9.SICK

37 7 0
                                    

                                -----ooOoo-----

"eh, kak Kesya mau jemput Hafsa,ya? kalau gitu masuk dulu kak" Zera mempersilahkan Kesya dan teman-temannya masuk.

"Mmm makasih,kamu panggilkan Hafsa saja, kebetulan sudah sore" Ucapnya sedikit ramah.

"Oh kalau gitu saya kedalam dulu ya,kak.panggilin hafsa" Ucap Zera berpamitan.

"Hmm"balas Kesya dengan berdehem.

Zera berlari kearah ruang tamu dimana Hafsa berada."Sa,abang lo jemput,lo" Sampainya.

"Oh bang Kesya sudah datang? ya sudah,yuk" Ucap Hafsa yang beranjak dari sofa, tidak lupa mengambil tas mininya diatas meja.

Mereka berdua berjalan kearah teras yang dimana tiga pemuda tampan menunggunya sejak tadi. "Loh,ada bang Rafshand sama bang Mahen juga? Kirain cuma bang Kesya" Kagetnya.

Rafshand dan Mahen hanya tersenyum menanggapi ucapannya.

"Gak usah drama,yuk pulang" Dinginnya.

"Elehhh,sok-sokan cool.padahal mah dirumah kek,jamet" Kesya yang mendengarnya pun memberikan tatapan tajam pada hafsa.

Mahen dan Zera tertawa saat mendengarnya mendengarnya.namun,Rafshand hanya tersenyum tipis.

"Kalau gitu gua dan Abang gua beserta temannya, pulang dulu ya Zer,
bye assalamu'alaikum" Ucap Hafsa pada Zera. lalu,berlari mengejar Abangnya yang sudah masuk kedalam mobil.

-----ooOoo-----

"Huek" suara seseorang yang sedang memuntahkan isi perutnya.

kesya yang mendengarnya pun berlari kearah kamar Hafsa dengan menggedor-gedor pintu kamar Adeknya sekuat mungkin. "Sa,buka pintunya"

Hafsa yang baru keluar dari kamar mandi langsung menuju pintu kamar,membukakan pintu untuk Abangnya.baru saja pintu terbuka kesya langsung melontarkan banyak pertanyaan."Sa,kamu kenapa? kamu hamil? kamu dihamilin sama siapa,Sa?bilang sama Abang! Cepat!!"

mendengar pertanyaan-pertanyaan Kesya, Hafsa menatap datar dengan wajah pucat kearah abangnya. "siapa juga yang hamilll ABANGG!!"teriak Hafsa kesal.

"Lah,terus kamu muntah,kenapa?"tanyanya lagi.

"Hafsa muntah karna sakit,perut" Ucapnya berjalan membelakangi Kesya menuju kasurnya.

"Memangnya tadi kamu habis makan apa?hmm?"

"NASI GORENG UDANG SUPER PEDAS!"Ucapnya dengan menekan setiap kata.

"Ya,salah kamu sih,udah tau gak kuat pedas masih juga dimakan.anak aneh emang"omel Kesya.

"Abang bukannya ambilin obat malah diomelin" Ucap Hafsa dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Kesya yang melihat Adeknya kesakitan seperti itu,tak tega melihatnya.Akhirnya,ia berjalan mendekati adeknya dan memeluknya.Suara tangisan Hafsa pecah dipelukan Abangnya.

"Sudah jangan nangis,masa cengeng gini" Ucapnya sambil mengusap-usap rambut Adeknya."kalau gitu abang ambil air putih sama obat dulu,kamu baring aja"sambungnya dan beranjak dari kasur meninggalkan Adeknya.

Di Dapur Kesya bergumam sendiri "kasian juga Adekku seperti itu,jadi gak tega liatnya"

Setelah mengambilkan air sama obat,Kesya langsung berjalan kearah kamar Hafsa kembali.

Membuka pintu dengan pelan dan tak lupa menutupnya kembali.lalu,berjalan kearah Adeknya 'kayaknya dia dah,tidur'batinya.

"Sa,bangun dulu.nih obatnya,diminum" Lanjutnya.

BROTHER'S || KESHA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang