Part 18

28 1 0
                                    

Part 18

Mendadak hening di kamar Mentari. Tangisannya berhenti seketika. Seolah pita suaranya sudah tidak mau mengeluarkan tangisan lagi. Mentari melepaskan pelukannya dari adiknya. Ia menarik nafas panjang dan mencari posisi yang nyaman untuk duduk di atas kasurnya yang berantakan.

Apa sebenarnya mba tari juga melihat mas Rasya jalan dengan wanita yang aku lihat di mall waktu itu. Atau mba tari melihatnya dengan wanita yang berbeda. Bintang mengaduk-aduk perasaan dengan kalimat yang bermunculan di pikirannya.

"Kenapa mba tari bisa bilang mas Rasya selingkuh?. Apa mba lihat mas Rasya dengan perempuan lain?"

Dengan punggung jari telunjuknya Mentari menghapus sisa air matanya yang masih membekas di bawah kelopak matanya yang membengkak. Lalu Mentari menceritakan apa yang terjadi ketika ia sedang presentasi di rumah clientnya. Ia juga menunjukan foto yang sempat ia ambil.

Bintang tersentak, foto wanita yang di tunjukan oleh kakaknya berbeda dengan yang ia lihat di mall tempat ia ditugaskan. Bagaimana mungkin mas Rasya bisa berbuat seperti itu. Dia berhubungan dengan tiga wanita sekaligus. Memang bajingan. Aku akan bikin perhitungan dengannya.

"Mba istirahat dulu, aku ambilin makan ya"

"Ngga abin, mba ngga mau makan. Mau tidur aja"

"Mba.. kalo mba ngga makan ntar mba sakit. Paling ngga sesuap dua suap kemasukan nasi. Mba tunggu sebentar. Abin bawain makan ke kamar". Bintang pergi ke dapur tanpa meminta izin lagi ke kakaknya. Ia mengambil sedikit nasi di tambah ayam goreng bumbu kremes kesukaan kakaknya.

Mudah-mudahan mba tari mau makan. Bintang menyadari kondisi yang dialami kakaknya sekarang sangat rentan akan berbagai gangguan psikologis. Ia akan mendampingi terus sampai kakaknya bisa melewatinya.

"Abin, gimana keadaan kakak kamu?", tanya mamahnya sewaktu ia ingin masuk ke kamar kakaknya.

"Mba tari sedang depresi mah, abin mau kasih dia makan", jawab Bintang pelan dengan menghampiri mamahnya yang berdiri thanya beberapa langkah dari dirinya.

"Kamu udah tanya ada apa sebenarnya"

"Udah mah, ada masalah sama mas Rasya"

"Masalah?, masalah apa?, ya sudah kamu temani kakakmu dahulu. Nanti mamah menyusul ke dalam"

"Iya mah", tuturnya lalu masuk kembali ke dalam kamar kakaknya.

**

Sudah lima belas menit ia berdiri di depan portal masuk kompleknya. Belum ada tanda-tanda pria kedua dalam hidupnya akan datang. Gadis cantik itu beralih duduk di kursi plastik milik tukang bakso yang mangkal dekat portal tersebut.

Ia lihat telepon genggamnya. Mengingat kembali sejam lalu ingin mengirim pesan pada Bintang. Dara menggerakan jari jemarinya yang lentik. Ia mengetik dengan cepatnya.

Sayang gimana keadaan mba tari?

ð Aku lagi di kamarnya nih

Sebenarnya apa yang terjadi sama mba tari?

ð Nanti aku ceritakan ya. Ngga enak rasanya kl aku cerita tapi masih di kamar mba tari. Kamu jangan lupa makan malam ya. Love you

Iya sayang, tapi janji ya nanti cerita sama aku. Luv u too.

-------

"Lagi chatingan sama siapa?"

Dara mengalihkan perhatiannya dari layar telepon genggamnya. Sosok Jupiter yang sedang duduk di atas motornya sudah berada di sampingnya. Ini orang apa siluman sih, tau-tau udah ada di sini. Bahkan suara motornya aku ngga dengar.

IN LOVE WITH DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang