Chapter III

384 137 41
                                    

Happy Reading
(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

"Ini bukan pertama kalinya aku mengalah di setiap keadaan"

"Kamu kenapa sihh?" Tanya Dilan seperti tak mempedulikan lebih perasaan Prita.

Terkadang sifat cowok ini mendadak berubah baik dengan segala cara. Seakan menunjukkan sebuah pengorbanan, meyakinkan Prita kembali percaya.


"Sengaja buat menghindar?" tanyanya dengan ekspresi serius,
menunjukan sebuah tatapan tajam layaknya seperti ancaman untuk mendapat jawaban.

"Emang aku sengaja!" bantak Prita kecewa,
gadis itu hanya berdecak pasrah sudah tak berharap lebih.

Merasa sudah tidak penting berhadapan dengannya, gadis itu berbalik kembali hendak bergegas pergi.

Namun belum beberapa langkah, dengan lembut tangannya ditahan yang membuat langkahnya terhenti.

"Apaan sihh?" Ia menghentakkan tangannya ke belakang, ketika sadar tangannya di tahan oleh seseorang, tidak lain itu adalah Dilan.

Sontak Prita berbalik menatapnya cukup lama dengan raut wajah kecewa, marah menambah emosi.

Tatapan mereka berjumpa dan tidak ada sepatah kata pun yang keluar. Yang adalah hanyalah ekspresi penuh kekecewaan dari raut wajahnya.

"Udah yahh....aku nggak akan berharap lebih lagi. Pliss Lan jangan ganggu aku" Ucapnya lemas dengan nada yang lambat sambil menghembuskan nafasnya kasar di awal kalimat.

"Dengerin aku dulu....pliss. Okay, aku tau aku salah. Aku minta maaf, aku janji sama kamu, aku akan selalu peduli sama kamu dan nggak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku benar-benar minta maaf Prita. Maafin aku yah" pintanya dengan tatapan serius penuh permohonan sembari tangannya mengelus pipi pacarnya, turun mengelus kedua tangan Prita. Berharap ada kesempatan untuk dirinya kali ini.

"Lho apaan sih? kok gampang banget ngomongnya"

"Prita plissss" mohon Dilan dengan tatapan sendunya menunjukkan sebuah penyesalan.

Namun Prita. Apakah ia harus terus bertahan dengan keadaan seperti ini atau memanfaatkan untuk sebuah perasaan?

"Semanis itu yah mulut seorang pembohong!" Kalimat yang tidak pernah salah di utarakan untuk orang yang tepat.
Raut wajah Prita menunjukkan ketidakpedulian.

"Ini bukan pertamakali harus mengalah di setiap keadaan lalu memahami di setiap situasi DILAN!"

Flashback on

Kriing.....kringg.....kring

Satu tahun lalu.......

Pukul 2 siang menunjukan jam pulang sekolah bagi SMA Cakrabuana. Semua murid berjalan keluar menuju gerbang, ada yang sedang menunggu angkutan umum, ada yang pulang dengan jemputan dan tidak lain banyak yang membawa kendaraan.

"Eh Dimas tunggu...." teriak Prita menghentikan langkah Dimas yang sedang berjalan menuju parkiran.

"Ada apa cantik?" respon Dimas dengan suara dibuat-buat jika di panggil oleh kaum hawa.

Aurora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang