Part 15

25 1 0
                                    

PART 15

"Sayang aku baru sampai di Sukabumi, kamu jangan lupa makan siang ya", Mentari mengirimkan pesan ke Rasya. Ia merasa bersalah atas kejadian tadi pagi saat ia disalahkan karena menelepon langsung. Sejak kemarahannya, Rasya belum menyapa Mentari kembali.

Ia mempersiapkan peralatannya untuk langsung presentasi di rumah client yang akan menggunakan jasa wedding organizer. Jadi tugas luar kotanya hanya berlangsung selama sehari saja. Mentari dan teamnya menyewa satu hari mobil beserta drivernya. Kali ini Mentari hanya di dampingi oleh dua orang stafnya. Cukup efektif untuk presentasi di kota yang tidak jauh dari Jakarta.

Jam sebelas siang Mentari sudah sampai di rumah client yang akan menggunakan jasanya. Berbagai persiapan sedang di lakukan. Andi salah seorang staffnya tengah mempersiapkan layar putih berukuran 100 x 70 cm. Sementara staf lainnya Mira, mempersiapkan proyektil yang akan dihubungkan ke laptopnya.

Dalam presentasinya, Mentari tidak mau menggunakan laptop. Ia lebih memilih menggunakan proyektil walaupun layar yang di bawa berukuran kecil. Ketika mereka sudah siap, pandangan Mentari tertuju pada sebuah bingkai foto kecil di atas sebuah laci panjang. Bingkai foto itu terletak di samping televisi berukuran besar.

Di dalam bingkai foto itu terdapat tiga orang. Dua orang wanita dan satu pria dewasa. Mentari mengenal satu wanita tersebut yang tidak lain adalah clientnya bernama Andina. Sementara wanita yang berada di tengah sedang berangkulan mesra dengan pria yang berdiri paling pinggir. Dan pria itu adalah Rasya.

Lemas sekujur tubuhnya menyaksikan pemandangan di dalam bingkai foto tersebut. Matanya mendadak berkunang-kunang. Dan kepalanya terasa berdenyut-denyut. Tapi Mentari masih bisa menguasai dirinya. Tanpa sepengetahuan client dan stafnya ia mengambil foto dengan kamera telepon genggamnya.

Kini ia duduk di samping kedua orang stafnya yang sedang serius bermain game. Ia mencoba fokus di presentasi ini. Tetapi matanya masih memandangi foto dalam bingkai kecil tersebut.

Siapa wanita di tengah itu. Apa Rasya memiliki wanita lain.. Kalau memang benar itu kekasih Rasya. Sungguh keterlaluan. Lirihnya

Sudah selesai dengan presentasinya, Mentari dan teamnya beranjak meninggalkan kediaman clientnya, Andina. Ada sesuatu yang membuat Mentari penasaran. Ia ingin bertanya siapa wanita yang di rangkul kekasihnya.

"Mentari terima kasih ya atas presentasinya. WO kamu sangat menarik", ujar Andina

"Sama-sama kak. Nanti kalau berminta kabari aja ya"

"Baik. Saya diskusikan terlebih dahulu ya dengan calon suami saya"

"Baik kak. Calon suami kak Andina yang ada di foto itu ya", tutur Mentari dengan menunjuk bingkai kecil yang tadi ia foto.

"Yang ini?". Tanya Andina seraya mengambil bingkai foto sebesar kartu pos dengan tangannya dan menunjukkan bingkai tersebut.

"Ini mah sepupu aku Rasya namanya. Ya saudara jauh sih dari generasi keberapa gitu, saya lupa. Tapi dia sering banget main ke Sukabumi. Dia stay di Jakarta loh Mentari, satu kota sama kamu. Dia ini pengusaha yang cukup sukses. Walaupun perusahaannya bukan perusahaan besar tapi dia bisa mandiri dan membuka lapangan kerja. Hebat ya", jelas Andina.

Iya saya juga tahu siapa dia. Geramnya dalam hati.

"Kalo yang di tengah ini pasti istrinya ya kak", pancing Mentari dengan memainkan nada dalam kalimatnya.

"Lebih tepatnya belum jadi istri. Tapi mungkin akan jadi istri"

"Mungkin akan jadi istri?", tanpa sengaja keluarlah kalimat yang ia sendiri tidak dapat menduganya akan berucap seperti itu.

IN LOVE WITH DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang