Seperti Huruf B

1 0 0
                                    

Hari pementasan busana daur ulang semakin dekat. Para kaum hawa di kelas Caca semakin sibuk dan sering ribut berebutan pendapat tentang gaun yang mereka buat, yang kemudian mereka akan menyeret Caca agar ketua kelas mereka itu yang memutuskan. Hampir sebulan terlewati, selama itu pula Eca sudah menjadi tetangga Hanin dan Caca. Beberapa kali laki-laki itu juga diminta mengantar Eca pulang karena permintaan Uma. Jalinan persahabatan yang baru dimiliki Uma dengan Ibu Eca membuat Caca rempong. Dari menjemput Eca agar ke sekolah bersama, hingga membantu Eca menyiapkan acara syukuran di rumahnya. Semuanya Caca lakukan tanpa minat, tanpa senyum, tanpa fokus. Dalam hal keterpaksaan ini, Hanin angkat tangan. Sepupunya itu pura-pura cedera, sakit, bahkan pingsan saat Caca hendak minta pertolongan.

"Dua hari lagi, coy, siapa ini yang jadi mempelainya?" seru Hanin panik, dia memperhatikan gaun yang telah terpasang rapi di manekin. Tinggal aksesorisnya saja yang belum selesai.

"Menurut gue Caca cocok sama Eca," seru salah murid di kelas.

Caca menghembuskan napas kasar. Bukan sekali dua kali dia mendengar comblangan lancang untuk dirinya dan Eca.

"Lo mau kan, Eca? Jangan egois dulu deh, gue sama yang lain ngaku burik gak good looking, lo juga cocok sama Caca, lo aja ya, Eca?" Murid-murid perempuan mulai mengerubungi Eca. Eca menolak halus dengan tawa anggun, membuat Caca yang melihatnya berdecih.

"Berharap, ya, lo?" goda Hanin sambil tertawa kencang.

Caca memutar bola mata malas.

Tiba-tiba Hanin berdiri, dia berseru, "Caca mau kok kalo Eca yang jadi model cewe! Nah, Eca, Caca, belajar posenya, ya, yang keren and bisa bikin penonton teriak-teriak pokoknya." Satu kelas berseru heboh, siulan menggoda kedua model pun terdengar.

Caca menghela napas berat. Hanin suka sekali membuatnya susah. Netra malas Caca kemudian melirik ke kanan, ke tempat di mana Eca berada. Ternyata Eca menatap ke arahnya juga, kini mereka saling pandang. Hingga pertemuan netra mereka terputus kala Caca memutar bola mata malas lalu menutup mata, tidur.

...

"Semangat dong, sepupu!" ledek Hanin sambil tertawa terbahak-bahak. Melihat Caca yang ogah-ogahan mengeluarkan motornya dan pergi menghilang di kelokan jalan membuat Hanin puas.

Sedangkan Caca memutar bola mata malas. Dia mengendarai motornya menuju kediaman tetangga barunya. Siapa lagi kalau bukan Eca. Teman sekelasnya itu sudah satu bulan tinggal se-RT dengannya. Eca yang tiap pagi diantar ke sekolah melewati depan rumah Caca membuat cowok itu mulai terbiasa akan kehadiran Eca di sekitarnya. Dan sekarang, musibah datang menghampiri Caca. Caca diperintahkan teman sekelasnya untuk berpasangan dengan Eca saat peragaan busana dua hari lagi. Ini dadakan. Sepertinya waktunya tak akan sempat.

"Mungkin kitab isa dansa kayak masa kerajaan klasik?" usul Eca saat Caca sudah tiba di rumahnya. Mereka henya berdua di ruang tamu dengan pintu utama terbuka lebar, membiarkan orang di luar bisa melihar mereka. Eca melakukan itu agar taka da fitnahan tetangga.

"Gak, terlalu biasa," tolak Caca mentah-mentah. Sedari tadi, sorot mata Caca layu, malah terkesan dingin. Respon cowok itu juga ogah-ogahan. Membuat Eca yang berusaha setengah mati memikirkan ide bagus agar situasi ini cepat usai merasa tak dihargai.

Sebenarnya, Eca tak mau berada dalam kondisi seperti ini. Perasaan suka terhadap ketua kelasnya itu memang nyata, namun Eca jadi canggung sendiri jika situasinya seperti ini. Tapi tak bisa dipungkiri jika Eca bersyukur bisa berduaan dengan Caca. Eca menghela napas lelah. Entah harus ide bagaimana lagi untuk membuat Caca menyetujui usulnya.

"Gimana kalo ini?" Pertanyaan Caca di luar dugaan Eca. Pria itu menyodorkan ponselnya, menunjukkan video anime. Di sana ada dua laki-laki dan satu perempuan. Salah satu laki-lakinya menggenggam pistol, bersiap menembak sang perempuan. Namun laki-laki yang lain segera berlari menghampiri si perempuan. Tapi terlambat. Peluru telah lebih dulu menembus dada sang perempuan. Kemudian dia terjatuh dalam dekapan lelakinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ManiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang