"Sepertinya tahun ini kau bersenang-senang." Ayah dan ibu mengantarkanku ke Hogwarts Express seperti biasanya seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Aku tak tau itu. Yang jelas aku akan belajar dan menyelesaikan ujian OWL dengan secepat mungkin. Waktunya sudah mepet." Aku membalas perkataan ayah dan mulai memeluknya erat.
„Hei, bersenang-senanglah, jangan berdalih dengan ujian dan belajar. Coba hilangkan kecanggunganmu pada lelaki yang kau temui, bagaimana kabarmu dengan Cedric?" tanya ibu dengan nada menggoda.
„Sudahlah bu, aku tak begitu yakin." Aku berucap dan beralih memeluk ibu yang ibu balas dengan tentunya.
„Yasudah, semoga berhasil. Ingat jangan taruh sembarangan gaunnya ya, aku sudah lipat dipaling bawah. Hati-hati jika ingin mengambilnya." Ujar ibu sekali lagi.
"Gaun? Untuk apa?" aku bertanya bingung.
„Tertulis di daftar kebutuhan sekolahmu. Gaun pesta." Jawab ibu yang masih kuhadiahi dengan tatapan bingung.
„Kau akan tau nantinya. Sudah kubilang tahun ini kau akan bersenang-senang." Ayah kali ini berucap.
„Gaun dansa? Gaun pesta? Kalian tau bukan itu bukan ide yang bagus untukku,"
"Cobalah bergaul dengan teman-teman lain. Jangan terlalu sering menyendiri." Ibu kali ini menasehatiku dengan nada seriusnya yang membuatku terdiam merenung. Apakah harus?
„Sudah saatnya. Sepertinya keretamu akan berangkat sebentar lagi." Aku menoleh yang ternyata benar, bel kereta sudah berbunyi yang menandakan sebentar lagi akan berangkat. Aku sekali lagi kembali memeluk ayah dan ibu secara bersamaan dan mulai masuk ke dalam kereta.
Dourice Auman. Berdarah campuran. Ayahku seorang Auror yang tak kenal takut, begitu juga dengan ibuku seorang Auror yang hobi menantang maut. Mereka berdua adalah penyihir berdarah campuran sehingga aku sendiri juga berdarah campuran. Saat ini bersekolah di Hogwarts asrama Ravenclaw, tahun kelima. Prestasi? Chaser ravenclaw sejak tahun ketigaku itu saja dan seorang Prefek. Tentunya tidak ada hal lain yang bisa aku banggakan karena aku adalah bisa dibilang siswa yang tidak tampak. Aku tidak bersinar di semua tempat. Cenderung di tindas? Juga tidak, hanya saja tidak tampak sama sekali.
Aku segera menuju kompartemen khusus Prefek untuk bertemu dengan Prefek lainnya. Aku sudah melihat Cedric Diggory yang berada didalam sehingga membuatku harus menyesuaikan kondisi wajah dan detak jantungku yang berdebar keras. Cedric Diggory sendiri berada di tahun ketujuh dan tentunya sudah lama menjabat sebagai Prefek. Sedangkan aku baru saja mendapat kabar bahwa aku Prefek ketika mendapatkan surat Hogwarts kemarin. Sedikit tidak percaya dan terkejut, apa yang mereka harapkan oleh anak sepertiku?
"Owh, kau Dourice bukan? Dourice Auman." Cedric yang tadinya asik membaca buku kini menoleh kearahku yang segera aku menatapnya dengan pandangan terkejut.
"Yeah, kau tau namaku?" aku bertanya dengan antusias setelah membuka pintu kompartemen dan mencoba masuk untuk duduk diseberangnya.
"Kau temannya Cho bukan? Cho sering berbicara tentangmu. Katanya kau anak yang baik." Cedric sepertinya mulai berbasa-basi.
„Benarkah? Cho sebenarnya wanita yang sempurna. Ia benar-benar pintar, lucu, atletik, cantik, Anggun. Sudah pasti itu." Aku juga mencoba terlihat ramah.
"Benar bukan? Ia memang cantik. Bagaimana kabarnya kau sudah bertemu dia tadi?"
„owh belum. Aku segera menuju kesini sesuai instruksi." Aku membalas dengan jujur dan ia merespon dengan mengangguk. Merlin, ini kali pertama aku berbicara dengan dia. Mungkin ibu benar, tahun ini akan menjadi tahun yang menyenangkan. Aku hanya berharap semoga kedepannya akan ada kemajuan. Aku terus saja mengontrol ekspresi wajahku agar tidak terlihat tolol dan idiot.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Snitch [Viktor Krum x OC]
Fanfiction"hei! Jaket mu!" "Simpanlah, kau terlihat bagus memakainya. Aku senang melihatmu memakainya." Harry Potter and the goblet of fire. Warning : Memuat konten dewasa dan percakapan yang kurang layak di baca. I don't own the Characters except OC and Othe...