☞Chapter 8

88 15 9
                                    

×××

Mengobrol santai dan bercanda tawa hingga perutku sakit akibat banyak tertawa karena ujaran aneh hantu ini, dia terlalu polos dan berbicara apa adanya yang membuat ku dan Sana eonni tidak dapat menahan tawa dengan kekonyolannya. Umurku dengan Dahyun ternyata sama hingga kita bisa cepat akrab seperti ini.

Sana eonni sempat menatapku heran, mungkin karena aku bisa akrab dengan Dahyun? Jika eonni tahu aku sudah pernah bersenang-senang dengan Dahyun, mungkin kau akan terkejut eonni.

Tidak terasa hampir satu jam kita di tempat ini. Kita pun sudahi obrolan kita di cafe ini karena minum pun sudah habis.

Selanjutnya Sana eonni membeli barang-barang yang ia inginkan dan aku pun sama. Dahyun hanya mengikuti kita dan pasrah lengannya terus digenggam oleh Sana eonni.

Sana eonni berhenti ditempat aksesoris. Bukan aksesoris dari emas atau perhiasan semacamnya. Namun aksesoris yang menggemaskan.

Sana eonni menarik Dahyun masuk kedalam meninggalkanku begitu saja. Aish mengapa disini aku seperti tidak dianggap oleh Sana eonni. Aku pun menyusul mereka.

"Kau beli apa eonni?" tanyaku yang sudah berdiri dibelakang 2 yeoja ini.

"Aku ingin membelikan sesuatu untuk Dahyun" jawab Sana tanpa menoleh ke arahku. Ia sedang fokus melihat lihat kalung didepannya.

"Tapi eonni, aku tidak-" ucap Dahyun terpotong oleh Sana eonni.

"Suttt, lagi pula aku akan membeli untukku juga. Jadi jangan menolak" potong Sana eonni lalu memanggil penjaga toko dan menunjuk kalung dengan gantungan beruang kecil.

"Yang ini dua" ucapnya pada penjaga toko.

Aku pun memutuskan untuk keluar terlebih dahulu. Aku akan menunggu di kursi. Tidak lama mereka datang dengan Sana yang masih memegang lengan Dahyun.

"Kajja" ucap Sana eonni dengan senyum cerianya. Entah apa yang terjadi didalam hingga dia tersenyum seperti itu.

Kita pun memutuskan untuk ke lantai 3 dimana tempat bermain berada. Ditempat inilah kita bersenang-senang. Walaupun ada orang yang menyadari keanehan kita karena seperti berbicara pada angin, tidak apa, itu bukan masalah besar.

Setelah lelah bermain dan perut ku sudah merasa sangat lapar, karena pagi tadi aku tidak sarapan. Kita makan di restoran favorit ku, aku yang merekomendasikan nya kepada Sana eonni dan Sana eonni pun tidak merasa keberatan.

Makan pun selesai, kita akan pulang sekarang. Hari sudah mulai sore. Sangat tidak terasa bukan. Disaat kita berjalan bertiga menuju pintu keluar mall dengan Dahyun di sampingku dan Sana eonni di depan. Tiba-tiba terdengar suara Namja memanggil Sana eonni.

"Sana-chan" panggilnya dari jauh cukup berteriak membuat kita bertiga menoleh ke sumber suara.

"Bangchan?"

Bangchan? apa dia teman masa kecilnya Sana eonni?

"Annyeong Sana, kau sedang berbelanja?" tanya namja bernama Bangchan itu.

Sana eonni menganggukkan kepalanya
"Sudah selesai, sekarang kita akan pulang" jawabnya.

"Kau kesini bersama..?" Bangchan melihat kearah ku yang berdiri di samping belakang Sana eonni.

"Ah ne perkenalkan ini Chaeyoung dan Dahyun" ucap Sana eonni.

Bangchan menatap ku dan mengedarkan pandangannya bingung. Sana yang melihat itu menoleh ke belakang.

"Eh? Dimana Dahyun?" tanyanya.

Aku menoleh kesamping ku dan benar, Dahyun tidak ada.

"Eum.. Dahyun sedang ke toilet eonni" jawabku bohong. Entah kemana yeoja itu tiba-tiba menghilang.

I'm not IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang