19

4.7K 645 116
                                    


VOMENT LAH LONTONG

TYPO

"Kamu kenal Marvin dimana Hana?"

Hana yang tadi sedang membantu Miko memakan cemilan buah seketika deg-degan, mau jujur tapi takut. Hana memandang wanita yang berstatus sebagai ibu mertuanya itu.

"Ahhh, di..

"Club?" tebak Tya

Hana mengulum bibirnya lalu mengangguk ragu, Tya mengangguk-angguk kecil.

"Bener yah ternyata jodoh itu cerminan diri" gumam Tya

Hana yang masih dapat mendengar ucapan wanita itu hanya diam, ga salah sih, pikirnya.

"Bawa Miko nya" Tya berjalan lebih dulu meninggalkan dapur, Hana menghela nafasnya lalu membawa Miko menyusul Tya.

Kini keduanya duduk digazebo lantai dua, Hana yang sedang memangku Miko sembari memberikan cemilan untuk anak itu, sedangkan Tya memandang lurus kedepan sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

"Kita pernah ketemu kan sebelumnya?"

Hana mengangguk, "Pernah tante"

"Kamu tau saya waktu itu?"

Hana mengangguk lagi, "Tau tante"

Tya memandang Hana, lalu memandang Miko yang sibuk dengan makanannya.

"Apa hubungan kamu sebelumnya sama anak saya? his girlfriend or partner one night stand, or something?"

Hana diam, terlalu merasa miris menjawab jika mereka hanya partner one night stand saat itu, ntah lah Hana merasa malu mengakui, terlebih kepada wanita terpelajar dengan value tinggi seperti ibu mertuanya itu, Hana merasa dirinya adalah sampah.

"Gak udah dijawab. Kalian baik-baik aja selama ini?"

"Puji Tuhan baik tante" jawab Hana.

"Gimana kalian menjalani kehidupan rumah tangga dan menjadi orangtua buat cucu saya?"

"Like parents in general, we always try to be better and be good parents for Miko" ucap Hana

"Stay together because you're Miko's parents, or do you have another reason?"

"Another reason?"

Tya mengangguk, "Diluar dari tanggungjawab sebagai orangtua Miko, jangan terlalu naif Hana, kamu tau anak saya seperti apa, jangan sampai kamu memilih opsi buruk dan menjadi penyesalan dikemudian hari"

"Tapi Marvin janji buat berubah dan jadi lebih baik"

Tya terkekeh kecil mendengar ucapan Hana, "Berapa lama kamu kenal anak itu? saya tau jelas gimana wataknya"

Hana menggeleng membuat Tya terkekeh lagi.

"Orang yang sedang jatuh cinta memang gak bisa dikasih tau, saya gak akan suruh kamu pisah sama Marvin, tapi saya kasih kamu peringatan karena saya gak akan bisa diam aja kalau sampai Marvin nyakitin kamu, saya gak terima sebagai sesama perempuan, tapi Marvin juga anak saya, dan saya menyayanginya lebih dari apapun, jangan terlalu terburu-buru Hana, jangan terlalu menunjukkan rasa cinta kamu dihadapan Marvin, atau dia akan semena-mena sama kamu, cobalah sedikit keras, anak itu memang harus diperlakukan seperti itu"

Hana memandang Tya, "Tapi tante-

"Hana, dengarkan saya baik-baik. Di dunia ini Marvin cuma takut kehilangan ayahnya. Kamu, saya, bahkan Miko sekali pun dia gak akan peduli. Jangan jadi kayak saya, anak itu tau seberapa besar rasa sayang saya, sampai akhirnya Marvin bertingkah diluar kendali saya, tau saya gak akan bisa marah, tetapi suami saya berbeda, dari kaca mata Marvin, dia merasa dirinya tidak cukup berharga atau penting untuk ayahnya, sadar dia lah yang butuh ayahnya, ayahnya lah yang berharga untuknya. Coba buat berlaku kayak gitu, jangan terlalu senang denga euforia jatuh cinta Hana, pastikan dulu Marvin benar-benar punya perasaan yang sama atau tidak. Anak itu susah ditebak"

EVALUASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang