Raden kian Santang Ksatria Tak bermahkota BAB 9.

564 47 8
                                    


Tidak terasa 2 tahun sudah Raden
Kian Santang terbaring komah ,
Setelah kejadian penusukan di
Balairung setelah mengadili
Mayang Karuna. Atas kejahatan
Yang dia lakukan meski si tersan-
Ka sudah di adili dan di hukum
Buang di pulau ular, namuh luka
Dan rasa sakit atas perbuatan
Mayang Karuna masih terasa dan
Sekarang cahaya Padjadjaran,
Tertidur lama dan tidak ada yang
Tau kapan dirinya akan bangun ,
Dari tidur panjangnya.

Wisma ksatria putra

Bilik wisma Raden kian Santang.

PRABU SILIWANGI.

Prabu Siliwangi menatap nanar,
Putra bungsunya yang masih betah
Dalam tidur panjangnya, begitu
Juga para ibunda. Mereka menan-
Gisi putra kesayangan mereka yang
Sudah mereka kecewakan.

Dengan gontai prabu Siliwangi,
Menghampiri dan duduk di
Ranjang Raden kian Santang,
Dengan hati yang hancur, tangan
Yang kokoh itu mengusap rambut
Tebal sang putra dalam diam ,
Prabu Siliwangi memohon untuk
Kesembuhan sang putra.

"Putraku, sudah 2 tahun kau
Tertidur ayahanda serta para
Bundamu sangat merindukan
Dirimu. Putraku ayahanda tau
Kesalahan ayahanda sangat lah
Besar, bahkan maaf saja itu tidak
Akan cukup putraku. Bangunlah
Putraku kian Santang,"ucap prabu
Siliwangi sambil mengecup kening
Sang anak hingga keajaiban,
Terjadi air mata menetes keluar
Dari sudut mata yang terpejam hingga jatuh kedada sang kesatria
Tiba- tiba saja tubuh sang ksatria,
Disinari cahaya yang terang hingga
Dan akhirnya mata yang dua
Tahun terpejam akhirnya terbuka
Kembali, kian Santang lalu
Menoleh dan dengan lemah .
Tangan sang Raden menghapus
Air mata sang ayahanda.

Kian Santang "ayahanda jangan
Menagisiku. Maaf sudah membuat
Kalian bersedih," ujar Raden kian
Santang

"Putraku, terimakasih Dewata yang
Agung kau sudah mengembalikan
Putraku Ayahanda bersumpah tidak
Akan. Melakukan kebodohan yang
Sama," ujar prabu Siliwangi.

Prabu Siliwangi langsung
Memeluk putra bungsunya dan
Menyuruh prajurit memanggil
Semua anggota keluarga nya serta
Tabib jika Raden kian Santang
Sudah sadarkan diri dari komah
Nya.

SKIP ...

Saat ini semua keluarga istana
Telah berkumpul di wisma Raden
Kian Santang prabu Siliwangi,
Membiarkan prahasini dan tabib
Memeriksa putra bungsu nya.

Ratu Subang larang.

"Bagaimana kondisi putra,
Kami prahasini ?" Tanya ratu
Subang larang.

Prahasini: Raden kian Santang
Sudah melewati masa kritis nya
Dan juga sudah sadar dari komah,
Saat ini Raden kian Santang harus
Istirahat yang cukup untuk mem
Percepat pemulihan kesembuhan
Nya, Gusti prabu, Gusti ratu, Raden
Dan nyimas. Saat ini Raden kian
Santang sedang tidur hanya itu
Yang hamba bisa beritahu saya
Undur diri," ucap prahasini yang
Meninggalkan wisma Raden kian
Santang.

"Syukurlah putra ku, terimakasih
Kau masih mau bertahan putraku,
Ayahanda bersumpah. Tidak akan
Mengulangi kesalahan yang sama
,"Sumpah prabu Siliwangi .

Alam menggelegar, petir menyam
Bar seolah memegang sumpah
Sang prabu.

Raden surawisesa sangat bahagia
Saat mendengar jika raka tercinta
Nya sudah sadarkan diri, dari
Komahnya. Raden surawisesa
Langsung segera ke wisma sang,
Raka begitu juga para saudara/i
Nya yang lain mereka sangat,
Gembira dengan kabar bahagia.

Kian Santang "ibunda ," ucap Raden
Kian Santang lirih sambil menatap
Mata sang bunda dan keluarga,
Nya yang lain. Ingin rasanya
Kian Santang menjerit dan menyu-
Ruh mereka keluar dari wisma nya
Dia tau jika keluarga nya sudah
Menyesal lalu apakah dirinya
Sangub memberikan kesempatan,
sungguh kian Santang tidak
Ingin egois.

kembali nya Raden kian Santang ksatria tak bermahkota.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang