Bab 15.

544 36 8
                                    


Hari sudah berganti sore, seorang
Pangeran berhati putih masih mengurung diri di wisma seorang
Diri dirinya menatap kosong
Taman istana yg berada di dekat
Wisma nya, Raden kian Santang
Belum bisa berdamai dengan masa
Lalu nya.

" putraku,ini bunda bolehkah
Ibunda masuk nak" ucap bunda
Subang larang.

Raden kian Santang yang mendengar suara sang bunda langsung menghapus air matanya.

"Masuk saja ibunda tidak di kunci"
Ucap Raden kian Santang dari dalam yang sudah mulai tenang.

Bunda ratu Subang larang memasuki wisma putra bungsu
Kesayangannya dan memeluk nya.

"Putraku ibunda mengerti perasaan
Mu, manusia memang tidak sempurna juga tidak luput dari,
Kesalahan, bunda tidak akan memaksa mu untuk memaafkan
Mereka semua putraku kian Santang " ujar bunda ratu Subang
Larang yang masih kecewa dengan,
Suami serta yunda,Rayi serta putra
Putri nya yang lain .

" Terimakasih ibunda sudah mengerti kondisi ananda, huhh
Ananda sudah memaafkan yang
Lain. Namun untuk kembali seperti
Dulu lagi dan memberikan satu,
Kepercayaan lagi ananda belum
Sanggup ibunda " ujar Raden kian
Santang yang mempererat
Pelukan sang bunda.

Ratu Subang larang tentu mengerti
Perasaan sang putra kepercayaan nya sudah di khianati keluarga nya
Sendiri dan lebih memilih percaya,
Fitnah yang di buat ratu Mayang
Karuna .

"Ibunda mengerti putraku" ucap
Bunda Subang larang .

Sementara itu para saudara/i kian
Santang hanya bisa pasrah dengan
Keputusan Rayi/Raka mereka walau
Bagaimana pun itu salah mereka
Juga yang lebih percaya pada fitnah
Di banding mencari tahu kebenaran
Yang sebenarnya.

"Ini salah kita juga yang lebih percaya fitnah dari pada mencari tau kebenaran nya terlebih dulu"
Ucap Raden gagak Ngampar yang
Sudah berlinang airmata sungguh,
Raden gagak ngampar sangat menyesali perbuatan nya.

"Aku juga bukan yunda yang baik,
Dulu aku berjanji akan selalu
Melindungi nya dan menjaga nya
Tapi, aku sendiri yang menghancurkan kepercayaan nya"
Ucap nyimas Rara Santang dengan
Sedih.

Tidak lama kemudian Raden abiyasa & Raden abisenta datang .

"Apa yang sedang kalian lakukan
Di depan pintu wisma Rayi kian
Santang , Raka yunda ? Tanya
Raden abiyasa pada kedua kakak
Terdua nya.

Sedangkan Raden abiyasa hanya
Menatap datar Raka dan yunda nya
Tersebut.

"Bisa aku tebak kalian berada di
Depan pasti ingin menemui Rayi ,
Kian Santang bukan yunda, Raka
Sudah ku katakan berikan Rayi
Kian Santang waktu untuk sendiri.

"Lagi pula Rayi kian Santang seperti
Ini juga adalah hasil perbuatan,
Kalian sendiri. Raka, yunda jika
Saja kalian bisa mencari tahu
Kebenaran nya sebelum menghukum orang yang salah ini,
Tentunya tidak akan terjadi " ujar
Raden abiyasa .

Tiba-tiba saja Raden Gagak ngampar
Berlutut di hadapan kedua Rayi
Kembarnya. Raden abiyasa dan
Raden abisenta .

Brukkk.

"Rayi Raka tau raka bersalah di sini,
Dan kesalahan yang Raka dan saudara/i yang lain lakukan itu
Tidak akan bisa kalian maafkan ,
Begitu saja Rayi , tapi Raka mohon
Tolong beri Raka kesempatan untuk
Memperbaiki semua kesalahan yang
Sudah Raka lakukan Rayi abiyasa,
Rayi abisenta " ujar Raden gagak
Ngampar.

Raden abiyasa dan Raden abisenta
Hanya menatap sinis Raka sambung tertua nya .

"Huh, apa Raka tidak berpikir sesakit apa Rayi kian Santang saat
Kalian lebih percaya fitnah yang,
Wanita iblis itu berikan pada Rayi
Kian Santang, HAH KALIAN BAHKAN DENGAN TEGANYA MENCAMBUK RAYI KIAN SANTANG.

kembali nya Raden kian Santang ksatria tak bermahkota.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang