awal pertengkaran.

3.7K 189 17
                                    

Jeno terusik dari tidurnya saat ia mendengar suara ketukan pintu.

"Jaem, bangun" Jeno mengguncang lengan Jaemin yang melingkar di pinggangnya

"Hmmm"

"Iss ayo bangun ada yang ketok pintu temenin aku liat" ucap Jeno membalik badan menghadap Jaemin.

"Alah palingan jurig lagi iseng,udah tidur lagi sini sayang" Jaemin menarik Jeno ke pelukannya dan mengelus rambut Jeno berharap istrinya tidur kembali.

Namun dengan isengnya Jeno menganggu tidur suaminya ia menoel noel pipi Jaemin, menarik anak rambutnya, memasukkan jarinya kedalam hidung Jaemin, bahkan mata Jaemin pun ikut jadi korban kejahilan istrinya, saat Jeno memainkan bibir suaminya dengan iseng Jaemin menggigit jari Jeno.

"Akhhh Jaemin sakit" rengek Jeno merasakan nyut nyutan di jari telunjuknya.

Cup

Satu kecupan manis Jaemin berikan di bibir Jeno.

"Yang sakit jarinya yang dicium bibirnya gak nyambung" gumam Jeno.

Jaemin mengambil tangan Jeno dan mencium jari yang digigitnya berulang kali  hingga basah terkena air liurnya.

"Jaemin jorok ihh" Jeno  mengelap tangannya di piyama yang dikenakan suaminya.

"Tidur sayang ini masih malam" ucap Jaemin dengan deep voice miliknya.

"Tapi aku penasaran siapa yang ket_"

"Na Jeno,kurang jelas tadi aku ngomong apa hmm" Jaemin membuka matanya dan langsung menghadap ke Jeno dengan tampang seramnya.

"Maaf" Jeno menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jaemin merasa takut dengan tatapan mengintimidasi suaminya.

Jaemin tak menjawab,ia mengeratkan pelukannya di pinggang ramping istrinya.

"Apa mereka gak dengar ya huff" Mark lelah sedari tadi dia mengetuk pintu namun tak ada seorang pun yang keluar, lagian orang mana yang mau membukaan pintu saat tengah malam begini.

Mark memperbaiki gendongannya yang melorot. Ia memandang ke arah jalan ke rumahnya yang tampak menyeramkan, sejujurnya niatnya kesini karena ia ingin meminta tolong Jaemin mencarikannya mangga entah mengapa dia begitu menginginkannya padahal sebelumnya ia begitu anti makan buah asam tersebut.

Tidak ada pilihan lain, akhirnya ia berjalan ke rumahnya yang tak jauh dari rumah Jeno ia balik lagi Kerumahnya satu tangannya menyanggah tubuh Chenle yang meringkuk di kain gendongannya.
Ia sengaja membawa Chenle karena tak mungkin ia meninggalkan anaknya sendirian di rumah.

Jeno menjauhkan wajahnya dari dada Jaemin, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lagi, ia bangkit dengan perlahan baru saja berjalan satu langkah suara Jaemin sudah menghentikannya.

"Mau kemana?" tanya Jaemin dingin.

Jeno nyengir lalu perlahan menghadap Jaemin,ia menelan ludahnya gugup, begitu takut dengan ekspresi wajah suaminya.

"Aku penasaran siapa yang tadi ngetuk pintu takutnya orang penting" Jeno menjawab dengan menundukkan kepalanya enggan menatap wajah suaminya.

"Kamu gak tau ini udah malam, iya kalau orang,kalau enggak gimana? jangan keras kepala bisa kan"

Jeno tak menjawab ia masih saja menundukkan kepalanya Jaemin menarik nafasnya pelan ia beranjak dari kasur menghampiri Jeno membawanya keluar kamar untuk memastikan apakah ada orang di luar.

Mereka menuruni tangga pelan saat sudah di lantai bawah Jaemin menghidupkan saklar lampu untuk menerangi ruangan.

Saat sampai di depan pintu utama Jeno bersembunyi di balik tubuh Jaemin.
Perlahan Jaemin membuka pintu namun ia tak melihat ada siapapun. Ia menarik Jeno dari balik tubuhnya

NA FAMILY  JAEMJEN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang