☞Chapter 4

123 16 6
                                    

Selamat membaca

×××

"Gomawo Jeong, apa kau ingin mampir?"

"Aniyo, aku ada urusan hari ini"

"Arraseo, kalau begitu hati-hati. Sekali lagi gomawoyo"

"Gwaenchana"

Jeongyeon pun melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Sana. Seperginya Jeongyeon, Sana menghela nafasnya lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke arah pintu dengan sebelah tangannya menarik koper.

*Ceklik

Pintu dibukanya. Sedikit gelap kerena gorden tidak terbuka hingga cahaya hanya masuk sedikit. Setelah menutup pintunya, Sana melangkah lebih dalam lalu merebahkan dirinya di sofa.

Helaan nafas berat ia hembuskan. Sepi, hening, hanya ada dirinya di rumah sebesar ini. Keheningan di rumahnya sudah sangatlah biasa bagi Sana. Sana sangat ingin memiliki teman serumah untuk menemani kekosongan dan kesepian akan kehidupan sehari-harinya.

Walaupun memiliki banyak teman, Sana tidak sering berkumpul bersama mereka setelah mereka lulus. Nayeon dan Jeongyeon mewarisi perusahaan keluarga, Momo menjadi koreografer di salah satu agensi besar, Jihyo sebagai sekertaris di perusahaan besar.
Sedangkan Mina Chaeyoung dan Tzuyu, mereka masih belum lulus, tahun depan baru mereka lulus.

Disaat Sana masih menjalani kuliahnya, ia sering ditemani Momo yang merupakan sahabatnya sedari kecil sehingga mereka sangat dekat dibandingkan dengan yang lain.

Sana meraih ponselnya yang masih berada didalam saku celananya. Ia menekan kontak seseorang lalu menelponnya. Sana memberi tahu pembantu dirumahnya atau yang sering Sana panggil bibi itu bahwa dirinya sudah kembali ke rumah. Sang pembantu pun akan segera datang atas perintah Sana.

Sana mematikan telponnya lalu meletakkan ponselnya asal di bagian sofa yang kosong.

Sana pov

Aku harus apa sekarang? Rasa sangat malas untuk melakukan sesuatu. Ini yang tidak aku inginkan, di rumah sendiri. Walau pun ada bibi, tetap saja aku merasa sendiri walaupun itu sudah biasa bagiku. Bibi sibuk dengan urusannya mengurus rumah ini. Apa aku jual saja rumah ini lalu membeli rumah yang tidak seluas ini? Agar bibi tidak menghabiskan banyak waktunya untuk membereskan rumah dan tidak kelelahan.

Aishh, hilangkan pikiranmu itu Sana. Appa bisa marah. Aku pun menghela nafas berat, sudahlah apa yang ada dibenak ku itu tidak mungkin terjadi. Aku bangkit dari rebahan ku, melangkah ke kamar yang berada di lantai atas dengan menarik koperku.

"Ck, ribet sekali. Jika ada bibi pasti ia yang akan membawakan koperku ke atas" gumam ku dengan berusaha mengangkat koper melewati tangga.

Setelah tiba di kamar, aku langsung membersihkan diriku. Sebenarnya sebelum pulang, aku sudah mandi di rumah Jihyo. Tapi rasa gerah menyuruhku untuk mandi kembali. Setelah selesai, aku memilih memakai pakaian santai, kaos kebesaran dan celana hotpants.

Rebahan kembali dan sekarang di kasur, sangat nyaman. Aku membuka ponselku, ternyata ada beberapa pesan masuk salahsatunya dari Chaeyoung.

Chaeyoung

'Eonni, apa kau sibuk besok?'

'Ani, wae?'

'Apa boleh aku ke rumah eonni? Ada yang ingin ku tanyakan'

'tentu boleh Chaeng'

'yess, besok aku akan kesana. Gomawo eonni😁'

I'm not IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang