4.BROTHER

33 9 0
                                    

                                 -----ooOoo-----

Kesya dan bentala pun berdiri dan-

"E-eehh-ehh, jangan gelud dikelas napa? malu diliatin satu kelas" ucap Raksyah yang mencoba melerai kedua tom dan jeri ini.

Ya, namanya '𝐑aksyah 𝐀gramyshidhan' atau biasa dipanggil Raksyah/aksyah. memiliki wajah yang baby face dan tubuhnya berotot. jiwa pembela yang siap mengamankan Bentala dan Kesya jika gelud. kulit putih, bibir tipis, tinggi 178±, kelas 12 ips sama seperti Kesya, umur 17 seperti Hafsa. Harta? Sama kok, selevel dengan Kesya.

"Udah bang, napa sih? gelud mulu?!" Lanjutnya.

"Ini nih gak berhenti ngajak gelud"Ucap Kesya sambil menunjuk Bentala.

"Kok gua"

"Ya emang elo"

"Lah kok-"

"BISA DIAM TIDAK!"Ucap lelaki itu.

Kesya dan Bentala pun terdiam akibat teriakannya.

"Kalian gak bosan apa ribut mulu, hah?!"Tanyanya lagi.

Seketika mereka bertiga menoleh kearah Nabastala yang menatap mereka sejak tadi. Ahh! lebih tepatnya dua orang. (yaps hanya dua orang) Bentala dan Kesya. (Kenapa Raksyah tidak termasuk? karna Raksyah hanya melerai mereka, bukan gelud).

Namanya, Kama '𝐍abastala Nirwana Kama' Juga mempunyai wajah baby face, mulut pedas, sekali bicara membuat orang yang mendengarnya langsung sakit hati. Tapi, tidak untuk ke-enam sahabatnya. Mereka sudah mengetahui Nabastala jika sudah membuka suara.

Saat berdebat Rafshand hanya memperhatikan tingkah mereka, Sesekali tersenyum tipis. Lalu, beranjak keluar kelas menuju ke Rooftop.

Dalam perjalanannya, Rafshand tidak sengaja melihat Hafsa berjalan dari kantin menuju kelasnya, sambil membawa kantong plastik kecil berwarna hitam.

"Sa!"Teriak Rafshand sambil berlari kecil kearah Hafsa.

Hafsa yang dipanggil-pun langsung berhenti dan menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya. Ia, melihat seorang lelaki sedang berlari kecil menuju kearahnya.

Rafshand yang baru saja sampai, langsung menanyai Hafsa.

"Kamu, habis ngapain bawa kantong plastik dari kantin?"Tanyanya yang sedikit penasaran dengan isi kantong plastik yang dibawa Hafsa.

Belum menjawab pertanyaan-nya. Hafsa, malah melontarkan pertanyaan kembali padanya.

"Kakak teman Abangku kan? yang di Koridor tadi, iyakan, kak?"

"Ooh! Maksudnya, Kesya?"

"Iya, kenapa ya, kak?"

"Jadi kamu dan Kesya kakak beradik?"Tanyanya lebih jelas.

" Yes, I and kesya are is brother"Ucapnya dengan berbahasa Inggris.

Mendengar itu, Rafshand melamun sambil tersenyum tipis. Senang? Itu yang ia rasakan saat ini.

"Kak? Kakak?"Hafsa yang melambai-lambaikan tangannya didepan wajah tampan Rafshand.

Rafshand yang tersadar sambil gelagapan menjawab "Aa-a gak kenapa-napa kok, Sa"jawabnya.

"ya sudah, kalau gitu aku balik duluan, ya"Sambungnya.

"Aa iya, kak".

                            -----ooOoo-----

Setelah Rafshand pergi. Hafsa, Buru-buru pergi kekelas dengan membawa kantong plastiknya yang berisikan beberapa makanan yang ia beli dikantin tadi.

Tidak butuh waktu yang lama hafsa tiba dikelasnya. "Zeraaa!" ucapnya sambil mengangkat kantong plastik keatas.

"Itu apa, Sa?" Tanya teman Sebangkunya.

'Zera arunika' atau biasa dipanggil Zera. ia, sahabat Hafsa satu-satunya. Berkulit putih kemerahan, mata hitam legam, bibir yang sedikit tipis, tinggi 165, umur 17 tahun dan juga terlahir dari keluarga berada.

"Ini snack" Menjawab pertanyaan sahabatnya itu, kemudian tersenyum hingga matanya tidak terlihat. akibat, matanya yang sedikit sipit.

"Jadi, tadi lo buru-buru itu karna mau kekantin?" Zera menanyainya lagi. lalu, menjawabnya tanpa dosa. "i-iya sih, hehehe"lanjutnya memperlihatkan giginya yang rapi.

Lama bercakap-cakap mereka tak ada yang menyadari suara sepatu yang terdengar sangat jelas menuju ruang kelas mereka.

Lama-kelamaan suara itu semakin jelas terdengar.

"Selamat pagi, anak-anak!"

Kedua sahabat itu kaget dan Buru-buru memasukkan snack kedalam laci dan menduduki tempat duduknya dengan tergesa-gesa.

"Pagi juga buk!"Suara mereka terdengar serempak menjawab sapaan Bu Ratih.

"Baik, sekarang buka Bab 5 yang berjudul '𝗸𝗲𝘀𝘁𝗮𝗯𝗶𝗹𝗮𝗻 𝗸𝗼𝗹𝗼𝗶𝗱' yang mencakup sistem koloid. pada dasarnya, Kestabilan koloid bergantung pada macam zat terdispersi dan mediumnya. Ada koloid yang sangat stabil, ada juga koloid yang kestabilannya rendah.
Koloid-koloid yang stabil dapat menjadi suspensi atau larutan sejati jika diganggu.

"Kalau begitu siapa yang mau baca pengertian materinya? angkat tangan!"Seru bu Ratih.

"Saya bu!"Hafsa yang mengangkat tangannya langsung disetujui bu Ratih.

"Baik, silahkan dibaca Hafsa"

"Baik bu"Hafsa yang mulai membaca materi tersebut dengan sungguh-sungguh.

"A. Kestabilan koloid pada umumnya disebabkan oleh adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid, akibat mengadsorpsi ion-ion dari medium pendispersi. Jika, larutan asam arsenat direaksikan dengan gas H2S, pakan terbentuk larutan arsen(III) sulfida menurut persamaan:
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(aq) + 6H2O(l)
Oleh karena, H2S dalam air dapat terionisasi membentuk ion H+ dan ion HS,arsen(III)sulfida memiliki kemampuan mengadsorpsi ion HS."

"Sudah, bu"lanjutnya.

"Baik, siapa lagi yang mau lanjutkan baca materinya?"Tanya bu Ratih.

"Saya bu"Zera yang angkat tangan dan langsung membacanya.

"B.Pengendap Cottrell, Prinsip koagulasi partikel koloid dengan cara penetralan juga dipakai untuk menyaring asap yang dibuang melalui cerobong pabrik. Asap industri dan debu jalanan yang terdiri atas partikel karbon, oksida logam, dan debu dapat diendapkan menggunakan alat yang disebut pengendap Cottrell. Partikel-partikel debu yang bermuatan akan dinetralkan hingga membentuk agregat sangat besar, yang akhirnya mengendap di bagian dasar pengendap Cottrell"

"sudah bu, Zera sudah baca materinya"lanjutnya lagi.

Tepat pukul 14.32 akhirnya bell pulang berbunyi.

"Baik cukup sampai disini materinya. Nanti, minggu depan dilanjutkan. Sekarang bereskan barang-barang kalian"tutur bu Ratih.

"Baik, Bu"

                                    •••

"Shand! lo balik bareng, siapa?"Tanya Rakshyah.

"Eum?"



                            -----ooOoo-----

BROTHER'S || KESHA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang