Bab 16.

329 31 8
                                    

4 bulan sudah Raden kian Santang
Kembali ke istana Padjadjaran namun sikap dan sifat dingin serta
Datar Raden kian Santang terhadap
Semua saudaranya masih sama ya,
Raden kian Santang memang sudah
Berdamai dan memaafkan semua
Saudara nya, namun hanya sebagian
Yg ia maafkan. Raden kian Santang
Memang sudah memaafkan yunda nya nyimas Rara Santang, rakanya
Raden walang sungsang serta adik nya raden surawisesa namun tidak
Semua nya dapat ia maafkan terutama keluarga Sumedang larang
Yang saat ini tengah mencari cara,
Mendapatkan maaf dari kian Santang.

Dari jauh Raden abiyasa memperhatikan semua yg akan
Mereka lakukan untuk mendapat,
Kan maaf dari Rayi bungsu nya
kian Santang .

Raden abiyasa.
"Baru sekarang kalian menyesali,
Apa yg sudah kalian lakukan Raka,
Rayi kenapa tidak dari saat wanita
Ular itu memfitnah Rayi kian Santang mencelakai yunda Ratna,
Wulan aku bahkan tidak mengerti
Jalan pikiran kalian, padahal kalian
Hidup dengan Rayi kian Santang
Dari saat ia kecil. Harusnya kalian
Tau seperti apa Rayi kian Santang
Itu Raka, Rayi tapi ini apa hanya
Karena Rayi kian Santang ada di
Tempat saat yunda Ratna Wulan ,
Di celakai kalian dengan gamblang
Nya mempercayai fitnah yg di wanita itu ucapkan, sungguh miris
Kalian memilih menghancurkan
Kepercayaan yang telah lama di bangun Rayi kian Santang alih-alih
Mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu sekarang.... kalian cara sendiri untuk mendapatkan kepercayaan yg sudah hancur itu"
Ujar Raden abiyasa yg kini menatap
Keluarga Sumedang larang dan saudara/i nya.

Nyimas Dyah Sawitri/Rara kandita.

"Yunda, bagaimana ini Raka kian
Santang masih belum mau kita dekati yunda" ujar nyimas Dyah Sawitri.

"Ntahlah Rayi, yunda pun tak tahu
Ini juga salah kita yang ikut membenci Raka kian Santang tanpa
Alasan huhhh, kita harus terima Rayi" ucap nyimas Rara kandita.

"Huhh, aku merindukan Raka kian Santang yunda" ujar nyimas Dyah Sawitri dengan sedihnya.

Raden abiyasa menghampiri kedua,
Rayi nya dan memeluk keduanya.

"Maafkan Raka tidak bisa membantu kalia, Raka kalian hanya
Butuh Rayi Rara kandita,Rayi dyah
Sawitri" ujar Raden abiyasa setelah
Mengatakan itu Raden abiyasa
Berlalu dari kedua adik perempuan satu ayahandanya.

Skip.

Raden kian Santang terlihat berdiri
Di tebing belakang istana dengan wajah yang sedikit pucat.

"Kakek prabu apa yang harus kulakukan sekarang ananda sudah
Memaafkan mereka namun, jika
Untuk memberikan kesempatan itu
Sangatlah sulit kakek prabu" gumam
Kian Santang dengan lirih.

( Cucuku kian Santang maafkanlah
Para saudaramu maka itu akan membuat hatimu tenang nak,
Janganlah dirimu menyimpan dendam ingatlah selalu untuk welas asih cucuku kian Santang) Suara prabu dewa Niskala mamsuki pikiran kian Santang ya, ia harus
Memaafkan semua saudaranya walau bagaimanapun mereka tidak
Sepenuhnya salah.

"Terimakasih nasehatnya kakek prabu ananda akan mencoba berdamai dengan masa lalu dan,
Memaafkan mereka semua dengan ikhlas, ya Allah ampunilah hamba
Mu ini yang sudah termakan dendam" ujar kian Santang kini
Memutuskan untuk kembali ke istana.

Kian Santang baru saja memasuki pintu masuk istana tiba-tiba saja
Kedua adik perempuan nya memeluk dirinya sambil menangis

"Raka hiks, maafkan kami Raka
Kami bersalah sudah ikut membenci
Raka, kami menyesal Raka kian
Santang, hik hiks" isak nyimas
Rara kandita.

"Huhh, sudahlah jangan menangis lagi. Raka sudah memaafkan kalian,
Tapi jangan kalian ulang kembali
Kesalahan yang sama atau Raka
Benar-benar akan meninggalkan kalian" ujar kian Santang dengan
Senyum tipisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kembali nya Raden kian Santang ksatria tak bermahkota.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang