5. berondong.

2.3K 159 5
                                    

Saat sedang rebahan dan sibuk dengan Hp nya, Ichan melihat Ochen yang membanting Pintu cukup keras.

"Kenapa sih lo chen? dateng-dateng udah heboh!"

Kesal ichan, ini sudah malam dan ochen malah membuat keributan, bikin ichan tidak nyaman, dan takut tetangga sebelah juga kena ganggu! Pikirnya.

Ochen hanya pergi tidur merebahkan badan nya, ia tidak menjawab pertanyaan ichan. Sekarang ochen sedang sibuk dengan pikirannya sendiri sungguh.

"Chan, masa hati gua dag dig dig gara gara berondong?"

Chenle yang tadinya diam-diam saja dan sibuk dengan pikirannya mulai Menanyakan sesuatu kepada Ichan.

"Hah?"

Maksud dari ochen apa ya? berondong? Ichan masih mencerna kata-kata dari temanya ini. Dan setelah itu dia menutup mulutnya dengan Tanganya, merasa tak percaya apa yang dikatakan oleh Ochen, ia memaki Temanya.

"Gila lo chen"

Chenle yang melihat temanya baru mencerna apa kata-kata yang ia katakan menghela nafas.

"Iya gua Gila chan, tai!"

"Tapi gapapa sih Chen, cinta ga mandang umur. beda berapa tahun emang"?

"Gatau.. intinya dia anak SMA, gua sekarang takutnya jatuh hati sama Berondong!"

Haechan yang mendengar Chenle mengatakan anak SMA membuat nya berpikir, chenle kan baru saja tadi keluar untuk jalan jalan dan tiba-tiba ke kosannya lagi hampir gila karena anak SMA!? anak SMA disini kan yang Haechan tau cuman Ajis, apa Mungkin?

"Jangan bilang Anak SMA nya ajis?" Celetuk Ichan kepada Ochen.

Ochen yang mendengar itu mulai terdiam, kok bisa tau? Intinya temenya ini jangan sampai tahu!

"Apasih, gua tidur duluan deh"

Chenle yang takut ketahuan ia mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan ingin tidur, sungguh ia merasa malu sekarang.

"ngaku aja lu chen"

Tak ada respon.

"Aelah chen"

"Woy!"

"Tai lu"

Haechan merasa jengkel kepada ochen karena telah di abaikan, tapi pikirnya sudahlah, emang mungkin sekarang temanya ini sedang malu untuk mengakuinya.

...






Keesokan nya waktu menunjukan pukul 08.00. kelas Ichan sekarang hanya sore. Jadi ia bisa bersantai-santai terlebih dahulu, tetapi dirinya tidak melihat chenle disampingnya.

Mungkin Palingan dia bangun pagi dan Bekerja di cafe lagi seperti Biasanya, yah semangat untuk temanya yang kerja Pikir ichan.

haechan menutup matanya kembali untuk melanjutkan tidur, tetapi ada yang mengetuk pintu kosanya. Ketukan itu semakin lama semakin keras yang membuat haechan sangat terganggu. Akhirnya dengan malas ia bangun dan membuka pintu.

Tapi alangkah kaget nya ia Melihat seorang pemuda yang tinggi berada di depan pintunya, apalagi haechan semakin kaget bahwa pemuda itu adalah Ajis.

Bukanya hari ini hari selasa ya? kenapa si ajis ini ga Sekolah.

"Ada yang bisa dibantu jis?"

Ichan dengan senyum ramahnya bertanya kepada ajis yang dari tadi diam saja.

"lu katanya temen nya Ochen ya? Boleh minta nomornya?"

"Gabisa"

"Kenapa?"

Ekpresi ajis mulai mengeras. Ichan yang melihat ajis merasa agak jengkel, apa anak SMA ini ga punya sopan santun? Pagi-pagi dateng dan tiba-tiba meminta nomor sahabat nya dan memanggil nya tanpa embel-embel "kak" Ia kan lebih tua.

"Ya kali gua kasih no temen gua tanpa seijin nya?"

"Gua mohon, lo punya permintaan apa nanti gua turutin"

Ichan yang mendengar ajis memohon kepadanya sedikit kaget, ya kenapa tidak kaget. Ia selama sebulan tinggal di kosan tersebut tidak pernah sekalipun ber interaksi dengan ajis, dan sekarang dia datang kepada dirinya tiba-tiba meminta nomor sahabatnya, mana ia baru bangun dan tidak sempat cuci muka. gila pikirnya!

Ichan terdiam cukup lama.

"Lu mau apa gua beliin, tapi bayarnya pake nomor temen lo itu" sekali lagi ajis menanyakan hal itu kembali sambil memohon.

Yah Ichan cukup tertarik sih, tapi dengan menerima itu dia pikir sudah agak kurang menjaga privasi temanya.

"Iya deh, Tapi gua maunya lu bayar biaya kosan gua besok, karena udah waktunya bayar"

Ichan pikir dengan begitu ajis akan menyerah, lagian anak SMA mana yang mampu membayar kosan? Sedangkan dia masih pelajar, palingan jika anak tersebut adalah golongan anak Orang kaya.

Ajis terdiam sejenak.

"Oke deal"

"Besok gua bakal nunjukin Bukti pembayaran, tapi tepatin janji lo"

Ajis setelah mengatakan itu pergi dari hadapan Ichan.

Apa? Apa ichan ga salah denger? Ajis setuju? Punya uang darimana dia? Dia kan masih pelajar ngekost lagi! Apa ajis ini golongan dari anak orang kaya? Alah palingan bohong! Ichan mulai menepis pikirannya tadi, ia berpikir bahwa Ajis ini hanya bercanda.

Akhirnya karena Ichan tidak mau ambil pusing, ia menutup pintunya kembali dan merebahkan badanya di kasur dan mulai menutup mata lagi.


....


"Cie... pacar lu siapa sih Jen?"

"Bisa diem ga sih lo, udah 4 hari lo nanya begitu terus sama gua!"

Jeno mulai kesal kepada sikap Naja yang selalu menanyakan hal tersebut. Padahal ia selalu bilang kalau dirinya tidak punya pacar.

Apalagi selama 4 hari ini Kantor mulai gaduh, banyak teman-teman kantornya soal menanyakan pacarnya seperti Naja.

Tetapi dipikiran jenoral sekarang adalah Ichan, pasti anak tersebut sengaja melakukan hal itu karena dia suka kepada dirinya, sampai-sampai membuat bekal, iya kan? Seseorang akan membuat bekal kepada orang yang ia suka, Jenoral meng eratkan kepalan tanganya.

"Suasana kantor memanas yah, Gua disini kayaknya butuh Pendingin kayak minum es" renjun yang duduk di sebelah jeno mulai berbicara.

"Kamu ga kepo sama pacarnya Jeno sayang?"

Naja mulai mendekati kekasihnya yaitu renjun sambil duduk disebelahnya.

"Gak ngapain, mau dia punya istri pun aku ga peduli, mending beliin aku es di cafe sana sayang" pinta renjun kepada kekasihnya.

Naja yang mendengar itu langsung menelpon seseorang.

"Udah aku telpon orang buat belinya sayang, nanti dia bakal bawa minuman nya kesini"

Naja mulai memegang tangan renjun dan mengecup nya.

"Makasih" renjun tersenyum dengan manis dan mencium pipi Jaemin.

Jenoral yang dari tadi mendengar dan menonton nya dengan tidak sengaja merasa jijik dan geli.

Dasar manusia Bucin, Budak cinta yang begonya kelewatan!



Bersambung...

pemilik Kosan Dan Anak kosan. [ nohyuck ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang