The Duties.

1.1K 123 22
                                    

Aku hari ini menghabiskan banyak waktu di perpustakaan, berkenalan dengan Neville Longbottom dan tak sengaja menabrak Hermione Granger dengan punggungnya yang membawa kira-kira dua puluh buku entah apa yang ia lakukan. Karena setahuku, para Profesor tidak akan menyuruh murid-murid membaca sebanyak itu. Namun ternyata ia tak seburuk yang kukira, kami berbincang dan berbagi ilmu pengetahuan. Itu juga yang hampir memutuskanku untuk duduk bersamanya, tetapi...

"Dourice! Dourice! Kemarilah! Aku sampai Lelah mencarimu hari ini." itu adalah Fleur, ia memanggilku yang sudah duduk di meja Ravenclaw Bersama teman-temannya.

"Aku minta maaf Hermione." Aku menoleh kearahnya yang ia balas dengan tatapan sukarela.

„Tak apa, sama sekali bukan masalah." Ia dengan sopan membalas dan duduk di meja Gryffindor Bersama Ginny Weasley. Aku segera menghampiri Fleur yang duduk diantara teman-temannya. Aku sebenarnya agak canggung dengan situasi begini.

„Eum Fleur," aku mencoba menyapa. Aku sudah melihat Cho duduk ditengah-tengah meja menatapku dengan pandangan khawatir tetapi aku tidak peduli. Aku tidak marah padanya, hanya marah pada Cedric berhubung Cho memiliki hubungan dengan Cedric tentu aku tak bisa mendekatinya.

„Tak apa-apa. Sini bergabung bersama kami."

„Yeah, bergabunglah." Sahut Emily yang duduk disebelah Gabriel. Sedangkan Gabriel yang duduk di sebelah Fleur menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya mengodeku untuk bergabung dengan mereka. Aku dengan ragu dan gugup mulai duduk diantara mereka dengan perlahan.

„Tidak perlu canggung begitu Dourice. Kami dengan senang hati menerima teman baru kami." Kali ini yang duduk diseberang yang bernama Flourence yang menyahut, disusul dengan gelak tawa anggun teman-temannya.

„yeah rileks..." Fleur mengambil lenganku dan mengelus-elusnya, seperti ibuku saja.

„Aku harap kalian tidak keberatan." Aku mulai berbicara cair dengan mereka yang mereka menjawab sangat positif. Mungkin, ini saatnya untuk tidak bergantung pada Cho yang sudah memiliki teman barunya, aku setidaknya sedikit tenang ia sudah tidak terpaku dengan gadis canggung sepertiku. Besinar populer ditingkat kami, dan dikelilingi gadis-gadis yang selalu terkikik.

Aku mencoba menoleh kearah Viktor Krum yang nampak tenang di meja Slytherin. ia seperti tau dengan apa yang ia lakukan. Tungkainya begitu panjang, sehingga ketika ia duduk, lututnya terangkat melebihi pinggulnya matanya yang selalu menatap dingin waspada. Terkadang ia mengangkat melipat kakinya yang panjang itu walau tidak sempurna, tetapi itu yang menambah kegagahannya. Ada apa denganku kali ini? aku bahkan belum sembuh total dengan Diggory, sudah memperhatikan pria lain saja.

Salah si Cho dan Diggory itu yang menanamkan ide dikepalaku bahwa Viktor Krum memerhatikanku. Tuhkan ia melihat kearahku lagi! Aku malu sekali ketahuan menatapnya. Tetapi itu reaksi yang wajar bukan? Ia Viktor Krum, pria dewasa matang, bukan seperti bocah-bocah Hogwarts yang bodoh. Untungnya aku tidak bertingkah bodoh seperti gadis-gadis penggemarnya yang selalu bergerombol mengikutinya sambil terkikik-kikik dan berbisik dengan suara yang sangat keras. ia begitu pendiam, aku bisa menghitung jari berapa kata ia berbicara. Ia tidak tersenyum atau apa melihatku yang menatapnya, ia hanya diam dan bersikap biasa saja lalu menatap kearah lain. Benar seharusnya begitu. Itu hanya kecelakaan saja. benar!

Melupakan itu semua, Profesor Dumbledore mulai meredupkan lampu dan mulai membacaran sang terpilih untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah. Tangannya ia getar-getarkan dan berjalan menuju piala api yang apinya berubah menjadi merah, ketika tangannya menyentuh piala tersebut, sebuah kobaran api merah menyambar dan memuntahkan sebuah perkamen.

„Juara untuk sekolah Dumstrang. Viktor Krum!" Aku sebenarnya tidak kaget mendengar ini tetapi anak-anak bertepuk tangan dengan riuh termasuk para Profesor Hogwarts sendiri. Mereka tampak bangga kepada Krum. Krum melangkah dengan tegas, mengambil namanya lalu menjabat tangan profesor Dumbledore dan hilang menuju pintu yang diarahkan khusus untuk sang juara.

The Snitch [Viktor Krum x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang