Bab 11

5.5K 75 1
                                    

Sesuai janjinya malam ini Giovano akan menjemput Celine menuju ke rumah orang tua Celine. Saat ini Celine baru saja selesai merias dirinya agar terlihat lebih cantik. Dia melirik arloji di pergelangan tangan kirinya, pukul 18:08.

Drrtt..drrtt..

Kak gio is calling you

"Turun." Ucap Giovano ketika Celine menerima panggilan tanpa memberikan Celine kesempatan untuk menyapanya terlebih dahulu kemudian mengakhiri panggilan itu secara sepihak.

Celine hanya menghembuskan nafas dengan sikap Giovano. Dia berjalan keluar dari appartemen menuju parkiran yang dia yakini tempat Giovano menunggunya.

Giovano dapat melihat Celine dari dalam mobil tengah kebingungan mencari keberadaan mobilnya. Dia masih memperhatikan Celine yang tampak cantik sekalipun dengan raut wajahnya yang menahan kesal karena tidak menemukan mobil Giovano.

Tanpa Giovano sadari bahwa dirinya begitu menikmati kegiatan memperhatikan istrinya itu.
Giovano yakin sebentar lagi Celine pasti menghubunginya dan benar saja tanpa menunggu lama ponsel Giovano bergetar tanda sebuah panggilan telah masuk.

Giovano tersenyum samar karena dugaannya Sangat tepat.

"Hm." Giovano berdehem dengan kedua matanya yang masih setia memperhatikan celine setelah menerima panggilan. Kedua bibirnya masih tersenyum tanpa disadarinya.

"Kak gio dimana? Celine sudah diparkiran tapi kak gio gak ada." Ucap Celine cepat.

"Disini." Jawab Giovano santai.

"Dimana kak?" Tanya Celine dengan kepalanya yang celingak-celinguk mencari keberadaan Giovano.

"Gue aja bisa lihat Lo dari sini." Kata Giovano.

"Kak serius. disini sepi, Celine takut." Jawab Celine.

Diparkiran itu memang tampak sangat sepi namun banyak mobil yang terparkir membuat dirinya sedikt kesusahan menemukan mobil Giovano.

"Hai." Sapa seseorang pria di belakang Celine yang terlihat sedikit genit dengan kedua mata sayunya.

Celine membalikan badannya memastikan orang yang baru saja menyapanya. Dia hanya menganggukkan kepalanya tanda menghargai sapaan pria itu yang tidak dia kenali. Ponselnya masih dia letakan di telinganya.

"Siapa?" Tanya Giovano masih di seberang ponsel dengan sorot matanya tajam melihat Celine bersama seorang pria.

Celine yang mendengar suara Giovano dari ponsel menjawab "Celine gak tau."

Giovano mematikan panggilan itu kemudian membuka pintu mobilnya lalu berjalan cepat keluar mobil menuju ke tempat Celine dan pria itu berada tanpa mengalihkan tatapannya dari Celine dan pria asing itu.

Mata tajam giovano dapat melihat pria itu masih menatap Celine dengan genit. Lidah pria itu terus saja membasahi bibirnya seperti tengah menahan gejolak di dalam dirinya membuat Giovano geram.

"Cari siapa?" Tanya Giovano tiba-tiba di samping Celine.

"Kak gio." Kata Celine melongo menatap giovano.

"Cari siapa?" Tanya Giovano pada pria itu lagi bersama raut wajahnya yang tidak bersahabat.

"Permisi." Kata pria itu gelagapan berjalan cepat meninggalkan Giovano dan Celine.

Giovano kemudian menatap Celine sedangkan yang ditatap hanya menundukkan kepalanya. Celine masih gugup bila ditatap intens seperti itu oleh Giovano.

"Kalau jiwa sudah mendarah daging menjadi jalang, mau diubah menjadi apapun akan tetap kembali menjadi jalang." Tekan Giovano dihadapan Celine membuat Celine merasakan sakit dihatinya akibat penghinaan yang dilontarkan oleh suaminya.

Celine Sacrifice (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang