☞Chapter 3

104 17 2
                                    

×××

Pagi disambut dengan hangat oleh matahari, cahayanya pun masuk ke kamar lewat sela-sela gorden yang sedikit terbuka. Suara kicauan burung yang indah menusuk pendengaran, tetapi itu tidak dapat mengusik seorang yeoja cantik yang masih tenggelam dalam mimpinya.

Yeoja bernama Sana itu masih asik menyelami alam mimpinya. Mengabaikan suara bising di ruang tamu yang dapat terdengar hingga kamarnya. Suara orang-orang mengobrol dengan diiringi tawa.

Suara ketukan pintu membuat Sana berhenti dari mimpi di alam bawah sadarnya. Sana membuka matanya perlahan lalu terduduk.

Sana menghela nafasnya
"Mimpi macam apa itu" gerutunya bergumam sembari mengucek mata.

Sana bangkit dari ranjangnya, berjalan ke arah pintu kamar. Dibukanya pintu itu.

"Eoh, selamat pagi halmoni, mian aku baru bangun" ucap Sana dengan suara paraunya, Sana masih sangat mengantuk.

"Pagi sayang, ada teman-temanmu di depan" jawab halmoni membuat Sana sedikit terkejut dan keheranan. Pasalnya bagaimana teman-temannya itu bisa tahu lokasi rumah halmoni Sana dan lokasinya pun sangat jauh dari kota dimana rumah Sana berada. Bisa dibilang tempatnya cukup pelosok dan sulit dicari di map.

"Halmoni ke dapur dulu ne" sambung halmoni diangguki oleh Sana.

Seperginya halmoni, Sana langsung menuju kamar mandi sekedar menggosok giginya dan mencuci muka. Tanpa berganti pakaian Sana keluar dari kamar menghampiri 4 orang yang berada di ruang tamu.

Salah satu gadis menyadari keberadaan Sana membuat dirinya menamakan wajah yang sumringah.
"Sanaya.." panggilnya antusias membuat gadis lainnya menengok ke arah Sana.

"Annyeong" sapa Sana tersenyum hangat menghampiri mereka lalu duduk disamping yeoja yang nampak paling bersemangat disaat melihat Sana.

"Aaa~ bogoshipo" ujar yeoja bernama Momo sembari memeluk erat Sana dari Samping. Sana hanya menggelengkan kepalanya saja melihat sahabat rasa saudari nya itu.

"Nado" balas Sana mengusap lengan Momo yang melingkar di tubuhnya.

"Dari mana kalian tau tempat halmoniku?" tanya Sana setelah terlepas dari pelukan Momo.

"Apa kau lupa? Kau sendiri yang pernah memberitahu ku" jawab yeoja bernama Jihyo.

Sana pun ber-oh saja sembari menganggukkan kepalanya setelah mengingat.

"Walaupun tadi kita sedikit tersesat" ujar Momo diangguki yang lain membuat Sana tertawa pelan.

"Kau tidak menyusahkan halmoni kan?" tanya yeoja cantik+tampan tiba-tiba sembari menaik turunkan alisnya dan tersenyum menyebalkan membuat Sana menatapnya malas.

"Aku bukan anak-anak ya nona Jeongyeon, aku tidak semanja pacarmu itu" ujar Sana membuat orang yang duduk di samping Jeongyeon melotot.

"Aku?" tanyanya sembari menunjuk dirinya sendiri. Dan itu diangguki oleh Sana.

"Yakk, sayang lihat, Sana jahat~" rengeknya mengadu pada Jeongyeon membuat yang melihat pun merasa geli.

"Kau memang manja sayang" gumam Jeongyeon membuat Nayeon berhenti merengek dan menatap sang kekasih dengan tatapan tidak bersahabat, sontak itu mengundang tawa dari teman-temannya.

"Jadi ada apa kalian ke sini?" tanya Sana yang sebenarnya sedari tadi ingin ia lontarkan.

"Kau harus kembali ke kota. Ada yang mencarimu, dia menunggumu disana" ucap Momo membuat Sana mengerutkan keningnya.

"Nuguya? apa eomma dan appaku sudah pulang?" tanya Sana

"Aniyo, ini pasti akan membuatmu terkejut. Dan ya sebenarnya kita mengajak mu untuk kembali ke kota karena Momo bersikeras untuk menjemputmu, dia tidak bisa jauh dari mu" ujar Jeongyeon sedikit terkekeh membuat Sana menoleh ke samping. Wajah Momo sudah terlihat sedikit memerah, hal itu membuat Sana tersenyum.

I'm not IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang