6. bakar bakar

28 4 4
                                    

jangan lupa follow sebelum membaca, spam vote and komen tsay

happy reading gays

***

"kil, gimana ini, gw bingung banget, mana ibuk gabisa di telfon lagi, aduhh.." panik tsabita, karena barang perlengkapan untuk bakar² dia ada yg ketinggalan

"tenang, lo tenang dulu, kalo lo panik begini, gw jadi gabisa mikir tau ga" ujar sakila dengan sedikit panik, namun masih bisa tenang

"lo kenapa?" tanya sigit sambil memakan chiki yg baru saja di beli nya di kantin

"ini, panggang an si sasa ketinggalan, nyokap dia gakbisa di hubungi, makanya dia panik begini. gw juga bingung, gimana cara ngambil nya ini" terang sakila. sekarang ini emg blm istirahat, tapi sedang jamkos, karena guru² pada rapat

"alah sok panik, jadi guna nya aflah apa coba?" ucap Sigit dengan santai

"gw tadi udah bilang begitu njir, sama aja si sasa nya yg gamau. lo tau sendiri kan, kemaren orang ini habis emm anu.. loohh"

"bisa diem ga?!" kesel tsabita, karena 2 teman nya ini sangat berisik

"waduh santai bro, udah lo tenang aja, biar gw bilangin ke aflah. udah, gada penolakan" sahut Sigit, lalu pergi meninggalkan meja tsabita dan sakila

"taa.. tapii. gw, tkt kil" lirih tsabita dengan menundukkan pandangan nya kebawah

"udah, lo tenang aja, percaya sm gw" bls sakila sambil mengelus tangan tsabita. sakila emg paling pandai untuk menenangkan sahabat nya itu

"ii, iiya" ucap tsabita

disisi lain, sigit telah sampai di meja aflah and the geng, yg berada di belakang, murid teladan, biasalah..

"woii bang plehh" panggil sigit, sambil menepuk pundak aflah yg sedang mabar bersama anak antarez tmen sekelas mereka jg

"ha? napa git?" tanya aflah, tanpa melepaskan pandang an dari HP nya itu

"itu noh kanjeng ratu lo, butuh bantuan" balas sigit dengan santai

"siapa?" tanya aflah sekali lagi, karna emg dia sedang fokus bermain game

"si tsabita la, sapa lagii bege" jawab sigit kesel

"ohh, butuh bantuan apa emg nya?" tanya aflah masi dengan posisi yg sama

"ahh banyak tanya lo, mending lo tanya sendiri noh ke orang nya. siniin HP lo, biar gw aja yg naikin rank lo, tenang hoki kok dilawan" jawab sigit dengan membanggakan dirinya lalu menarik HP milik aflah

"gw duluan. awas lo kalah, tinggal nama lo abis ini" ancam aflah

"eehh iyaiya boss, tenang ajaa" jawab sigit dengan gemeter, ia takut karna aflah ga perna main² dengan ucapannya

"em, sa?" panggil aflah, sesudah di meja tsabita dan sakila

"widih dateng jg yg ditunggu² udah, gausa banyak tanya, buruan sono. nanti klo guru masuk, gw izinin dah, cepett buruu" gercep sakila, sambil mendorong kedua remaja tersebut

saat di lorong sekolah, mereka tidak ada berbicara sama sekali, bahkan mereka tidak jalan berdampingan, melainkan aflah duluan jalan, dan disusul oleh tsabita.

"gw ga bawa helm cadangan, bentar lo mau nunggu sini ngga? biar gw tanya okta, dia bawa apa ngga" tanya aflah canggung

"ini, ini kan helm kila, uda ga usah izin, bawa aja. gamungkin orang itu marah, cm gara² gini aja" jawab tsabita tak kalah gugup sambil mengambil helm bogo bermotif paus milik sakila

kilataaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang