Ryuna meremas kencang pakaiannya dengan perasaan gugup saat Jang Ku menghentinkan perkataannya.
Kedua penjaga itu menatap kearah Jang Ku dengan tatapan penasaran menunggu kelanjutan perkataannya.
"Dia? Dia kenapa?" Kata penjaga itu.
Jang Ku memasang wajah sedih ketika melanjutkan perkataannya lagi. "Paman Liu hanya memberikan surat ini pada ku melalui burung merpati."
Lalu Jang Ku menyerahkan selembaran kertas pada kedua penjaga itu.
"Aku pernah mendengar bahwa Liu Dachui pernah menyebut keponakannya yang sangat pandai memasak." Kata salah satu penjaga itu setelah membaca isi surat yang diberikan Jang Ku.
Jang Ku menghela napas lega setelah menurunkan sedikit kecurigaan para penjaga didepannya. Sebelum satu pertanyaan mencuat dari salah satu penjaga itu.
"Lalu pemuda ini?"
"Ahh... orang ini? Sebenarnya ada yang terjadi ketika aku baru saja ingin menemui Paman Liu." Ujar Jang Ku sedih.
Kedua penjaga itu mengerutkan dahinya bingung mendengar perkataan berbelit-belit milik Jang Ku.
"Apalagi sekarang?!" Geram penjaga itu.
Jang Ku membuang napasnya lelah lalu bergegas memasang wajah semenyedihkan mungkin.
"Saat aku ingin menemui Paman Liu saat itu Paman ingin menemuiku diperbatasan Hutan Hantu. Saat itu ada sekelompok orang sedang melakukan pertarungan. Dan saat itu juga kita diserang oleh mereka. Paman Liu terluka parah dan aku bertemu dengan tabib."
"Dan dia adalah orang disebelah ku. Awalnya Paman Liu menolak untuk diberikan perawatan tetapi karena tabib ini juga berasal dari kota Shuni Paman Liu memutuskan untuk merawat lukanya. Tetapi karena lukanya terlalu parah. Paman Liu meninggal karena kehabisan darah." Terang Jang Ku sembari mengusap air matanya sendiri.
Kedua penjaga itu menatap terharu pada cerita kebohongan Jang Ku.
"Cepatlah tunjukan identitas mu sebagai bagian dari kami!" Sahut Jang Ku pada Ryuna.
Lalu kemudian Ryuna memberikan tanda pengenalnya pada kedua penjaga itu.
Kedua penjaga itu menatap Ryuna dengan penuh kecurigaan. Sebelum terlalu lama menumbuhkan kecurigaan maka Jang Ku dengan cepat berkata.
"Jika kedua paman ini tidak mempercayaiku. Kalian bisa memeriksa makam Paman Liu diperbatasan." Kata Jang Ku memberikan sebuah penawaran.
Salah satu penjaga itu berbisik pelan. "Ketua melarang kita untuk keluar dari Hutan setelah kejadian didesa kemarin." Bisik penjaga itu membuat Jang Ku yang mendengarnya bernapas lega.
Dengan terpaksa kedua penjaga itu mempersilahkan keduanya untuk masuk kedalam markas besar itu.
Jang Ku dan Ryuna kembali melangkahkan kakinya setelah melewati satu rintangan dari para penjaga.
"Sepertinya dewa benar-benar menguji hidup ku." Gumam Jang Ku pelan.
Sama halnya dengan Ryuna yang tidak kalah gugupnya dengan kejadian tadi yang hampir menggagalkan rencananya.
"Dari mana kau tahu cerita Liu Dachui paman mu?" Tanya Ryuna penasaran.
Jang Ku mencibir dibuatnya lalu tersenyum tipis. "Tentu saja aku mengarangnya."
"Aku tidak sedang bercanda! Tao-Pang Lin!" Balas Ryuna dengan penuh penekanan.
"Jika kau ingin tahu. Kemarilah!" Kata Jang Ku.
Ryuna pun dengan patuhnya mendekat kearah Jang Ku. "Kemarilah! Sedikit lebih dekat lagi!"
Dengan gerakan geram Ryuna kembali mendekatkan dirinya pada Jang Ku yang hasilnya jarak keduanya terkikis semakin mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHER
Historical FictionBUKAN NOVEL TERJEMAHAN Beberapa Elemen yang kita jumpai di dunia adalah hal yang sangat berguna. Walaupun ada beberapa yang saling bertolak belakang. Jang Ku adalah Putra Mahkota yang berperilaku bodoh dan congkak milik wilayah bagian Langit. Wilay...