𝓔𝔁𝓽𝓻𝓪 𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 𝓵𝓵𝓵

2.4K 261 35
                                    

KARENA AKU MERASA GANTUNG DI EC YANG SEBELUMNYA. JADI INI BENERAN YANG TERAKHIR.

***

Empat tahun terasa sebentar sejak perjuangan Doyoung untuk yang kesekian kali nya membuahkan hasil yang setimpal. Keluarganya semakin lengkap dengan ada nya satu lagi anggota paling cantik diantara yang lainnya.

"Kamu beli apa lagi itu?"

Haruto tersenyum lebar memperlihatkan bawaannya sedari pulang kerja. Semenjak memiliki seorang putri, cinta Doyoung harus terbagi karena ternyata Haruto ternyata lebih mencintai putri mereka sekarang ini.

Doyoung tidak cemburu sih, karena kan sudah ada si kembar yang mulai tumbuh besar. Sekarang sudah SMA. Doyoung pusing ketika melihat Hiro selalu pulang dengan wajah kusut. Mengeluh tas nya berat karena selalu terisi dengan barang-barang yang katanya pemberian fans nya. Salah sendiri menjadi populer.

Doyoung lebih pusing jika menyangkut Hiko, setiap hari selalu aja ada yang datang ke rumah sekedar mengajak Hiko main atau ingin berangkat bersama. Hiko katanya terlalu social butterfly sampai temannya banyak. Doyoung sampai tidak hapal.

Satu lagi anggota Watanabe yang sudah bisa centil apalagi soal merayu sang ayah untuk membelikan mainan. Karena Haruto lemah, inilah alasan mengapa Haruto tak pernah absen membawa sesuatu ketika pulang ke rumah.

Nama anak centil itu Watanabe Hala. Nama yang tercetus secara tidak sengaja setelah Doyoung melihat dari internet. Artinya juga bagus, dan setelah melalui diskusi panjang yang melibatkan si kembar, Haruto dan Doyoung sepakat memberikan nama itu sebagai nama bungsu Watanabe.

"Tadi aku lihat ini, dipanjang di depan toko. Kalau dipake Hala di ulang tahunnya yang ke-lima pasti cantik banget." Haruto melebarkan gaun cantik berwarna pink pastel. Iya memang cantik. Tapi kan...

"Haru, Hala itu baru ulang tahun yang ke-empat Minggu kemarin, yang ke-lima nya masih lama." Omel Doyoung, belum lagi saat ia mengecek label harga nya yang bisa dibuat belanja bulanan.

"Yaudah, ini buat dipake kapan aja terserah kamu deh mau pakein kapan." Kata Haruto.

"Kamu baru beliin baju tiga hari yang lalu, kata mu baju nya bagus kalau dipake Hala. Anak Aku emang cantik, tapi jangan semua kamu beli buat dia. Ntar nggak kepake gimana? Mana harga nya nggak murah." Bisa dibilang, Doyoung ini merupakan tipe yang perhitungan karena dulu saat masih kuliah, Doyoung harus pintar menata keuangan.

"Selain anak kamu dia anak aku juga loh? Aku seharian kerja nggak bisa nemenin dia tumbuh, ini tuh cara Aku buat nebus semua waktu dia yang kebuang tanpa Aku. Bukan karena Aku mau manjain dia, tapi Aku seneng waktu lihat Hala ceria nerima barang-barang dari aku. Kamu paham nggak?"

Mungkin karena sedang lelah, Haruto jadi mudah terlarut dalam emosi. Ia menghela napas pelan. Mencoba mengontrol diri agar tidak kelepasan.

Doyoung terdiam, ia sedikit tertampar dengan penjelasan Haruto tadi.

"Aku mau tetep jadi cinta pertama nya Hala sekalipun Aku sibuk. Tapi kalau menurut kamu Aku boros atau gimana, terserah kamu." Setelah itu Haruto berlalu meninggalkan Doyoung begitu saja menuju ke atas. Dan Doyoung sedikit menyesal mengapa dirinya selalu mudah menyimpulkan sesuatu.

Doyoung menatap punggung Haruto yang menjauh. Sudah semakin tua, tapi terkadang Haruto memang mudah sekali ngambek kalau kata Hiko. Seperti anak remaja saja.

"Papa!"

Akhirnya oknum pencuri setengah hati Haruto muncul setelah tadi berpamitan ikut Mashiho pergi ke mall. Anak itu datang-datang membawa satu plastik bening berisi ikan emas yang pasti dibelikan Mashiho.

REWRITE THE HISTORY 2 : FUTURE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang