Part 22

35 2 0
                                    

BAB XXII

Malam ini Mentari akan bertemu dengan Rasya. Ditemani kedua adiknya, ia akan meminta klarifikasi pada kekasihnya.

Gadis tangguh itu sudah menyiapkan mentalnya menghadapi situasi yang ia prediksi akan membuatnya kembali seperti dirajam puluhan batu-batu besar. Tetapi kini ia lega karena ditemani kedua adik laki-lakinya. Paling tidak saat ini mereka kompak menjagaku.

Bintang dan Jupiter mengambil tempat duduk di sudut Kafe Belawan. Tempat duduk yang jarang sekali orang berlalu lalang di kafe itu. Sementara Mentari sedang berada di toilet. Merapikan dirinya dan juga merapikan batinnya yang tersiksa dari kemarin.

"Mas aku minta maaf ya kalo selama ini banyak salah", Jupiter berinisiatif terlebih dahulu untuk memulai obrolan.

"Mas juga, sikap mas egois ke kamu piter. Kamu selalu ada buat mamah"

Dari balik dinding Mentari yang baru saja dari toilet mendengarkan percakapan kedua adiknya. Ia bahagia Bintang dan Jupiter bisa mencair seperti sebelumnya. Inilah yang ia dan mamahnya inginkan. Dua sosok laki-laki di keluarganya bisa saling menopang dan menjaga keluarganya. Tidak ada lagi persaingan dan perang dingin diantara keduanya.

"Ehheem", Mentari muncul dari balik dinding, Ia langsung merangkul kedua adiknya.

"Makasih ya. Mba bangga pada kalian berdua", di acak-acak rambut kedua adiknya sambil tertawa ringan. Disambut senyum kedua adiknya. Selanjutnya Bintang dan Jupiter berdiri. Dan mereka bertiga berpelukan. Inilah momen dimana ketiganya kembali merasa dekat.

"Kalian udah pesan?", tanyanya setelah melepaskan pelukannya.

"Belum mba. Kita pesan minum aja dulu", jawab Jupiter

Bintang memanggil pelayan dan memesan tiga buah minuman. Tak lama berselang datanglah orang yang mereka tunggu. Rasya. Dengan santainya dan tanpa basa basi ia langsung duduk.

"Saya ngga punya banyak waktu. Jadi apa yang mau kamu bicarakan Mentari"

"Kenapa dalam beberapa hari ini kamu berubah?"

"Maksudmu?", Rasya balik menggulirkan pertanyaan

"Aku yakin bu Andina sudah memberitahu ke kamu waktu aku presentasi di rumahnya"

"Iya sudah. Dan syukurlah kamu sudah tahu"

Dengan menahan amarah Mentari bersuara sedikit lebih kencang.

"Maksud kamu apa ya mas? Kita berhubungan sudah dua tahun lebih. Tapi kamu mau menikah dengan orang yang baru delapan bulan kamu pacari"

Rasya terdiam.

"Jadi aku ini kamu anggap apa mas?, hanya pemuas nafsu kamu aja?"

Rasya tidak menjawab. Bintang belum memberikan reaksinya. Tetapi Jupiter sudah mulai tersulut. Wajahnya memerah meredam emosinya. Apalagi kalimat terakhir kakaknya yang sangat mengena di hatinya. Ia juga mengalami hal yang sama.

Gadis itu sudah mulai mengeluarkan air matanya. Bintang menyalakan telepon genggamnya dan memperlihatkan sebuah video yang ia ambil beberapa waktu yang lalu. Sebuah video ketika Rasya pergi bersama wanita berbelanja di sebuah mall tempatnya bekerja.

"Apa itu Bintang?", tanya Mentari. Rupanya Bintang belum memberitahu video yang ia ambil ketika sedang bekerja.

"Ini video yang aku bilang waktu itu mba. Mas Rasya jalan dengan wanita lain"

Ini kan mantan istrinya mas Rasya. Batin Mentari

"Ini istri kamu mas. Kamu masih sama dia. Kamu bilang sudah bercerai"

IN LOVE WITH DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang