4

5.1K 772 45
                                    


"Ini tempat siapa bang?" Tanya Bianca pada Marvin saat keduanya memasuki apartemen yang Hana tinggali.

Marvin hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan adiknya

"Han.."

Seorang wanita dengan bayi lelaki digendongannya keluar dari arah kamar, Bianca memandang Hana yang menggendong Miko lalu memandang Marvin

"Mereka siapa bang?" Tanya gadis itu

"Eh hai, kamu pasti Bianca kan?" Tanya Hana, gadis itu mengangguk.

"Koko, say hi to aunty Bie" ucap Hana melambaikan tangan Miko

"Berdua aja Mar?" Tanya Hana, Marvin mengangguk

"Oh..ayo duduk Bianca" Hana mempersilahkan mereka duduk, Bianca masih terlihat sangat bingung

Marvin dan Hana saling memandang, keduanya mencoba berkomunikasi lewat tatapan, disaat Marvin mengangguk, barulah Hana kembali memandang Bianca.

"Bianca kenalin, nama kakak Hana, ini Miko anak kakak" ucap Hana

Bianca mengangguk lalu memandang Marvin

"Ah iya, buat sementara Bibie disini dulu sama kak Hana yah? Abang mau kerja, abang Nolan ada kegiatan disekolah, Gara juga kan lagi latihan, Bibie gak mungkin sendirian di rumah"

Bianca beralih menatap Hana, wanita itu tersenyum hangat agar gadis itu tidak merasa tidak nyaman

"Kata abang, Biebie suka gambar yah? Kakak ada kanvas kosong, kebetulan kakak juga anak seni, jadi punya alat lukis yang lumayan lengkap, mau coba?" Tawar Hana

Marvin mengelus rambut sang adik, "Gimana princes?"

"Tapi nanti abang jemput Bibie dari sini kan?" Tanyanya, Marvin mengangguk

"Iya dong princes, kan besok princes sekolah"

Bianca mengangguk memandang Hana, "Bibie mau kak"

"Yeayyy!! Koko mau main sama aunty Bi gak?" Tanya Hana pada Miko yang dibalas girang oleh anak itu

"Yayah" Miko mengulurkan tangannya pada Marvin

Hana segera memberikan Miko pada Marvin lalu memandang Bianca, "Mau coba sekarang?" Tanyanya, Bianca mengangguk. Hana pun membawa Bianca meninggalkan ruang tamu.

"Ada yang kangen sama ayah yah? Abang kangen ayah? Kan kita baru ketemu tadi pagi"

"Yayayaayah"

"Apa nak? Hm? Koko mau apa? Ayah mau kerja dulu biar kita ada duit beli susu"

Miko menepuk-nepuk pipi Marvin, "Cucu"

"Susu? Minta sama bunda, apa gunanya bunda punya pabriknya? Iya kan?"

Miko tertawa seakan mengerti ucapan Marvin, lelaki itu mengecupi pipi bayi digendongannya itu

"Maafin ayah kalo ayah belum bisa jadi ayah yang sempurna buat Miko, tapi ayah janji, ayah gak akan biarin Miko ngerasain apa yang ayah rasain, materi bukan apa-apa nak, ayah disini selalu sama Miko"

....

Tya dan Jeff kini berdiri didepan sebuah unit apartemen

"Kamu yakin ini tempatnya?" Tanya Jeff, Tya mengangguk

Dirinya jelas ingat tempat ini, tempat dimana dirinya menarik pergi Marvin dari sini dan menjambak telak seorang gadis yang tidur dengan anaknya

Tya terus menekan bell apartemen tersebut sampai suara pintu dibuka terdengar, seorang gadis seumuran Marvin keluar dari dalam

EVALUASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang