Stupid Class

992 116 17
                                    

Aku masih saja termenung dikasur dengan piama kesayanganku. Semua orang di kamarku sudah tertidur ketika aku masuk kemari selepas berpatroli. Aku seperti biasa mandi dan membersihkan badan lalu segera menuju kasur dan tertidur dalam keadaan bersih. Sebenarnya masih saja susah karena untuk melupakan hal yang baru saja terjadi. Sebenarnya jika dipikir-pikir memang tidak ada hal romantis-romantisnya. Kami hanya berteman dan ia pria dewasa yang berpikiran luas yang baik.

Aku menyisir rambutku dengan pelan sambil melamun di cermin. Aku melirik kearah bahuku yang dimana genggaman tangannya masih terasa hingga saat ini yang membuatku kembali mengingat momen ia menyentak lenganku agar tidak terjatuh dengan bagaikan gerakan slow motion. Aku jadi malu sendiri dan menaruh sisirku dengan buru-buru, segera menuju kasur dan tidur dengan nyenyak. Walaupun beberapa kali aku harus memukul kepalaku sendiri untuk menyadarkanku bahwa Viktor Krum tidak mungkin menyukai bocah ingusan Hogwarts sepertiku. Ia lebih cocok dengan wanita-wanita dewasa Beaubatonx yang sangat cantik seperti Fleur Delacour misalnya, tetapi Fleur kan tertarik pada Cedric. Sayangnya Cedric sudah punyabpacar yaitu Cho. Ngomong apa sih aku? Yasudah! Aku menampar pipiku sekali lagi dan kali ini benar-benar tertidur.

*

Suasana aula besar tampak sedikit sepi pagi ini, sebenarnya karena aku bangun terlalu pagi, Cho dan teman-temannya juga belum bangun tadi terakhir kulihat. Aku segera mengambil tempat duduk dan melakukan sarapan sambil membaca buku mantra tingkat lanjut untuk ujian OWL yang diadakan pada bulan Maret nanti, yang berarti lima bulan lagi. Sudah cukup mepet sebenarnya dan untungnya tantangam kedua untuk turnamen ini diadakan pada bulan Februari sehingga kami masih memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri setidaknya. Saking fokusnya aku membaca, garpu yang kupakai untuk menyuap makanan beberapa kali meleset pada mulutku dan beberapa kali aku juga mengecek situasi dan kondisi berharap tidak ada yang sadar dengan tingkah tololku.

"Hei lihatlah itu!"

"Hei! Jagoan kita!" Fokusku kembali terpecah di kala anak-anak dumstrang yang sedang sarapan di meja Slytherin bersorak dan beberapa dari mereka bahkan berdiri menghadap pintu aula besar dengan merentangkan tangan seakan-akan menyambut sesuatu. Aku menolehkan kepalaku ke pintu aula besar dimana Viktor Krum sedang berjalan masuk dengan langkah gagahnya yang berat. Ia tampak tinggi sekali melebihi laki-laki lainnya. Kali ini ia sedikit tersenyum mungkin menunjukan keceriannya walaupun tetap saja wajahnya garang. Ia melewati aula besar dengan gadis-gadis yang terkikik menatapnya dan mencoba menyapanya yang sahangnya dihiraukan oleh Krum. Krum menghampiri teman-temannya dan melakukan menjabat tangan dengan teman-temannya yang sudah mengulurkan tangan secara jantan.

"Bagaimana malam mu Viktory?" Salah satu temannya yang duduk diseberang menyapa dan sedikit menggodanya, sambil tangannya yang memegang garpu menyantap baconnya.

"Bagaimana malam mu semalam, kau tidur larut bukan? Aku belum melihatmu di tempat tidur padahal saat itu sudah pukul sembilan." Salah satu temannya menyahut.

"Yeah biasanya kau tidur cepat dan lihat, pagi ini kau jadi sedikit telat bangun dan melewatkan lari pagimu."

"Kurasa ada bagusnya ia melewatkan lari paginya, ia memerlukan istirahat panjang setelah beberapa bulan menghabiskan waktu mencatat dan berlatih untuk tugas pertama. Kasihan otot-ototmu nanti bertumbuh terlalu besar dan malah membuatnya takut." Salah satu temannya malah menggodanya membuat mereka tertawa sedangkan Viktor hanya tersenyum saja.

"Bukankah ia memang sudah takut pada tinggi badanmu? Janganlah kau tambah-tambahkan lagi menakutinya dengan ototmu itu." Orang-orang tertawa lagi dengan suara berat khas mereka, benar-benar mencuri perhatian semua orang yang ada di Great Hall. Aku juga terkekeh kecil dari kejauhan memperhatikan mereka.

The Snitch [Viktor Krum x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang