 24 0
                                    

Pukul 1 malam.
Sepasang kekasih itu masih asik mengobrol tentang hal-hal random. Lebih tepatnya Haechan yang terlalu banyak ngomong ketimbang Mark sendiri tak kuat menahan kantuknya

Ntahlah seperti tidak biasanya Mark tidur di jam 3malam. Di jam 1 malam saja sudah mengantuk, mungkin efek mendengar suara Haechan seperti alunan musik yang mengantarnya ke dalam mimpi indah.  Beda dengan Haechan malah Masih asik berbicara walupun hanya 'hm' saja yang Haechan terima pendapat dari Mark

"Diajak ngomong malah tidur, emang lagi nge'dongeng apa" ucap Haechan sama sekali tak di dengar Mark. Tak lama kemudian Haechan juga terpaksa memejamkan matanya menyusul Mark kedalam mimpi.

Keesokan paginya. Haechan sibuk sendiri dengan kegiatannya. Seperti beres-beres rumah, memasak, membersihkan ruangan, dan melipat bajunya. Lain hal berbeda dengan Mark matanya masih tertutup rapat belum selesai dengan mimpinya

Selesai-selesai di jam setengah 10 bertepatan dengan Mark terbangun dari tidurnya. Mark enggan beranjak dari tempat tidur. Dirinya difokuskan menatap ponselnya melihat Haechan yang berjalan kesana kemari. Ntah apa yang dilakukan kekasihnya itu

"Udah mandi?" tanya Mark dengan suara seraknya memberhentikan kegiatan Haechan

"Liat aja sendiri Echan udah rapi wangi gini masa belum mandi. Tanya aja sama diri sendiri, Udah mandi apa belum" balas Haechan ngegas

"Males" jawab Mark ketus

"Dih jorok. Sana Kaka mandi, ini juga baterai HP udah lobet tinggal 4%" ujar Haechan dirinya masih sibuk membereskan isi lemari

"Di cas" kata Mark masih belum terkumpul semua nyawanya

"Iya, di cas bentar yaa.. nanti kalo udah full Echan telfon lagi" ujar Haechan hati-hati. Padahal sudah hafal pasti Mark melarangnya

"Tinggal di cas aja apa susahnya, biarin aja jangan di matiin telfonnya" tiba-tiba nyawanya terkumpul semua

"Ya terus mau gini aja, emang Kaka ga mau mandi, ga mau sarapan, ga mau apa-apa lah gitu"
"Ga" respon Mark acuh.

Haechan mengambil handphone nya diletakkannya di nakas dekat kasur mencolokkan kabel data dan cas'an. Menumpukkan beberapa buku untuk membantu menahan handphone agar tetap berdiri.

"Baterai Kaka tinggal berapa?" Tanya Haechan basa-basi
"2%" jawab Mark
"Lobet banget itu mau mati" kata Haechan sedikit serius
"Udah" jawab Mark, maksudnya udah lagi di cas

"Kaka ga makan, perutnya belum di isi apa-apa. Makan sana"

"Iya, tapi jangan di matiin ya, bentar aja terus makannya disini"

"Ya ya ya" balas Haechan malas.

Setelah sudah mengambil makanan. Mark kembali lagi masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Dirinya berhadapan dengan ponsel Yang menampilkan Haechan sedang sibuk sendiri

"Lagi ngapain sih?" Tanya Mark kepo merasa terabaikan
"Ini lagi nge'jahit baju" jawab Haechan fokus tanpa melihat Mark

"Gampang beli lagi nanti" ucap Mark enteng, masalahnya Mark Jadi tidak mood makan jika Haechan mengabaikannya seperti ini

"Gampang banget mulutnya kalo ngomong. Ini tuh baju kenang-kenangan" tunjuk Haechan membeber baju tersebut menunjukkan rapihnya hasil jahitan.

Mark Inget Haechan mendapatkan baju itu dari pasar malam. Waktu dulu mungkin 2tahun yang lalu tapi Haechan masih menggunakan nya.

Mendapatkan baju itu tidak dengan uang tapi dengan effort Mark sendiri memainkan game sederhana dan memenangkannya lalu Haechan memilih hadiah baju tersebut yang tergantung apik didekat boneka kecil

light of my life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang