9

4.8K 767 90
                                    

TYPO

"Hati-hati kamu"

Marvin mengangguk, "Udah dong, aku gak akan kenapa-kenapa Han, aku pergi bukan buat berperang" kekeh Marvin menangkap raut kekhawatiran Hana

Hana mengangguk, wanita itu menarik nafasnya

"Pulang, harus pulang"

Marvin mengelus rambut Hana, "Pasti pulang" ucapnya lalu memeluk wanita itu, mengecup kening Hana lembut

"Salam sama Miko yah, takutnya kalo aku pergi pas dia bangun malah jadi nangis kejer"

"Iya"

"Oh iya, aku titip Bianca yah Han, please be nice to my sister"

"Of course"

Marvin mengangguk, "Thank you. Aku pergi dulu"

Hana memandang punggung Marvin yang menghilang di dalam lift, wanita itu menarik nafas panjang menetralkan perasaannya.

Walaupun Marvin bilang dia akan baik-baik saja, tetap saja Hana merasa khawatir, dirinya tidak tau apa yang akan dilakukan suaminya itu, yang Hana yakini pasti itu berbahaya, Hana hanya dapat berdoa semoga Tuhan selalu melindungi Marvin.

Hana kembali masuk kedalam unit apatemennya, mendapati Bianca yang kini duduk disofa dengan toples cemilan dipangkuannya

"Baru bangun?" Tanyanya membuat Bianca sedikit berjengit kaget

"Hehe iya, emm..ka Hana maaf yah aku lancang ambil ini, boleh aku makan?"

Hana terkekeh, "Boleh dong sayang, princes bisa makan apapun yang princes mau disini, jangan sungkan yah?"

Bianca memangguk, "Makasih kak Hana, kak Hana baik"

"Bianca juga baik"

Bianca langsung memandang Hana lalu gadis kecil itu mengangguk.

"Kak Hana, Bia mau tanya"

"Tanya apa sayang?"

"Tapi kak Hana jangan marah yah?"

Hana mengangguk dengan senyum, "Kak Hana kenapa tinggal sendiri?" Tanya Bianca

"Karena kakak sudah punya keluarga sendiri" jawab Hana

"Keluarga sendiri?"

Hana mengangguk, "Kakak menikah, punya anak, otomatis kakak punya keluarga sendiri, jadi kakak harus pindah, karena kakak udah bukan tanggung jawab orangtua kakak"

"Ohh, kak Hana, kalo Bia? Bia gak mau nikah, boleh gak Bia tinggal sama abang-abang selamanya?"

Pertanyaan Bianca membuat Hana terdiam

"Bia gak punya siapa-siapa selain abang-abang Bia"

"Bia.."

"Tapi kalo abang-abang nikah, Bia tinggal sama siapa kak Hana?"

Hana, membuang pandangannya menghalau air mata yang hendak keluar dari pelupuk matanya

"Bia, gak boleh ngomong kayak gitu. Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, jadi Bia harus menikah suatu saat nanti kalo Bia udah ketemu sama jodoh Bia, jodoh yang dari Tuhan"

"Kenapa daddy sama bubu pisah? Mereka bukan jodoh yah kak Hana?"

Hana memandang Bia prihatin, dirinya yakin Bianca sangat trauma dengan pernikahan karena perceraikan kedua orangtuanya.

"Bia, dengerin kakak, kita gak tau Tuhan ngatur jodoh kita itu kayak gimana, apapun masalahnya, selama apapun dipisahkan, kalo memang jodoh pasti balik lagi, jangan khawatir, percaya sama kakak, daddy sama bubu pasti bisa balik lagi"

EVALUASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang