21. Hancur.

60 4 0
                                    


"Lebih baik gue hidup dalam kejujuran yang menyakitkan dari pada hidup dalam kebohongan yang membahagiakan." ~Arsyila Hayva Fadheela~

"Akh!" Gadis penikmat musik tersebut berteriak sembari memukul angin, ternyata drama hidupnya serumit ini. Dia tak pernah menyangka bahwa fakta tentang dirinya membuat Arsyila hilang arah dalam menjalani hidup.

Sekarang apa yang dia harapkan? Arsyila saja tak tahu di mana keberadaan orang tua kandungnya, dan mengapa mereka tega membuang anaknya?

"Jemput gue Tuhan! Gue capek hidup kayak gini!" Arsyila memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.

Lalu, dari arah belakang Guril datang lantas memeluk Arsyila dengan erat, gadis tersebut bisa merasakan kelenjar aneh di hatinya. Rasa nyaman tatkala dipeluk seperti ini. "Ada aku di sini yang bakal selalu di samping kamu, jangan pernah ngomong kayak tadi aku gak suka." Lelaki jangkung tersebut membalikkan tubuh mungil Arsyila supaya berhadapan dengannya.

"Kamu boleh nangis sepuasnya, teriak sepuasnya. Asalkan setelah itu kamu balik seperti Asya yang aku kenal, pacar seorang Guril Altteza itu kuat. Nanti aku bantu cari tahu siapa orang tua kandung kamu, okey." Tangan kekar Guril menghapus air mata Arsyila yang tanpa permisi mengalir begitu saja.

Arsyila merasa beruntung memiliki Guril dihidupnya, tempat melupakan segala lara di hati. Baru kali ini gadis penikmat musik tersebut menangis di depan lelaki yang baru saja memasuki hidupnya.

"Makasih, ya, aku beruntung banget punya kamu. Tetap kayak gini terus." Guril terkekeh gemas melihat tingkah manja kekasihnya. Ternyata begini rasanya kalau es batu sudah cair, pikirnya.

"Kenapa pacar aku jadi manja gini, sih?" Gadis pemilik mata indah itu cemberut tatkala Guril mencubit pelan hidungnya.

"Kan, manjanya cuman sama kamu aja." Arsyila menenggelamkan kepalanya di dada bidang lelaki dengan kaos hitam oblong itu.

"Aku janji gak akan ninggalin kamu dalam keadaan apa pun," pungkas Guril sembari mengelus lembut surai sang kekasih.

Kenapa semesta seolah-olah mempermainkan hidup gue? Gue anak yang gak diharapkan oleh siapapun.

Luka Asya (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang