Ryuna melanjutkan perkataannya lagi. "Saat itu aku mendengar Tabib Yu mengatakan bahwa semua pasukan yang berada disini sudah tidak pernah keluar dari markas ini sejak mendengar peristiwa pertama kali di desa itu."
Jang Ku mendengarkan perkataan gadis itu dengan seksama. Sepertinya jika dipikir-pikir kembali memang ada sedikit kejanggalan tentang keberadaan markas ini dan orang yang berada di tempat ini.
"Coba kau bayangkan jika mereka memang terlibat secara langsung dengan pemberontakan di desa itu, mereka tidak perlu menghemat bahan pangan mereka dan bisa dibilang semua orang disini tidak semenakutkan itu." Lanjut Ryuna lagi.
Jang Ku mengerutkan dahinya. "Maksud mu orang-orang ini bukan bandit yang menyerang warga desa?"
"Ini baru dugaan ku saja, bisa jadi kelompok ini hanya menjadi kambing hitamnya saja." Jawab Ryuna dengan sedikit ragu-ragu.
Jang Ku terdiam sejenak sebelum tiba-tiba sebuah burung pengantar pesan datang menghampirinya. Dimana sudah pasti orang-orangnya yang mengutus burung itu.
Jang Ku membuka untaian kertas yang terikat pada kaki burung itu. Jang Ku membaca surat itu dengan serius.
"Dari siapa surat itu? Orang mu?" Ryuna bertanya-tanya setelah Jang Ku selesai membacanya.
Jang Ku mengangguk dan memberikan surat itu kepada Ryuna untuk gadis itu baca.
"Kita di kelabuhi sebelumnya memang terjadi perpecahan diantara dua kelompok ini. Dan sialnya kita salah memasuki kandang." Kata Jang Ku mengumpat kesal.
Tentu saja Jang Ku merasa kesal lantaran semua usahanya seperti berjalan sia-sia. Bukan untuk membasmi kelompok bandit itu melainkan dirinya lah yang telah di jebak.
"Tidak sepenuhnya sial, kita masih bisa menyusun rencana lagi dan untuk penyembuhan racun mu nanti." Kata Ryuna setelah melihat kekesalan Pangeran itu.
"Kau membawa pena?" Tanya Jang Ku.
Untungnya Ryuna yang profesinya sebagai tabib yang selalu membawa alat tulis kemana pun akhirnya menyerakannya pada Jang Ku.
Jang Ku menuliskan beberapa pesan yang akan ia kirim kan pada Yu Gyeom. Jang Ku menuliskan untuk mengubah rencana mereka dan meminta Yu Gyeom untuk kembali ke istana.
Dari informasi yang Yu Gyeom dapatkan. Desas-desus menghilangnya Pangeran Kerajaan Langit semakin menyebar ke seluruh ibukota. Dan lagi dengan keadaan Pangeran Jang Ku yang terkenal sakit-sakitan membuat seluruh warga ibukota mengira Pangerannya telah tewas.
Istana Kerajaan Langit
Suasana aula kerajaan tempat Yang Mulia Raja mengadakan rapat untuk membahas permasalahan kerajaan kembali menjadi tegang.
Yang Mulia Raja nampak gusar setelah mendengar kabar bahwa Pangeran satu-satunya Kerajaan Langit dikabarkan menghilang.
"Raja ini tidak peduli dengan apapun, cepat perintahkan pasukan militer untuk mencari Putra Mahkota sekarang juga!!" Teriaknya marah memerintahkan untuk segera mencari keberadaan keponakannya.
Seketika suasana didalam aula kerajaan itu semakin tegang dengan mendengar kemarahan Sang Raja.
Utusan penasihat pertama maju mengambil langkah untuk berada ditengah-tengah dan bersujud menghadap Yang Mulia Raja.
"Mohon Yang Mulia Raja untuk bersikap tenang dan menarik perintah tersebut!" Ucapnya sembari bersujud.
Yang Mulia Raja geram dibuatnya. Bagaimana bisa ia bisa bersikap tenang jika Pangeran Putera Mahkotanya menghilang.
"Kau!" Yang Mulia Raja menunjukan kemarahannya sembari menunjuk penasihat pertamanya.
Melihat situasi semakin memanas sang penasihat kedua pun akhirnya mengambil langkah tepat disamping penasihat pertama, dan juga bersujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHER
Historical FictionBUKAN NOVEL TERJEMAHAN Beberapa Elemen yang kita jumpai di dunia adalah hal yang sangat berguna. Walaupun ada beberapa yang saling bertolak belakang. Jang Ku adalah Putra Mahkota yang berperilaku bodoh dan congkak milik wilayah bagian Langit. Wilay...