Tahun 1711, bagian paling timur Siberia, Chukotskiy, Rusia
Tanpa pohon, semua terlihat datar dari pijakan hingga ujung sorotan mata. Seolah langit, awan, dan tanah bermain menjadi satu, berteman tanpa halangan. Suhu yang amat dingin menguasai daerah tundra ini, para penduduk asli menggunakan kulit rusa untuk pakaian sehari-hari, ini membantu tubuh untuk terjaga dalam kehangatan yang diinginkan.
Tak ada yang membantah jika dikatakan bahwa semua paras wanita dari suku Chukchi ini bisa membuat hati merasa kagum bak melihat malaikat, mereka terlahir dengan keberuntungan ini. Mata nan indah dan wajah yang seolah dipikirkan dengan matang dalam penciptaannya. Tampaknya sang pencipta memberikan waktu yang cukup lama untuk membuat wajah-wajah itu tampak cantik dan spesial.
Pengembala rusa dan pemburu paus, inilah pekerjaan para tetua di sana. Kehidupan yang cukup keras untuk dilalui membuat para penduduk di sini memiliki sebuah tradisi. Sebentar, apakah ini sebuah tradisi? Tidak, salah. Ini bukanlah tradisi mereka, namun para penduduk yang sudah menginjak usia tua biasanya sukarela dalam kematian. Ya, mereka seolah, 'Baiklah, ini waktunya. Bunuhlah aku.' Tak ada yang menjadikan semua itu sebuah beban, seolah tak masalah untuk mati dibunuh oleh kawanan, toh hidup memang sekeras ini. Juga, akibat iklim yang ganas, sistem kesehatan yang buruk, serta standar kehidupan sosial yang rendah, usia harapan hidup standar suku Chukchi tidak sampai lima puluh tahun.
Itu adalah fakta yang tak ingin dimiliki oleh satu wanita ini. Dia berpikir untuk melarikan diri dari tempat tersebut, dan ingin bernapas lega di tempat lain, lebih hangat dan banyak pohon.
Iya, kita membicarakan Freen, yang mana dia adalah anak dari ketua suku, Samman. Wanita cantik ini merasa ingin memberontak untuk semua situasi itu. Dia tak tahan dengan rasa dingin yang merasuk kulitnya, terlebih lagi dengan memburu para anjing laut dan paus itu untuk dimakan, Freen ingin menolak semua itu, dia juga ingin makan makanan yang lain, buah atau tumbuhan hijau. Akhirnya Freen memikirkan satu ide, dia beralasan ingin keluar dari tempat itu dengan perkataan yang masuk akal, wanita ini berkata, "Otec." Ayah. "Freen ingin pergi sebentar ke pesisir hangat untuk mengambil tanaman Ashitaba, tumbuhan itu bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Freen akan baik-baik saja, Brat akan menemani Freen." Brat: Sebutan Kakak, teman yang lebih tua.
Tidak semudah itu, sang Ayah membantah, "Freen, tak ada yang bisa mengatasi situasi kita. Tumbuhan apa pun itu, tidak bisa menyelamatkan kita. Freen, ini bukan tentang penyakit, Nak."
Dengan jawaban yang sudah dipersiapkan, Freen berkata, "Tetya menyampaikan ini dulu pada Freen, dia bilang tumbuhan itu khasiatnya luar biasa. Dan jika mau, Freen akan mencari gingseng yang banyak, Otec pasti menginginkan tubuh yang hangat saat malam, kan?" Tetya: Bibi. Kebetulan, Bibinya yang bernama Krasiv ini mempunyai segudang ilmu tentang kesehatan dan bisa membaca, dia adalah orang yang dihormati oleh Tuan Samman. Selain itu, semua perkataan Bibi Krasiv selalu didengarkan oleh kepala suku ini. Namun Bibinya hanya tinggal kenangan saja, Tuan Samman agak sedih mendengar nama itu.
Namun Ayahnya tak ingin mendengar perkataan Freen, dia hanya mengatakan, "Freen, kamu perempuan, Nak. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?"
Freen takut Ayahnya melarangnya, sebab hanya inilah kesempatan untuk kabur, "Otec, itu bukan masalahnya. Terlebih lagi, kapal dagang akan pergi beberapa saat lagi, Freen harus bergegas agar tidak ketinggalan." Aku harus segera pergi, jika tidak, maka tak akan ada lagi kesempatan pergi, kecuali sudah berumur tiga puluhan nanti. Kapal dagang itu entah mengapa singgah di daerah Magadan.
Tiba-tiba lelaki tinggi muncul, dengan wajah yang sedikit takut, dia berkata, "Dyadya, izinkanlah Freen pergi denganku. Aku akan menjaganya." Dyadya: Paman. Lelaki ini bernama Shir, dia tidak sepenuhnya menemani Freen nanti. Pemberhentian mereka berbeda, Freen hanya ingin menggunakan namanya saja untuk ikut berlayar pergi ke dunia yang lebih indah. Sebelumnya Freen sudah memohon pada Shir untuk mengajaknya, memohon dengan berbagai cara. Akhirnya tak ada pilihan lain selain berbohong dengan kata-kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK OCEAN - FREENBECKY
FanfictionLautan, samudra, thalassa adalah satu artian yang sama. Misteri selalu melekat erat pada dalamnya samudra. Diiringi oleh kisah hidup seorang wanita yang terdampar di pulau tak berpenghuni, bertemu dengan salah satu misteri samudra. Satu kisah penant...