☞Chapter 5

104 19 7
                                    

Annyeong readers-nim.. i'm back
Selamat membaca

×××

"Sana-shi, tidak apa aku tidur di sofa saja" ujar Dahyun kesekian kalinya meyakinkan Sana agar ia tidur di sofa saja, namun Sana bersikeras agar Dahyun tidur bersamanya.

Sana menghiraukan ucapan Dahyun dan masih menarik yeoja putih itu menuju kamarnya.

"Sungguh, aku tidak apa jika tidur di sofa Sana-shi" ujarnya kembali setelah mereka baru memasuki kamar.

Sana berbalik menatap Dahyun, bibirnya sedikit mengerucut.

"Arraseo, sepertinya kau tidak ingin tidur bersamaku" jawabnya dengan raut wajah yang sengaja di sedih-sedihkan dan tangannya terlepas dari pergelangan tangan Dahyun. Dahyun yang mendengar dan melihat ekspresi wajah Sana itu langsung menggelengkan kepalanya cepat.

"Aniyo.. bukan seperti itu, aku.. hanya tidak enak saja padamu" Dahyun menyangkal apa yang Sana ucapkan. Ia tidak mau Sana salah paham.

Sana menghela nafasnya.
"Wae? jangan merasa tidak enak hati padaku, ini keinginanku jadi tenang saja. Lagi pula kau disini bukan hanya semalam saja kan" ujarnya sedikit menunjukkan wajah yang memelas.

Dahyun menghela nafasnya pasrah. Jika ia terus menolak, itu membuat Sana menjadi tidak suka padanya dan rencana awalnya akan gagal. Jadi ini kesempatan yang bagus baginya agar mereka semakin dekat dan Dahyun tidak sungkan untuk meminta tolong kepada Sana, walaupun Dahyun sedikit takut. Takut Sana akan membencinya jika Sana mengetahui identitas Dahyun yang sebenarnya bukan manusia lagi. Itu adalah kebohongan yang besar.

Dahyun pun menganggukkan kepalanya membuat Sana tersenyum lebar.

"Kajja" ajak Sana kembali memegang pergelangan tangan Dahyun lalu menariknya keranjang.

Mereka pun berbaring dengan Dahyun berada disisi kanan Sana dengan jarak yang bisa dibilang cukup jauh karena Dahyun berbaring tepat disisi ranjang.

"Jangan terlalu sisi Dahyun-ah, kau bisa jatuh" ujar Sana.

"Eh..?"

"Kenapa lagi? Kemari lah"

Dahyun pun menggeser tubuhnya sedikit mendekat ke arah Sana. Sana yang melihat itu hanya tersenyum, mungkin itu membuat hatinya senang karena telah lama sekali tidak ada yang menemaninya saat tidur.

Sana membenarkan selimut pada tubuh Dahyun. Tubuh Dahyun sedari tadi hanya bergerak kaku hingga matanya pun sama kakunya disaat menoleh.

"Jaljayo Dahyun-ah"

"Ja-jaljayo.. Sana-shi"

°
°

Keesokan harinya, pukul 7 pagi. Perlahan mata Yeoja pemilik kamar itu terbuka, menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya di kamarnya. Ia celingak-celinguk seperti mencari seseorang.

"Kemana dia?" gumamnya lalu beranjak membuka jendela dan menuju kamar mandi.

Disisi lain Dahyun tengah berdiam diri di halaman belakang rumah Sana. Ia terduduk di bangku panjang, atensinya mengarah ke langit yang baru saja memperlihatkan matahari.

Udara pagi yang sejuk dapat membuatnya lebih tenang. Semalaman ia terus memikirkan banyak hal hingga sulit untuk merasa tenang, ditambah ia tidur bersama Sana membuatnya semakin sulit untuk mengistirahatkan tubuhnya. Bukan karena Sana tidak bisa diam atau banyak bergerak saat tidur, tapi karena Dahyun merasa canggung dan gugup tidur disebelah orang yang baru saja ia kenal.

"Huh~ mengapa aku merasa ada yang beda dengannya" gumamnya.

Dahyun merasa Sana bukanlah termasuk golongan orang yang dapat melihat sosok makhluk halus sepertinya, namun Dahyun bingung bagaimana bisa Sana melihat dirinya, namun makhluk lain yang Dahyun temui di tempat ini tidak dapat dilihat oleh Sana.

I'm not IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang