BAB XXVIII
Polisi menggiring Bintang ke luar dari ruang IGD dan membawanya ke dalam mobil polisi yang di parkir tidak jauh dari unit IGD. Diiringi ketiga orang kerabat Dara yang menyaksikan mobil itu berjalan keluar area rumah sakit.
Setelah dokter memberi tahu mengenai situasi yang dialami kakak beradik Bintang dan Jupiter,dan setelah polisi mengajukan beberapa pertanyaan ketiganya kembali ke kediaman keluarga Dara menggunakan taksi yang kebetulan masuk ke area rumah sakit. Di dalam taksi, Rahmad menelepon dan menceritakan semua ke istrinya. Keluarga Dara yang mendengar cerita dari Rahmad terkejut atas kejadian ini. Mereka terpukul. Terutama dara yang tengah mengandung benih dari Jupiter.
Ayah biologis dari anak yang di kandung Dara harus meregang nyawa oleh kakak kandungnya yang tidak lain calon suami Dara. Dan Bintang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah membunuh adiknya. Gadis yang selalu terlihat cantik itu sangat terpukul mendengar kabar terakhir Bintang dan Jupiter. Seperti ada beban ratusan kilogram di pundaknya. Ia sudah tidak sanggup lagi menahan semua cobaan ini. Gara-gara ulahnya semua terkena dampaknya.
Aku benar-benar bodoh. Aku tidak tahu kalau efeknya bisa sebesar ini.
**
Sudah hampir jam sebelas malam. Mentari belum mendapatkan kabar dari kedua adiknya. Berkali-kali ia menghubungi keduanya tapi tidak ada respon sama sekali. Ia tidak tahu harus mencari informasi dimana. Bertanya pada Dara tidak akan dilakukannya. Ia saat ini sangat membenci gadis itu. Bagi Mentari dialah tersangka utama masalah ini.
Benar saja yang dilihatnya saat ia dan mamahnya tengah berbelanja di sebuah mall beberapa waktu lalu. Mentari melihat Jupiter dan Dara sedang berada di sebuah kafe. Pasti saat itu mereka telah memiliki hubungan yang intim sekali. Karena kalau hubungannya tidak dekat, tidak mungkin Dara mengandung anaknya Jupiter. Pikirnya.
Mamanya tertidur di sofa ruang tamu sejak sesampainya di rumah. Ia perhatikan wajahnya. Sedih melihat mamahnya harus menanggung beban pikiran karena anak-anaknya. Mentari mengambil selimut di kamarnya, kemudian menyelimuti mamahnya yang sudah sangat pulas.
Jam di dinding terus bergerak membuat keadaan semakin tidak nyaman bagi Mentari. Ia belum juga mendapatkan kabar dari kedua adiknya. Menunggu dan terus menunggu dalam kecemasan. Kepalanya dipenuhi tanda tanya besar yang tidak tahu kapan akan terjawab.
Tiinngg...
Bunyi notifikasi dari telepon genggamnya yang sengaja ia atur bersuara agar ia cepat membukanya begitu ada pesan masuk atau panggilan telepon. Dari Bintang.
"Mba aku sekarang di kantor polisi. Nanti akan ada yang datang ya mba, ngga lama lagi. Abin minta maaf yang sebesar-besarnya udah bikin susah semuanya. Sampaikan maaf abin ke mamah ya mba"
"Abin ngapain kamu di kantor polisi. Piter di mana. Tadi dia nyusulin kamu. Kamu jangan bikin mba cemas. Yang mau datang siapa abin. Kamu pulang sekarang mamah nungguin"
Bintang tidak membalasnya, karena telepon genggamnya sudah di minta oleh polisi untuk di simpan. Di dalam ruang penyelidikan Bintang menangis, kepalanya bersandar ke tangannya yang diletakan di atas meja. Ia tertunduk lesu karena di depannya sudah bersiap polisi yang akan menginterogasinya selama beberapa jam ke depan.
Perutnya terasa lapar sekali sejak jam tujuh malam saat ia tiba di rumah Dara belum ada secuil makanan yang masuk ke tubuhnya. Polisi hanya menyediakan air mineral kemasan dalam gelas plastik. Hanya itu yang bisa ia konsumsi saat ini. Tapi segelas air mineral itu sudah membuatnya bisa menghilangkan dahaga.
Polisi mulai mengajukan pertanyaan satu per satu dari mulai biodata lengkap dirinya. Apa hubungannya dengan korban meninggal. Hingga kronologis terjadi pembunuhan terhadap Jupiter. Selama interogasi Bintang tidak bisa seratus persen fokus. Silih berganti wajah sang adik, mamah dan kakaknya melintas di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN LOVE WITH DARA
Ficción GeneralDara, adalah seorang gadis yang menjadi Manager di sebuah showroom motor. Dia menjalin cinta dengan seirang pria bernama Bintang. Seorang Supervisor di brand ternama. Kisah cinta mereka berawal dari pertemuan tak sengaja di Mall tempat Bintang beker...