Bab 31

4K 72 5
                                    

"Welcome, pak suami." Seru Tiano menyambut kedatangan Giovano.

"Udah kelar ni, sibuk-sibuk?" Sindir Maxime pada Giovano. Pasalnya, setelah malam pertamanya, Giovano sangat jarang mengunjungi club ini lagi dengan dalih kesibukannya.

Padahal, semua orang juga tau kesibukan Giovano sejak dulu, jauh sebelum menikah. Kenapa baru sekarang kesibukan itu sampai tidak bisa membuat Giovano mengunjungi club ini?

"Mau apa?" Tanya Christian tanpa basa-basi. Biasanya saat mengunjungi club, mereka akan memesan alcohol dan wanita.

"Ada yang baru?" Tanya Giovano sekaligus menjawab pertanyaan Christian.

Christian hanya mengacuhkan kedua bahubya pertanda tidak tahu seraya melirik Tiano, sang empuhnya club.

"Ada, satu. Lo mau?" Respon Tiano.

"Masih baru banget, baru sekali dipake temen Lo ini." Lanjutnya sambil menunjuk Christian dengan dagunya.

"Baru jadi PSK. Bukan baru pertama kali desah." Koreksi Maxime.

"Tapi, masih enak, kan?" Sela Tiano.
"Mana gue tau. Yang pake Christian, bukan gue." Balas Maxime sedikit sewot.

"Biasa aja." Suara dingin Christian mengakhiri obrolan Tiano dan Maxime.

"Yang lain." Suara yang terdengar seperti perintah itu mengalihkan perhatian Tiano dan Maxime.

Giovano merasa enggan menyentuh wanita yang pernah dipake oleh ketiga sahabatnya. Hal ini bukanlah hal baru dan sudah berlaku sejak dulu. Tiano pun sudah tau akan hal itu. Hanya saja, dia ingin menjawab pertanyaan Giovano perihal barang baru.

"Yang lama, ada. Pernah Lo pake sekali. Selama ini, dia gak terima orderan. Terakhir Sama Lo." Jelas Tiano.

"Kalo Lo mau, gue telfon orangnya sekarang. Kaki aja kalo sama Lo, orderan diterima." Lanjutnya menekan kata orderan diterima.

"Sekarang." Jawab Giovano tidak jelas. Untung saja ketiga sahabatnya memiliki IQ diatas rata-rata sehingga mampu memehami keinginan Giovano.

***
Setelah mengotak-atik ponselnya, Tiano mengucapkan sesuatu, "Giliran yang pesan Giovano, langsung mau."
Maxime terkekeh mendengar ucapan Tiano.

"Tapi, menurut info yang gue dapat, dia janda tanpa anak." Ucap Tiano.

"So, why?" Tanya Maxime yang merasa informasi Tiano, tidaklah penting.

"Suaminya udah meninggal lama. Pas ngelamar disini, kata Frans dia cuma butuh uang 30 juta. Kalo uangnya udah dapat, dia minta berhenti." Jawab Tiano. Dia masih ingat informasi dari frans--orang kepercayaannya mengelolah club, tentang wanita itu.

"Orang pertama dan terakhir yang dia layani waktu itu, si vano. Habis itu langsung berhenti. Padahal bayarannya gak sampe 30 juta." 

"Terus, maksud Lo ngomong gitu, apaan?" Kesal Maxime.

Sedangkan Giovano dan Christian hanya diam mendengarkan tanpa minat.

"Yaa.. gue cuma mau kasitau aja. Emang temen Lo ini, mau pake barang dua kali?" Tiano mendelik saat menjawab pertanyaan Maxime.

Pasalnya dia tau betul dengan kebiasaan Giovano yang tidak pernah membayar PSK yang sama lebih dari satu kali. Stella, yang menurut Tiano sangat cantik, sexy, modis dan berkelas saja, tidak mampu membuat Giovano menidurinya dua kali.

Hanya Celine, wanita ajaib yang membuat Giovano tergoda.

"Udah tau, ngapain tawarin?" Christian yang sejak tadi diam, akhirnya menyahut.

"Dia pasti mau. Masa maunya sama Celine doang. Iya gak Van?" Maxime memprovokasi keadaan yang disambut delikan tajam dari Giovano.

Giovano tau, Maxime hanya ingin memprovokasinya. Tapi, entahlah, dia tetap terprovokasi.

"Eheemm.." Maxime berdehem mengumpulkan keberaniannya. Lalu berkat, "Lo cuma Hs sama dia sekali lagi. Gak harus bercinta sama kaya yang Lo lakuin sama Cel..." Ucapaanya tidak dia lanjutkan saat dia melihat delikan tajam itu seakan menembus jantungnya ketika akan menyebutkan nama Celine.

Dari situlah, Tiano, Maxime dan Christian mengetahui alasan Giovano menginjakkan kakinya lagi disini.

"Jadi, Lo mau atau gak?" Tiano mengalihkan pembicaraan sebelum Giovano berubah menjadi siluman harimau.

"Ok." Jawab Giovano acuh namun, mampu membuat ketiga sahabatnya terdiam.

Christian bahkan tersenyum miring, meremehkan Giovano.

Yakin? Christian mengangkat sebelah alisnya menatap Giovano.

Giovano benci ini.
Dia benci dengan kenyataan dirinya yang hanya menginginkan tubuh Celine.

Sial!!

Dia harus berhubungan dengan wanita bayaran Tiano itu, sekali lagi.

Tapi, bagaimana jika..?

"Shitt." Umpatnya yang langsung mendapat gelakan tawa dari Maxime dan Tiano.

"Orangnya udah sampe." Tiano menginformasikan perihal pesanan Giovano.

"Gue suruh langsung kesini, atau?" Lanjut Tiano.

Respon Giovano hanya sebuah deheman.



Hemmm. Ada bau-bau perselingkuhan ni..

Sekarang, aku persilahkan lalin maki-maki Giovano.

Up lagi?

Jangan lupa follow dong.

Tandai, typo

Celine Sacrifice (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang