Chapter 10

24 0 0
                                    

Kalau kata Bang Hammam kala itu setelah mengerjakan salat fajar, maka kekayaan Elon Musk, Bernard Arnault, dan Jeff Bezos mah lewat.

SYA
_____________

Jangan dikira menjadi bagian dari seksi humas pada acara LensHouse kali ini hanya diberi tugas menghubungi media partner dan sebar undangan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan dikira menjadi bagian dari seksi humas pada acara LensHouse kali ini hanya diberi tugas menghubungi media partner dan sebar undangan saja. Lebih dari itu, aku juga harus memastikan bahwa narasumber yang diminta untuk mengisi acara telah hadir tepat waktu. 

Mungkin keberuntungan saat ini belum berpihak padaku. Aku sudah memutari ballroom hotel ini hingga bolak-balik parkiran tetap saja aku tidak menemui Rahsya. Padahal dalam waktu 15 menit lagi ia akan tampil menjadi leader di sesinya nanti. Sudah beberapa kali kuhubungi namun nomornya tidak aktif. Ia memang kurang puas merepotkanku semenjak aku menjadi asistennya.

"Sya, sudah coba kamu hubungi lagi?" tanya Kak Zayyad menghampiriku. Ternyata dia juga sedang mencari spesies manusia yang tengah aku cari.

"Sudah coba saya telpon tapi calling terus," jawabku sambil mencoba recall pada nomor yang sama untuk kesekian kalinya.

Kak Zayyad juga sudah tak tahu akan berbuat apa. Ekspresinya kali ini cukup menggambarkan bahwa dia sangat kebingungan, apalagi dia sebagai koordinator seksi humas yang mana bertanggung jawab untuk meng-handle semua job desk di seksi ini.

Aku mencoba untuk menghubungi nomor pak Sahid yang sempat Rahsya beri kepadaku untuk kepentingan akomodasinya saat menghadiri rapat di luar kantor. Belum sempat aku menekan tombol 'call', ada seseorang yang memanggilku.

Saat kumendongak, kudapati manusia yang kucari dengan santainya berjalan menghampiriku dan Kak Zayyad dengan sebotol air mineral di tangannya. Aku membuang napas gusar.

"Sya!" Panggilnya.

"Jadi panitia itu kerja, bukan berduaan. Mana ekspresinya kaya nunggu angkot lagi," tuturnya yang membuatku jengah. Iya, yang dimaksud angkot ya situ, ujarku dalam hati.

"Ruangannya di mana, sih? Saya cari dari tadi enggak ketemu. Ternyata di sini," lanjut Rahsya.

"Justru Anda yang di mana? harusnya Anda sudah di tempat minimal lima belas menit sebelum sesi dimulai," jawabku dengan nada datar.

"Oh, ya, sudah. Ayo."

Tiba-tiba dia menarik ujung lengan bajuku. Merasa tertarik, aku terhuyung ke depan dan terpaksa mengikuti langkahnya sebelum aku menarik paksa tanganku.

"Kenapa? katanya sesi saya segera dimulai?" ucapnya saat aku menarik tanganku.

"Maaf, Anda enggak perlu tarik-tarik saya seperti itu. Saya bisa jalan sendiri," ujarku dingin.

"Oh, maaf, tadi refleks."

"Cepat antar saya ke ruang persiapan," lanjutnya.

Karena kita sudah melihat tayangan kilas balik LensHouse, selanjutnya akan kita hadirkan  seseorang yang inspiratif, perwakilan dari salah satu perusahaan studio terbesar dan merupakan ketua Lenshouse Community angkatan 26, yaitu Raffasya Rahsya Asy-syauqi. Beri tepuk tangannya yang meriah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang