Chapter I

1.2K 173 107
                                    

♡♡


_Bertemu namun tak bersama. Bisakah aku menyebutnya kita?_


Happy Reading(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

"Nama yang cantik terukir indah sejak lahir dalam diri seorang"

Sore hari dikala itu, gerimis memberikan tanda hujan akan semakin deras, dan hari semakin gelap. Namun, apa boleh buat.

Semua orang lebih memilih untuk berdiam diri di rumah bersama keluarga bahkan beberapa para pedagang kaki lima harus membereskan dagangannya setelah melihat cuaca sore itu sedang tidak baik-baik saja.

Braaakk..........!!

"Aduuuuh maaf kak......maaf aku gak sengaja" sambil menunduk gadis itu terus meminta maaf. 

Merasa bersalah telah melakukan sebuah kesalahan. Tanpa disengajakan gadis bertubuh pendek itu menabrak pundak seorang pria yang berdiri tepat di depannya. Hal ini cukup membuatnya terkejut.

Terlihat seorang cowok yang berperawakan tinggi menggunakan masker hitam, topi hitam, baju hitam serta berjaket, semuanya serba hitam. Dirinya hanya menganggukkan kepala tanda tidak mempermasalahkan keadaan.

Gadis itu kemudian berjalan cepat ke arah kasir untuk membayar cemilan yang sedang di genggamannya. 

Sementara semua barang belanjaan di scan, tangannya menyentuh setiap kantong di saku celana dan tas mini yang dipakainya. 

Namun yahhh, sepertinya ia lupa membawa dompet, mengingat ia hanya keluar sebentar dengan membawa tas mini serta handphone didalamnya, siapa sangka gadis itu terjebak hujan membuatnya sudah berada jauh dari rum

"Totalnya 52.000 ribu mbak" kata petugas kasir sambil menyerahkan barang belanjaannya sedikit mendorong kecil ke arahnya.

Namun belum sempat menerima gadis itu hanya tersenyum pasrah, mengetahui kebodohannya sendiri.

"Kenapa senyum mba?" tanya petugas kasir.

"Senyum mba manis..... tapi maaf gak bisa dibayar pakai senyum" kata petugas kasir sambil tertawa kecil.

"Gak jadi mas, saya lupa bawa dompet" tuturnya sambil mendorong pelan barang belanjaannya kembali ke arah petugas kasir. 

Namun tak disangka tiba-tiba, seseorang menyodorkan uang kertas berwarna pink. 

"Saya aja yang bayar, sekalian sama punya saya" kata pria bermasker hitam itu, yang tadi sempat ditabrak punggungnya, menyodorkan 5 botol minuman kaleng bertulisan BINTANG. 

Gadis itu hanya bingung dan melihat pria itu sedang membayar barang belanjaan miliknya. Dengan bingung ia menatap pria tersebut sedang membayar tanpa berbicara apa-apa.

Berapa menit berlalu dirinya masih saja tetap berdiri seperti orang sedang pikiran kosong penuh kebingungan.

Terlihat punggung pria itu berjalan keluar tanpa menoleh ke arahnya, dengan gerakan cepat gadis itu kemudian mengambil barangnya yang sudah dibayar dan segera berlari cepat keluar dari minimarket dan mengejarnya.
Dengan sigap tangan kecilnya menyentuh jaket kulit.

Aurora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang