04.

517 125 13
                                    

Satu-satunya kesempatan baik yang Noara miliki untuk menolak Harvor adalah saat pria itu datang bersama kedua orangtuanya untuk melamarnya. Namun, melihat raut bahagia kedua belah pihak orangtua dan merasakan sendiri jantungnya yang masih berdebar kencang untuk pria itu membuat Noara memberikan kesempatan lain pada hubungan ini. Mungkin saja, ia bisa memantapkan pilihannya malam ini saat Harvor mengajaknya untuk pergi.

Apa ini kencan pertamanya bersama Harvor? Bisa dibilang begitu, pria itu berjanji untuk menjemput dan membawanya makan malam, hari ini.

Sebenarnya ia sudah sering makan bersama Harvor, pergi berdua pun sudah tak terhitung jumlahnya.

Tetapi kali ini berbeda.

Berbeda? Lihat saja pakaian Harvor yang kini sudah berada di hadapannya untuk menjemputnya.

"Arve? Sepertinya aku salah dresscode. Apa aku harus masuk dan berganti pakaian?" tanya Noara meneliti Harvor dari atas ke bawah, pria itu tampak sangat rapi dengan sebuah jas. Rambutnya bahkan diatur dengan begiti sempurna, sudah lama ia tidak melihat Harvor dengan penampilan seperti ini.

"No," mengulurkan tangannya untuk membantu Noara turun. Ia menyukai dress sederhana yang dipakai oleh Noara, perempuan itu tampak sangat cantik dan anggun. "You look great," pujinya sembari menggandeng Noara, menuntunnya masuk ke dalam mobilnya.

Now he's in my hands, Noara berseru dalam batinnya, Behaving like a true gentleman.

Harvor yang ia kenal dahulu mulai kembali, akan tetapi kali ini dengan versi yang lebih baik. Pria ini memperlakukan Noara dengan sangat lembut, apa ia tengah bersungguh-sungguh untuk membuktikan ucapannya?

Tanpa melakukan apa pun hati Noara sudah berlabuh dan terisi sepenuhnya dengan Harvor, lalu sekarang dengan semua usaha yang Harvor berikan, bagaimana bisa ia tidak luluh?

Namun di satu sisi ia juga takut, ia takut pada semua harapan ini. Ia takut pada perasaannya sendiri untuk Harvor, bagaimana jika keputusannya salah?

Bagaimana, jika keputusannya untuk memilih dan bersama Harvor justru melukainya?

"Ini pertama kalinya aku melihatmu memakai pakaian seformal ini."

"Kau menyukainya?" tanya Harvor menatap lembut ke arah perempuan yang berada di sisinya.

"That fits you so well."

"Kalau kau menyukainya, apa aku harus mengganti gaya pakaianku menjadi seperti ini?"

Noara tertawa kecil sebelum menimpali, "Pakai saja apa pun yang membuatmu nyaman Arve, jangan merubah apa pun untukku. Aku menyukaimu apa adanya."

"Jadi kau menyukaiku, Noa?" tanya Harvor sengaja menggoda sahabatnya itu, membuat wajah Noara memerah. "Setelah kita menikah, kau bisa sering melihatku seperti ini."

Harvor meraih tangan Noara, menggenggamnya erat dan membawanya naik ke atas pangkuannya. Sekilas pria itu tersenyum ke arah Noara sebelum kembali fokus pada jalanan, tanpa memikirkan jantung Noara yang mungkin akan meledak akibat perlakuan pria itu.

 Sekilas pria itu tersenyum ke arah Noara sebelum kembali fokus pada jalanan, tanpa memikirkan jantung Noara yang mungkin akan meledak akibat perlakuan pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Someone Else's HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang