Keputusan Sulit

67 0 0
                                    

Setelah dikabarkan Rangga akan main kerumahnya, Clara sangat senang dan antusias. Saking senangnya Clara suka senyum-senyum sendiri.

"Itu siapa nduk (panggilan anak perempuan dalam bahasa jawa)..?"
Tanya mamanya Clara.
"Dia mas Rangga ma, orangnya baik kaya pula ma." Clara menjawab ibunya.
"Lhoo kok kamu liat kekayaan nya? "
"Ya yang penting dia baik sih sama aku."
"Kamu pacaran?" Tanya ibunya
"Belum sih baru deket aja."
"Ya jangan berharap lebih dulu nanti kecewa, dia belum tentu sayang kamu sapa tau dia cuma baik saja." Ibunya menasihatinya
"Ya kita lihat nanti lah ma."
Padahal sebenernya dia sudah lebih 'intim' dengan Rangga. Cuma sampai sekarang Rangga belum bilang kalau mereka pacaran.

Shoot terakhir sudah selesai, Rangga yang sejak datang memang sudah chat dengan Clara akhirnya mengabarkan kalau dia mau kerumah clara. Sekitar menjelang sore rangga tiba di rumah Clara. Suasana daerah rumah clara sangatlah asri, masih banyak sawah dan banyak pula masyarakat yang hidupnya sederhana dengan bertani atau berternak . Mobil Rangga yang terlihat agak mewah menjadi pusat perhatian warga desa clara karena sangatlah jarang mobil dengan plat nomor ibukota mampir ke desa mereka. Rangga menghentikan mobilnya di rumah sesuai petunjuk Clara, rumahnya berada di sebelah sungai yang jernih serta masih terlihat jelas sawah disekitarnya. Memang untuk ukuran rumah Clara tidak besar, namun sangat asri halaman rumahnya cukup luas bisa lah memuat 5 mobil.
"Finally sampai sini juga.." Clara dengan senyuman langsung mencium tangan Rangga.
"Iya dong nanggung mumpung deket, oya ini buat orang-orang rumah." Rangga membawakan 3 dus Donat untuk keluarga Clara.
"Ayo sini masuk, ini mama ku mas." Clara sambil memperkenalkan
"Sore bu, saya Rangga temannya Clara."
"Oohh iya nak, tak kira pacarnya rara.?
Ujar ibunya clara
"Ohh itu hampir bu hehehe dikit lagi." Jawab Rangga sambil ketawa
Rangga pun masuk kerumah clara yang sangat sejuk dan dia dikenakan oleh semua keluarga Clara mulai dari ayahnya, dan adik-adiknya. Foto poster clara yang menjadi endorsed produk Diana pun di cetak besar dan di pajang dirumahnya.
"Ma ini fotonya yang motret mas Rangga lho.." jelas clara

Rangga duduk di ruang tamu bersama ayah dan ibu clara mereka berbincang-bincang tentang latar belakang Rangga dan kesibukannya.
"Jadi nak Rangga itu suka buat iklan-iklan gitu ya.?" Tanya ayahnya Rangga
"Iya pak, ya kecil-kecilan yang penting bisa beli rokok.hehe "Jawab rangga merendah.
"Halah beli pabrik rokok kali mas hehehe" Kata clara
"Ngomong-Ngomong soal rokok, ra Disini beli rokok dimana ya?" Rangga melihat kotak rokoknya sudah habis.
"Ohh ya dah bentar, jerrii jerrrr...sini dah bentar." Clara memanggil adik nya yang sedang bermain di depan rumahnya.
"Ini tolong beliin rokok buat mas Rangga di warung lek' sum."
"Nih pake ini aja, sekalian beliin bapak rokoknya." Kata Rangga sambil membuka dompetnya. Jerry adik clara yang masih SMP, sedangkan adik yang paling kecil febrina masih SD kelas 4. Tak lama Jerry kembali dari warung, sambil memberikan rokok rangga dan ayahnya serta kembalinya.
"Udah ga usah kembalinya kamu pake buat jajan aja sama adik kamu."Kata Rangga sambil mengambil rokok
"Loh, ya wis makasih ya mas bisa beli skin nih aku.." kata Jerry kegirangan.
Keluarga clara dibilang kaya ya tidak, dibilang kekurangan juga tidak. Mereka tampil sederhana sekali, ayahnya seorang peternak ikan dan ibunya membuka jasa Jahit dirumahnya.
"Nak, kamu nginep sini aja dari pada di hotel Jauh lho dari sini Nanti tidur di kamara Jerry saja biar dia tidur sama clara."ibu clara menawarkan.
"Bu nanti saya ngerepotin," Jawab rangga sungkan
"Udah gak apa mas, lagian RT nya kan ayah, kan bila tamu menginap suruh lapor RT, lah ini RT nya ayah." Kata Clara sambil bercanda.
"Ohya kamu mau ke jogja kan abis ini, aku ngikut deh sekalian kejakarta."
Sambung clara.

Rangga akhirnya menginap, saat malam hari pun dia langsung tidur karena kelelahan sehabis shooting. Paginya rangga diajak clara jalan-jalan keliling tambak ikan milik ayahnya. Rangga tak lupa membawa kamera untuk mengabadikan pemandangan desa Clara yang ada di kaki gunung. "Kamu ke jogja berapa hari mas?"Tanya clara
"Sehari paling, besoknya pulang." Jawab rangga yang sibuk dengan kameranya
"Ohh ya udah, kita tidur rumah bude kamu?"
"Gak lah, hotel aja disana ribet banyak orang. Gak apa-apa kan?" Jawab Rangga
"Mmm gak sih, cuma aku lagi merah nih, ga bisa dong..." clara sambil senyum'
"Ya ampun, emangnya isi kepala aku itu doang apa? Kamu mikirnya gitu deh" rangga sedikit ketus
"Iyaa iyaa, kan aku takut kamu bete makanya aku disclaimer dulu mas."
"Ya aku akui sih kejadian waktu itu ga bisa aku lupain, cuma bukan berarti aku harus selalu gitu dong." Rangga menjelaskan.

Tante Dee | Wild Desire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang