CTISK. 18

318 38 3
                                    

—🌷SELAMATMEMBACA🌷—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—🌷SELAMATMEMBACA🌷—

Andin termenung menatap wanita yang kini berdiri di hadapannya dengan tatapan penuh emosi, dapat Andin lihat kedua tangan wanita itu terkepal. Wanita itu tidak lain adalah Wati, tante nya.

Entahlah nasib sial apa yang Andin miliki, sampai sampai memiliki tante macam nih. Astaga Andin lelah menghadapi sikap Wati yang tidak pernah berubah. Wanita itu begitu sangat sangat gila harta.

"Tante? " Lirih Andin pelan

Plakk

Tangan Wati melayang begitu saja, menampar pipi sangat ponakan dengan keras. Hingga meninggalkan bekas kemerahan di pipi tersebut.

Andin meringis pelan, astaga tak main main ternyata tamparan tante nya ini. Ah iya Andin lupa, tante nya ini kan. Ronaldowati, huhhh pantas lha....😌😌

"Sshhh.... " desis Andin pelan, mengelus pipi nya yang terasa nyeri itu.

"Gadis sialan! Tak puaskah kau menghancurkan hidup tante'mu ini, hah??. Buat apa kau kembali ke sini! Jawab sialan. "

"Kenapa diam saja hah, torek kau hah! " desis wati

Andin berdecak pelan "Gimana Andin mau ngejawab omongan tante, tante aja dari tadi ngecoprak mulu! " Ujar Andin takut tak takut

"Menjawab terus!..... Aishh mimpi apa aku mendapat ponakan macam kau! " Tunjuk Wati pada wajah Andin

Dengan tak punya perasaan, Wati menjambak rambut Andin pelan, lalu berkata. "Kalau kau kesini ingin meminta warisan, lebih baik buang jauh jauh pikiran itu. Karena aku tak akan pernah memberikan sepeserpun untuk kau Andin! " Kejam Wati

"Aish mana ada Andin ke sini untuk minta harta warisan. Tante nih ya su'udzon terus jadi orang, tak baik ituu! "

Andin menggeleng pelan, untuk apa Ia memperebutkan warisan gono gini milik ayah nya. Dapat tidak yang ada badannya biru semua..

"Baguslah kalau kau tidak mempunyai pikiran seperti itu. Tak usah susah susah, aku kotori tanganku! " Ucap Wati dengan senyum sinisnya.

"Hhmmm.... Sudah tak ada urusan bukan? Silakan lha pulang tan?! Ini sudah malam. Dah sana pulang. " Usir Andin dengan nada mulus. Aish sudah muak dirinya liat wajah tantenya ini.

"Tak sopan kau! Dasar gadis tak punya etika. Aku ini tante mu ya, kalau kau lupa! " Ucap Wati

Andin tersenyum kecil "Mana ada Andin lupa, tak mungkin lha tante. Andin hanya mengingatkan tante bahwa ini sudah malam. Tak enak di dengar sama tetangga kontrakan. " Ujar Andin

Wati berdecik, tanpa rasa malu wanita itu menyodorkan tanganya. "Bagi duit sikit, uang tante sudah habis. "

Andin menggigit bibirnya, guna menahan tawa. Astaga tak ada yang berubah dari tantenya ini. Masih sama seperti dulu, licik dan egois. Ck.

'Haisss duit mulu yang tante pikirkan, sabar ndin sabar! '

"Tunggu sebentar. " Ucap Andin melangkah memasuki kontrakan. Bagaimanapun Andin masih mempunyai rasa nurani, rasa kasih dan rasa empatinya. Setega teganya Andin, dirinya tak akan mungkin membiarkan tantenya menderita. Walaupun dalam hati yang terdalam terdapat rasa benci untuk Wati.

Wati tersenyum penuh kemenangan "kalau dapet rezeki jangan di tolak nanti takut Tuhan marah. Baik kali ponakan'ku" Gumam Wati senang

Tak lama kemudian Andin kembali dengan membawa empat lembar uang berwarna merah, membuat kedua mata Wati berbinar binar.

"Wah baiknya kau Andin, sering sering lha macam nih! "
Ucap Wati, saat akan mengambil uang itu, Andin kembali menjauhkan uang tersebut.

"Andin bakal kasih ini duit buat tante, asalkan tante berjanji nggak akan pernah ngenganggu kehidupan Andin lagi. Gimana? Tante? "

'Mana boleh macam tuh, enggak akan seru kalau nggak ngenganggu kehidupan nih bocah tengok! ... Tapi aku iyain saja dah, demi duit! ' Batin Wati tersenyum jahat

"Bawa sini duit nya, tante janji nggak bakal ganggu kamu lagi. Cepat lha, sinii! " Wati merebut paksa uang yang ada di tangan Andin.

"Yasudah tante mau pulang, bayyy! "Wati berlalu begitu saja meninggalkan kontrakan Andin

"Hufttt untung tante! " Kepala Andin menggeleng pelan melihat kelakuan tantenya itu.

Terdiam beberapa saat, tiba tiba saja Andin membablakan matanya "Astaghfirullah—Kak Alll! " Teriak Andin. Astaga sampai hati Andin melupakan kekasihnya itu.

🌷🌷🌷

Sementara di lain tempat, Aldebaran lelaki itu terdiam. Aldebaran mendengar semuanya. Ya Aldebaran? Lelaki itu mendengar percakapan antara Andin dan seorang wanita, yang di sebut tante oleh kekasihnya.

Aldebaran mengusap kasar wajahnya, malangnya nasib kekasihnya itu. Mendapatkan seorang tante seperti nenek sihir saja. Aish Aldebaran rasanya ingin datang menemui kekasihnya lalu memeluk tubuh ringkih itu. Tapi apalah daya, jarak antara kampung halaman Andin Jakarta begitu jauh.

Ting!

Satu notif masuk ke dalam ponsel Aldebaran, dengan segera lelaki itu membuka notif tersebut

Dan ternyata notif itu berasal dari kekasihnya...

BB🐣🤍

| • Kenapa Video Call nya di matiin
21.20
| • Kan Andin masih kangen tauu🙇‍♀️😏
21.20
| • Yasudah lha! Andin mau tidur saja
Malas bicara sama kakak!! 😤🤬
21.21
| • Hello Andin di sini? Kakak di manaᥬ🤔᭄
21.22
| • Kak Al udah tidur kah? Kok nggak di jawab.
Jawab dong kak. Tau ah males! 😤😌
21.23
| Sudah tak sayang kah sama Andin huhuhu😭😭

21.23

Ready!
21.25
Tdr sdh mlm • |
21.26
Jgn mrh, jgn mrjk ya • |
21.30
Slmt mlm cntk😍🤗 • |
21.32

__...__

Aldebaran terkekeh membaca pesan yang di kirim oleh Andin, astaga nampaknya kekasihnya ini sedang merajuk atau ngambek.

"Andin Andin ada aja tingkah kamu yang bikin saya ketawa. "

"Aarrgh kangen berat saya Ndin, sama kamu. " Lirih Aldebaran

Tolong jangan katakan Aldebaran lebay atau apa semacamnya. Wajarlah Aldebaran seperti itu, Andin kekasih pertamanya, cinta keduanya, pemilik hati dan raganya. Bagaimana Aldebaran tak seperti itu coba

Untuk jomblo harap diamm!! 🤗😭 karna kita sama bestie, mwehehe 😅🤗

Aldebaran mengusap figuran foto Andin lalu mengecupnya beberapa kali "Kangen banget saya sama kamu Ndin. Nggak kuat Ya Allah!! " Teriak Aldebaran.

Sementara di balik pintu kamar Aldebaran, seorang lelaki yang tak lain adalah Aditia sang kakak hanya bisa menggeleng pelan. Absurd sekali tingkah adiknya yang satu ini miskah😭😭

"Gila! " Lirih Aditia pelan, cinta itu memang buta dan tuli!

"Baru sehari aja udah kayak gini, gimana kalau sebulan kali. Udah jadi batu comberan kali luh Al. Ck, ck. " Decak Aditia pelan sangat pelan

"Virus cinta mulai merajalela. Jadi ngeri gue! Hihhh! " Aditia menggeleng geli di buatnya

.
THANKS YOU💚💜🌷

CEO Tampan Itu SuamiKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang