15

5.1K 789 54
                                    




"Besok aku mau bawa adek-adek aku pulang sayang"

Hana mengangguk dengan senyum, "Iya, makasih yah"

"Kenapa makasih?" tanya Marvin

"Karena kamu udah jadi abang yang hebat buat adek-adek kamu, kamu udah nurunin ego kamu buat kebahagiaan mereka, so proud of you"

Marvin menarik nafasnya, "Aku pantes nerima ini?"

Hana mengangguk, "Off course Mar, lebih dari pantas"

"Thank you Han"

Hana mengangguk, mengusap pipi Marvin lembut.

"Aku juga mau kenalin kamu sama Koko ke mereka"

Senyum Hana langsung luntur, "Marvin.."

"Sayang denger, kita gak bisa nunda lagi. Aku mau semuanya selesai, aku gak mau tutupin apapun dari kamu dan keluarga ku, aku mau kita berhubungan baik, aku akan berusaha buat mereka nerima kita, jangan khawatirin apapun karena apa yang akan terjadi nanti didepan, aku akan terus disamping kamu"

Hana menarik nafasnya, "Aku takut Mar"

"Gapapa sayang, gak akan terjadi apa-apa. Percaya sama aku yah? orangtua ku emang keras tapi mereka gak akan tega buat pisahin atau jahat sama kita, inget kita punya Miko"

"Kamu mau jadiin Miko temeng? jangan gila Mar, anak aku gak tau apa-apa"

Marvin menggeleng, "Bukan sayang, maksud aku kita punya Miko yang harus kita perjuangin, akan berkali-kali aku bilang, kalau respon dari mereka tidak sesuai dengan apa yang kita harepin, sekali pun orangtua aku nyuruh kita pisah, aku gak akan pernah mau ninggalin kamu sama Miko, jangan khawatir yah?"

Hana akhirnya mengangguk, apakah dirinya siap untuk ini? siap tidak siap, Hana tau hari ini akan datang.

"Mar, sebenernya kemarin aku pernah ketemu sama bubu kamu"

Marvin mengernyit, "Kapan sayang?"

"Pas aku, Bia sama Koko ke cafe favoritenya Bia, tapi Bia gak ketemu sama bubu kamu, aku ketemunya pas dikamar mandi mau gantiin popok Koko, bubu kamu bantu pegangin Koko, she's nice tapi aku tetap takut, mungkin aja beliau mau pegangin Koko karena Bubu kamu gak tau kalo itu anak kita"

"Sayang, jangan khawatirin hal-hal yang belum tentu, percaya sama aku bubu gak kayak gitu orangnya"

"Tapi aku takut, gimana kalo bubu kamu gak mau nerima Koko? aku gak masalah kalo mereka gak nerima aku, tapi Koko? dia masih terlalu kecil dan gak tau apa-apa buat dibenci" tangis Hana

Marvin membawa Hana pada pelukannya, "Itu gak akan terjadi sayang, jangan nangis yah"

Hana mengangguk, lalu Marvin mengusap air mata dipipi istrinya itu.

"Bibir kamu kenapa?" tanya Hana menyadari sudut bibir Marvin yang sedikit luka

"Ahhh gapapa cuma salah paham dikit sama Nolan"

"Dipukul Nolan? kenapa?"

"Iya, gapapa sayang gak usah dipikirin"

"Kamu udah janji buat gak nutupin apapun dari aku"

"Nolan marah karena aku kasih tau semuanya"

"Nolan pasti gak akan terima aku sama Miko kan?"

Marvin menggeleng, "Jangan mikir yang macem-macem sayang, Nolan gak kayak gitu"

Hana menggeleng tak percaya dengan ucapan Marvin.

Marvin mengelus lengan Hana, "Percaya sama aku. Besok kita buktiin"

EVALUASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang