☞Chapter 1

154 20 6
                                    

Happy reading

×××

Pagi hari yang begitu cerah dengan langit biru yang dihiasi matahari dan sedikit awan seputih kapas. Aku berjalan dijalan setapak, menikmati udara pedesaan yang sangat sejuk dan asri menyejukkan mata. Sudah lama aku tidak berkunjung ke sini.

Ini adalah hari dimana halmoniku berulang tahun, tentu saja sebagai seorang cucu satu-satunya, aku harus menemuinya. Mungkin terakhir aku menemui halmoniku 3 tahun yang lalu dimana saat itu harabeoji (kakek) meninggal. Aku merasa sangat bersalah karena tidak pernah menjumpai halmoni.

Bukannya aku cucu yang durhaka dan tidak ingat kepada halmoni, tapi aku selalu tidak ada waktu karena tempat kuliahku yang jauh dari desa tempat halmoni tinggal. Berhubung sekarang aku sudah lulus, mungkin aku akan tinggal bersama halmoni di rumahnya. Dan selama ini aku tinggal dirumah ku sendiri.

Orang tuaku? Mereka di Jepang, mereka selalu sibuk dengan urusan mereka, jadi jika halmoni mengijinkan aku untuk tinggal bersamanya aku akan merasa sangat senang.

Oke, sekarang aku semakin dekat dengan rumah halmoni. Di sepanjang jalan desa yang tidak terlalu besar ini, jarang sekali masyarakat sekitar yang berlalu lalang padahal dahulu terakhir aku kesini selalu ramai dan banyak orang. Sekarang semakin dekat ke rumah halmoni menjadi semakin sepi. Rumah halmoni ada di ujung jalan.

Itu dia, aku sudah dapat melihat rumahnya. Eh jamkkanman? kemana rumah yang lain? mengapa hanya ada rumah halmoni saja? seingatku disisi rumah halmoni banyak rumah-rumah tetangga. Ah, mungkin mereka pindah dan rumah disini diratakan.

Aku mengetuk pintu tua itu, aku tidak terlalu ingat tentang rumah ini, tapi aku yakin ini rumah halmoni. Tidak ada jawaban, apa halmoni tengah tidur?

*Ceklik

Ku buka pintu dan syukurlah tidak dikunci. Aish kenapa sangat berdebu disini, halmoni orangnya sangat rajin dalam kebersihan tapi mengapa sekarang sangat terbalik.

"Halmoni..?" panggilku, dengan pelan aku berjalan masuk mencari halmoni dan melihat-lihat semua barang yang dipenuhi dengan debu seperti rumah ini tidak ada penghuninya.

Apa aku tidak salah masuk rumah? tidak mungkin aku salah, ini memang rumah halmoni. Lihat aku ingat radio jadul itu, radio kesayangan harabeoji tapi sebagian barang disini seperti sofa dan lemari kayu jati nya tidak ada.

Aku berjalan ke kamar halmoni, ku ketuk pintunya tetapi sama saja tidak ada yang menyahutku. Aku buka perlahan dan.. sepi, gelap, berdebu, tidak ada halmoni dan kasurnya pun tidak ada. Sebenarnya ada apa ini? perasaanku jadi tidak enak. Oke, positive thinking Sana.

Aku keluar dari kamar, aku langsung menjelajahi isi rumah halmoni bahkan gudang pun sudah aku cek tapi tidak ada siapa-siapa. Ah iya astaga aku lupa, ada satu ruangan lagi di ujung dekat kamar mandi. Ruangan kosong.

Aku memasukkan kepalaku untuk melihat didalamnya, sama saja sepi. Aku masuk lebih dalam. Ruangannya nampak sama, tapi jendelanya terbuka? aku bernafas lega pasti halmoni yang membukanya.

Apa itu? darah kering? mengapa ada bercak darah di lantai?

Mungkin itu ulah tikus atau hewan semacamnya. Aku membalikkan tubuhku ingin keluar dari ruangan ini.

"Kamjagiya!" aku terkejut hingga tersungkur ke belakang, aku sungguh terkejut kerena tiba-tiba ada orang di belakangku. Aish dengan anehnya dia hanya tersenyum tanpa rasa bersalah.

Sekarang bokongku terasa sakit. Aku berdiri dengan terus mengelus bokongku.

"Nuguya?" tanyaku

"Kim Dahyun" jawabnya, mengapa dia terus tersenyum memperlihatkan giginya, sangat aneh.

I'm not IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang