×××
Hari semakin dingin. Tidak terasa waktu terus berjalan. Sudah satu jam mereka menikmati wine. Nayeon Momo Jihyo sudah terlihat sangat mabuk. Sana Chaeyoung Tzuyu masih memiliki kesadaran karena mereka tidak terlalu banyak minum.
Hanya Dahyun dan mina saja yang memiliki kesadaran penuh karena sama sekali tidak menyentuh wine. Sedangkan Jeongyeon, ia hanya sedikit mabuk walaupun sudah satu botol lebih ia habiskan.
"Eonni.. aku ingin ke toilet" ucap Dahyun pada Sana.
"Kajja, biar aku antar"
Sana hendak berdiri dari duduknya namun Dahyun menahannya.
"Ani, aku sendiri saja. Jadi dimana toiletnya?" tanya Dahyun.
"Biar aku yang antar. Sekalian aku juga ingin ke toilet" ujar Jeongyeon sudah berdiri dari duduknya.
Dahyun sempat menatap Jeongyeon lalu kembali menatap Sana
"Ta-tapi eonni.."
"Tidak apa, cepat sana Jeongyeon menunggumu"
Dahyun hanya mengangguk pasrah. Lalu mengikuti Jeongyeon yang sudah berjalan didepannya.
Ini bisa menjadi kesempatan untuk Dahyun bertanya pada Jeongyeon soal keluarganya. Tapi ia terlalu takut. Harusnya ia meminta antar Chaeyoung saja.
Mereka pun masuk ke dalam rumah momo. Namun sebelum memasuki toilet, Jeongyeon menghentikan langkahnya membuat Dahyun menabrak punggung yeoja yang lebih tinggi darinya itu. Sontak Dahyun langsung membungkuk meminta maaf.
"Mi-mianhe.. a-aku tidak sengaja"
Jeongyeon membalikkan badannya menghadap Dahyun. Tatapan itu masih sama seperti tadi. Dengan susah payah Dahyun menelan ludahnya.
"Kau duluan" ucap Jeongyeon menitah Dahyun untuk ke toilet terlebih dahulu.
Dahyun pun mengangguk dan dengan cepat memasuki toilet. Nafasnya ia atur, ia memegang dada yang jantungnya sangat terasa berdetak begitu kencang.
Di kamar mandi Dahyun hanya menatap pantulan dirinya di cermin. Sebelah tangan terangkat memegang pipi.
"Ini benar-benar sepertiku" gumamnya.
Kurang dari 2 menit berada dikamar mandi, helaan nafas kasar ia hembuskan lalu menuju pintu kamar mandi.
Disaat pintu ia buka, Jeongyeon berdiri tepat didepan pintu lalu mendorong Dahyun masuk ke dalam kamar mandi kembali. Pintu ditutup lalu dikunci oleh yeoja bermarga Yoo itu. Sontak Dahyun terkejut sekaligus takut.
"Je-jeo-jeongyeon -shi.. a-ada apa..?"
Jeongyeon berjalan mendekat. Dahyun pun melangkah mundur hingga punggungnya menyentuh tembok.
Dapat terlihat di manik milik Jeongyeon sebuah amarah. Dahyun sadar itu. Apa salahnya hingga membuat Jeongyeon marah, pikir Dahyun.
"Apa yang kau lakukan disini Dahyun? Mengapa kau bisa bersama Sana? Jauhi Sana!" ucapnya dengan gigi yang menggertak.
"Apa maksudmu Jeongyeon-shi?"
Jeongyeon tersenyum miring membuat Dahyun bingung dengan situasi saat ini.
"Kenapa kau menjadi yeoja lemah seperti ini? siapa lagi yang akan kau jadikan korban lagi hah?" nada bicaranya semakin meninggi.
"A-aku sungguh tidak mengerti.." ucap Dahyun sembari menggelengkan kepalanya kecil.
"Kau ini mendadak jadi bodoh atau pura-pura bodoh hah? Hentikan sandiwara mu ini Kim! Apa bayaranku saat itu kurang? Oke akan ku beri berapapun dan apapun yang kau mau. Cukup eonni ku saja yang kehilangan nyawanya! jangan Sana atau temanku yang lain!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Indigo
RomanceSlow update! Berawal dari ketidak sengajaan, Sana yang ingin menemui sang halmoni(nenek) malah bertemu dengan sesosok 'hantu'? Apakah dia benar sesosok hantu? jika benar mengapa ia menampakkan dirinya kepada Sana? Apakah Sana adalah seorang indigo y...