Bab 24

4.4K 79 10
                                    

Haiii, ini aku beneran double up ya, walopun telat. Wkwkwk.
Btw, kalian bisa gk si vote ?! Tau caranya vote kan ?? Bisa kan??

Happy Reading

Ada rasa legah dihatinya ketika Giovano meninggalkannya beberapa hari, lebih tepatnya satu Minggu untuk alasan sebuah pekerjaan.

Bukannya jahat, hanya saja dia merasa seperti mendapat hari libur dari pekerjaannya belakangan ini. Hmm ya, bersetubuh dengan suaminya. Bersetubuh bak orang gila.

Tidak ada kabar dari Giovano. Sebenarnya, walaupun dia merasa senang namun, tak ayal dia juga penasaran dengan keadaan Giovano.

Entahlah, wajarkah kalau Celine ingin tahu kabar suaminya ?

"Mikirin apa?" Suara Thalia membuat Celine terkejut.

Thallia menggelengkan kepalanya heran, suaranya sangat pelan untuk membuat seseorang terkejut. Sepertinya Celine sedang memikirkan sesuatu.

"Gak ada." Jawab Celine bohong diikuti dengan cengirannya.

"Gak ada, tap..."

"Bentar." Melisa memotong ucapan Thallia.

Wajah Melisa kini beralih sepenuhnya ke arah Celine. Fokusnya hanya pada Celine dengan kedua matanya yang menyipit.

"Kamu belum bayar uang untuk mata kuliah skripsi?" Tanya Melisa seperti sedang mengintrogasi seorang terdakwa.

Celine mengerjapkan matanya, otaknya seolah mencerna setiap kata yang dilontarkan Melisa barusan.

"Astaga !!" Pekik Celine.

"Celine lupa." Ucapnya seraya memukul kecil dahinya dengan sebelah tangannya.

Celine teringat sesuatu. Biasanya yang membayar uang kuliahnya adalah Charles, sang Daddy. Tapi, sekarang dia sudah menikah. Jadi, yang seharusnya membayar adalah Giovano.

Bagaimana ini? Mereka bahkan belum membahas ini sebelumnya. Jangankan uang kuliah, Giovano bahkan tidak pernah memberinya uang untuk kebutuhan Celine. Dan yang paling gawat, uang tabungan Celine sudah sangat menipis dan tidak akan cukup untuk membayar uang tunggakan kuliahnya.

Apa dia harus menghubungi Daddy? No !!

Atau Giovano ? BIG NO !!

Celine melirik Rossa yang dengan setia berdiri tidak jauh dari meja kantin kampus tempat Celine dan kedua sahabatnya berada. Pinjam uang Rossa ? Gak mungkin. Kemudian lirikannya beralih pada kedua sahabatnya. Pinjam uang Melisa ? Gak mungkin juga. Melisa yatim piatu dan harus bekerja keras sendirian untuk mendapatkan uang.

Satu-satunya harapan sekarang adalah Thallia. Bagaimana cara agar Thallia mau meminjamkan uang tanpa banyak bertanya ? Saat ini saja Celine masih punya utang cerita tentang dia dan Giovano yang bisa menikah.

"Thallia..." Panggil Celine namun terpotong oleh suara seseorang.

"Nona, ada yang ingin bertemu." Itu suara Rossa.

Celine melirik Rossa yang sudah ada di samping meja, mengangkat kedua alisnya bertanya, "Siapa Ros? Ayo kesini saja."

"Baik nona." Jawab Rossa beralih tempat dari hadapan Celine.

Celine mengangkat kedua bahunya ketika kedua sahabatnya menatap dirinya bertanya.

"Selamat siang, Nyonya Celine." Sapa seorang wanita cantik yang berdiri di samping meja dengan pakaian formal.

"Patricia?" Celine mengerjapkan matanya heran dengan sosok perempuan yang katanya ingin bertemu dengannya.

"Ya Nyonya. Mohon maaf jika kehadiran saya mengganggu kegiatan anda." Kata Patricia menundukan sedikit kepalnya.

Celine Sacrifice (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang