After You.

1.1K 119 8
                                    

"Aku harap kalian sudah selesai menikmati makan malamnya. Bagi yang belum, silahkan dilanjutkan adalkan jangan ribut dan perhatikan dengan saksama." Sudah saatnya, kali ini beberapa anak yang belum selesai menghabiskan makan malamnya nampak serius dan memerhatikan Profesor Dumbledore dengan begitu serius. Tidak pernah seseius ini sebelumnya. Suasana menjadi hening dan tenang dalam sekejap. Tidak biasanya seperti ini.

"Turnamen Triwizard adalah turnamen yang diadakan sejak tujuh ratus tahun lalu oleh ketiga sekolah sihi terbesar Eropa dengan tujuan mengikat persahabatan diantara kami. Biasanya diadakan bergilir selama lima tahun sekali dengan tuan rumah yang bergantian. Piala api akan menyeleksi siapa yang akan menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah untuk bertanding. Sampai dimana turnamen ini menyebabkan angka kematian yang tinggi sekali." Sekolah ini sudah gila! Angka kematian? Dua tahun lalu Basilisk, tahun lalu dementor, sekarang turnamen pencabut nyawa? Sebetulnya agak menyesal sekolah disini, setiap tahun ada saja simulasi bunuh dirinya, aku sampai muak. Namun anak-anak lain nampak begitu senang dan tak memerdulikan kata-kata kematian tersebut.

„Oleh karena itu, kami mencoba untuk mendirikannya lagi dengan penuh pengawasan ketat serta syarat dan ketentuan yang berlaku. Menteri sihir di bidang olahraga Ludo Bagman dan Bartemius Crouch akan mengumumkan ketentuan yang kalian tidak boleh langgar." Mr Crouch mulai melangkah menuju pertengahan aula dan mengumumkan beberapa hal.

„Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, demi keamanan dan pencegahan kematian dari murid-muridnya, kami selaku para menteri sudah membuat jaring pengaman bahwa turnamen Triwizard hanya layak diikuti oleh anak-anak yang sudah berusia tujuh belas tahun keatas, untuk yang belum tujuh belas tahun sangat tidak diperkenankan untuk mengikuti-„

„HAH!?"

„Itulah mereka hanya meminta anak-anak yang dua tahun terakhir!"

"SAMPAH! OMONGAN SAMPAH!" Anak-anak nampaknya tidak terima dengan peraturan baru tersebut. Mereka semua melayangkan segala macam bentuk protes tidak perduli dengan semua orang. Bahkan jika dilihat-lihat bisa menjadi kerusuhan masal jika dibiarkan begini.

"SILENCE!!" Semua anak diam mendengar teriakan Dumbledore yang benar-benar menggema. Terdengar menyeramkan memang, karena Dumbledore adalah orang yang termasuk jarang dan tidak bisa marah. Dengan ia berteriak saja sudah terasa bagaimana seramnya ia ketika marah. Anak-anak menjadi hening Kembali. Ia menyihir kotak yang berlapis emas dan penuh manik-manik berlian itu menjadi sebuah piala kuno Nampak seperti batu berwarna cokelat dengan api biru yang menyambar-nyambar cantik.

"Piala Api. Siapapun yang terpilih, aku ingatkan bahwa tidak ada jalan Kembali selain menghadapi tantangannya dengan resiko yang ada! Ketika terpilih, tidak ada jalan untuk Kembali dan kau akan berjuang sendirian. Percayalah padaku Ketika aku mengatakan ini, kau akan berjuang benar-benar sendirian. Tulislah nama kalian disebuah perkamen dan kumpulkan disini sampai esok hari jam tujuh malam. Dengan ini turnamen Triwizard sudah resmi dimulai." Aku menoleh kesekeliling, anak-anak Nampak begitu antusias.

„Aku duluan ya Dourice, harus buru-buru." Fleur Nampak buru-buru bangkit dan bergabung menuju area yang berdesakan bahkan sebelum aku sempat membalasnya.

"Kami juga ya.. bye Dourice." Emily melambai kearahku.

"Oke Emily." Aku melambai bali kearahnya. Cho nampaknya juga sudah ingin keluar Bersama teman-teman barunya. Aku sekarang bersama salah satu anak Beaubatonx yang bernama Clemense. Wanita prancis yang anggun dengan rambut lurus pirang platina sepinggang. Aku memberanikan menoleh dan bertanya padanya. Dan disebelahku masih ada Abigail.

"Kau tidak ikut kakamu Abigail?" aku mencoba membuka percakapan.

„Tidak, aku tunggu saja disini. Ia nampak terobsesi sekali, ingin cepta-cepat memasukan Namanya kedalam piala api untuk bertanding."

The Snitch [Viktor Krum x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang