Noted : Disarankan menggunakan BGM agar lebih ngena.
Ini sudah dua hari sejak kejadian itu yang ternyata mengubah hidupku. Aku Kembali seperti Kembali dimanasaat-saat aku masih patah hati menyukai Cedric. Aku tau dan menyesal mengingat ia tak pernah muncul mencari keberadaanku. Biarkan saja, aku biarkan saja diriku tenggelam dalam penyesalan ini, toh hidupku sendiri juga memang pahit. Aku memang Nampak normal di luar tetapi sebenarnya menghabiskan malam atau pagi yang lebih Panjang, hanya untuk menatap jendela dan tenggelam dalam rasa penyesalan yang seharusnya tidak disesali. Ketika mandi di kamar mandi Prefek juga aku sering meluapkan penyesalan ini dan tenggelam didalamnya.
Diotakku sudah terputar lagu baru dan melodi-melodi yang membuatku menulisnya lagi dan membandingkannya dengan melodi disaat Cedric menolakku. Mengapa lebih sakit yang sekarang? Aku yang menolak tetapi aku juga yang merasakan sakitnya sendiri, mungkin ia sudah melupakanku dan mengajak gadis lain. Tak apa, ia layak mendapat yang lebih baik dari aku. Aku menjadi sedih dan semakin pemurung selama ini seperti tak berarah dalam keputusan yang padahal sudah benar. Ketika sarapan, makan siang, dan makan malam di aula besar, aku tak berani menoleh kearahnya agar membuatnya yakin bahwa aku tak ingin diajak olehnya yang justru membuatku menjadi murung sepanjang hari.
Siang ini juga sudah diberitakan bahwa kelas dansa akan tetap berada pada jam terakhir, namun kali ini semua asrama digabung dan dikumpulkann ke ruang kelas yang besar untuk bisa belajar berdansa bersama-sama. Aku tak masalah sama sekali dengan hal itu, lagipula dua hari ini aku juga membolos kelas dansa tanpa sepengetahuan Cho dan meminta maaf ketika makan malam di aula besar yang tentu saja dihadiahi omelan pedasnya yang tak henti-henti. Tetapi hari ini aku berjalan kembali menyusuri kelas transfigurasi yang dimana melewati lorong tempat dimana Viktor dan aku menempelkan poster bersama-sama. Aku melihat kembali ke poster miring yang ditempel Viktor yang membuatku tersenyum sedih yang penuh penyesalan. Aku terkekeh miris dan melanjutkan kembali menuju kelas transfigurasi untuk belajar.
Tetapi aku kembali terhenti dan mulai memikirkan sepertinya tidak ada yang salah ketika aku ingin mengikuti kelas dansa yang sudah digabung kali ini, entah mengapa aku seperti memiliki sesuatu perasaan bahwa aku harus datang kali ini. Tak apa bila tak bergabung dengan yang lain atau tidak berdansa, tetapi aku harus merasa bahwa aku tetap harus disini setidaknya untuk saat ini, aku harus sesekali mempercayai insting dan hati nuraniku. Aku datang dan ternyata Cho kebetulan melihat kearah sini sambil melambaikan tangannya padaku dan menepuk kursi kosong disebelahnya, memberikanku kode untuk duduk disebelahnya. Aku segera duduk menghampirinya dimana banyak juga anak-anak lain yang baru berdatangan.
„Hei." Aku menyapanya dan duduk disampingnya setelah menaruh tasku.
„Hai, aku sangat senang akhirnya kau disini. Kau benar-benar mempertimbangkan saranmu rupanya." Ia cekikikan sendiri sambil melirik kearah kekasihnya Cedric. Sedangkan aku menyikutnya pelan.
„Kenapa kau belakangan jadi sering cekikikan begitu." Aku sedikit melayangkan protesku padanya.
„Sebenarnya aku kurang menyukai kalau kelas ramai-ramai begini, tetapi aku rasa ini bagus agar aku dan Cedric banyak latihan dan kami akan menjadi serasi nanti di malam Yule Ball." Ia lagi lagi cekikikan sendiri sambil menutup mulutnya dan tersenyum malu-malu kearah Cedric, kemudian melambaikan tangannya malu.
„Hai babe," Cho menyapa dengan gugup dan dilanjutkan lagi dengan cekikikan yang membuatku menatapnya aneh. Anak ini benar-benar, aku hanya menatap Cedric yang membalas sapaan Cho dengan canggung lalu menatapku dengan canggung dan bingung juga sembari kembali menatap Cho, lalu aku, begitu terus sambil ia menggaruk-garukkan kepala belakangnya bingung. Aku memberi tanda lewat jari telunjuku yang kuletakan didahi dengan posisi miring menandakan bahwa Cho mungkin sedang sinting. Cedric hanya terkekeh kecil membalas tingkahku. Semua anak sudah berkumpul dan ternyata yang akan mengajari kami adalah Professor Mcgonnagal. Akh! Aku sangat suka Professor yang satu itu, benar-benar sebenarnya mencerminkan kepintaran Ravenclaw sejati. Aku sedikit tak paham mengapa dulunya ia malah disortir keasrama yang isinya pembuat onar dan pemalas itu, mungkin dulunya Professor Mcgonnagal seperti Hermione.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Snitch [Viktor Krum x OC]
Fanfiction"hei! Jaket mu!" "Simpanlah, kau terlihat bagus memakainya. Aku senang melihatmu memakainya." Harry Potter and the goblet of fire. Warning : Memuat konten dewasa dan percakapan yang kurang layak di baca. I don't own the Characters except OC and Othe...