Rata-rata Timer selfi

42 29 44
                                    

Detik itu, Caca tidak paham. Otaknya berjalan lambat dalam menerima perintah itu. Sebenarnya lebih ketidak mengerti tentang siapa Alaina. Siapa memangnya dia? Kenapa Hanin berkata seperti itu.

Hingga saat mereka sudah turun dari taksi dan Hanin sudah masuk ke rumah, barulah Caca tersadar sesuatu. Mengapa Caca tak menyadari itu sedari tadi? Saat mereka tengah di mobil, kala mereka canggung hendak bersikap bagaimana melihat Uma masih meneteskan air mata mengenang mendiang suaminya. "Han!" panggil Caca kemudian, langsung menghambur masuk ke rumah sepupunya tanpa permisi, membuat Ula dan anaknya ikut terkesiap.

"Gue capek, Ca, mau rebahan," erang Hanin yang lebih terlihat kabur dari Caca.

"Han, gue mau nanya!" Caca tak menghiraukan penolakan terang-terangan sepupunya, anak Tunggal Uma itu berlari menyusul, ikut naik ke kasur Hanin. Di luar, terdengar suara Ula yang berteriak tentang anak laki-laki tak boleh berduaan dengan perempuan di kamar. Kakak perempuan Uma itu memang sebelas dua belas tabiatnya. Tak menganggapi seruan tantenya, Caca memberondongi Hanin dengan tanya. "Lara itu ... Lala?" Terkuak sudah nama Lala sebenarnya.

Hanin melirik sebentar, tertawa sarkas kemudian. "Oh, lo udah sedeket itu ya?"

Merasa dihina dengan kurva dibuat-buat itu, Caca ikut merebahkan diri di samping Hanin. "Apa maksud lo?" Caca hanya berusaha agar Hanin tak melihat ekspresi tersinggungnya, enggan membuat perempuan yang paling dekat dengannya itu merasa harus menjaga jarak. Dilihatnya Hanin sudah sibuk dengan ponselnya, membuka sosial media: Instagram. Beberapa detik kemudian, disodorkannya gawai tersebut oleh pemiliknya.

"She's rando, she's freak, she's ugly, she's just look like, oh, God, I sounds crazy."

Tangan Caca menguasai ponsel tersebut, dilihatnya profil Instagram seseorang yang dimaksud. Profil Lara—Lala. Ada tiga unggahan, beberapa sorotan, juga foto profil. Terpampang wajah Lala di bulatan sebelah kiri, penuh wajah Lala. Lalu ada beberapa sorotan, berjudul rando seperti kata Hanin (bukan berjudul r-a-n-d-o, tapi judul-judulnya rando), yang meski itu hak Lala ingin menamainya apa. Tapi bisa dibilang, kata rando memang tepat untuk akun Instagram ini. Foto profilnya yang mencolok, juga sorotan yang tak teratur, membuat ini ternilai tak berestetika. Digulir ke bawah, Caca mendapat tiga unggahan. Unggahan pertama, foto novel-novel jaman dulu berserakan, dengan deskripsi berbahasa Inggris. Mungkin gadis itu mengunggah tugas sekolahnya di akun utama, bukan di akun kedua seperti kebanyakan orang.

Unggahan kedua, Caca menemukan foto yang memunculkan kernyitan di dahi. Di situ, ada foto benda kecil seperti dompet berbentuk gajah berwarna biru. Setelah digeser gambar ganah itu, ada foto Lala yang nampak tengah tersenyum manis. Unggahan itu berdeskripsi "Always ada akuh." Bagian ini Caca tak setuju dengan labelisasi rando Hanin. Jelas-jelas di sini Lala sedang mencoba untuk mencintai diri sendiri.

Foto selfi Lala muncul di unggahan ketiga, dia mengenakan kardigan biru muda, duduk di kursi taman. Senyumnya melengkung indah, cahaya matahari hangat menerpa kulitnya, menambah suasana terasa ramah. Kali ini, tak ada deskripsi di bagian bawahnya.

Keluar dari unggahan, Caca mengamati beberapa sorotan Lala. Yang berjudul bdp hanya menunjukkan beberapa foto bricks dan diamond painting, mungkin bdp itu berkepanjangan bricks diamond painting. Lalu ada sorotan berjudul pw. Yang ini Caca tak terpikirkan apa maksudnya saat membuka sorotan tersebut. Isinya ada beberapa foto laki-laki tinggi dan berkurva manis, matanya sipit dan berkulit putih. Sorotan itu penuh dengan suntingan kecil untuk tiap foto cowok itu, beraudio lembut bak suasana kasmaran. Atau memang ini pacar Lala?

"Itu pacarnya," ujar Hanin tanpa diminta, dia mengambil lagi ponselnya. "Pacarnya kelas 12-2, Lala ini kelas 12-4. Menurut gue, njomplang banget mereka tuh. Bukan couple goals, BIG NO. Cowoknya tinggi, putih, matanya sipit, rambutnya ganteng, badannya look cozy to hug, dia juga tiga besar, terus anak orang kaya lagi. And gue mikir keras perihal kenapa cowok kayak gitu bisa suka sama cewek pendek bantet butek dekil item gak megang skincare and otak pas-pasan kayak Lara?"

ManiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang