24. Renaldi Bagaskara.

45 3 0
                                    

"Gue emang benci sama lo karena kejadian di masa lalu itu, tapi entah kenapa saat kepergian lo gue jadi sadar. Bahwa sikap gue gak akan mengembalikan semuanya." ~Renaldi Bagaskara~

"Bun, Bunda makan dulu, yuk. Dari kemarin belum makan." Aldi terus saja mengetuk pintu bercat abu-abu tersebut, lelaki itu khawatir terhadap sang bunda yang tak pernah ingin menyentuh makanan.

Semenjak di mana fakta terungkap dan kepergian Arsyila, keluarga Bagaskara menjadi kacau. Serta Bram juga jarang pulang jika dia pulang pasti akan membawa wanita lain ke rumahnya. Namun, Andini tak pernah menggubrisnya yang membuat Aldi geram.

"Saya gak mau makan! Kamu saja yang makan, saya hanya ingin Asya balik lagi ke rumah ini!"

Di dalam kamar bernuansa putih tulang itu, Andini terus saja menangis. Badannya terlihat begitu kurus serta penampilannya jauh dari biasanya, wanita paruh baya itu ingin Arsyila hanya itu. Dia tak ingin yang lain.

Andini merenungkan semua kesalahannya terhadap Arsyila, wanita itu akui dia sangat menyayangi Arsyila walaupun dia bukan anak kandungnya. Jika bukan mendengar hasutan Aldi mungkin semuanya tak akan seperti sekarang, selama kepergian gadis penikmat musik itu. Andini tak lagi peduli kepada Aldi, menurutnya semua itu kesalahan anak sulungnya.

Mengembuskan napas pelan, Aldi kembali membujuk sang bunda. "Kalo Bunda gak mau makan ... siap-siap aja Asya marah. Bunda tau, kan, Asya paling gak suka liat Bunda kayak gini."

Perkataan Aldi sukses membuat Andini beranjak dari ranjangnya, lalu berjalan menuju pintu guna menemui sang anak. "Bunda mau makan, Bunda gak mau nanti Asya marah," pungkas Andini setelah membuka pintu, raut wajahnya menjadi ceria serta murung disaat yang bersamaan.

Sementara Aldi menatap sendu ke arah sang bunda yang terlihat kacau. "Bunda," gumam Aldi terdengar lirih.

"Kalo saya sudah makan, apa Asya akan balik lagi?" tanya Andini disertai tatapan penuh harap kepada Aldi.

Lelaki dengan balutan kaos oblong itu tersenyum getir. "Iya, pasti." Gue harus cari Asya sekarang, dan minta dia buat balik, sambung Aldi dalam hatinya.

Di sisi lain, Arsyila sudah sampai di panti bersama pemuda menyebalkan tersebut. Gadis penikmat musik itu rindi dengan suasana panti ini, dia baru kembali menginjakkan kaki lagi setelah satu minggu yang lalu. Sebab Arsyila sibuk menjenguk sahabatnya.

Luka Asya (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang