Chapter 10

1.5K 131 31
                                    

Tahun 1711, Kepulauan Bonin

"Apa? Kamu kembar?" Mata Freen sungguh ingin tertumpah keduanya, dia tak terima dengan kabar terbaru ini. Maksud Freen, keberadaan dua Patricia yang cantik akan membuatnya kebingungan untuk memilih yang mana, Freen tak ingin menyakiti salah satunya. Namun, maaf, imajinasi Freen harus terpecahkan dengan jawaban Patricia selanjutnya.

Patricia yang sedang berjalan ke pinggir pantai hanya menggeleng saja dengan tanggapan Freen yang menurutnya sangat berlebihan. Dia tau Freen mengikutinya, akhirnya dia berkata, "Tidak seperti manusia, Freen. Dia hanyalah sosok kecil thalassa yang sampai saat ini sangat malu untuk memperkenalkan dirinya pada manusia. Maksudku, dia tak pernah ingin bernyanyi dan menjelma seperti manusia." Seperti yang dilakukan oleh Patricia sebelumnya pada Freen. Patricia pun hanya berdiri dan menunggu kedatangan kembarannya itu.

Di mana dia? Bisik Patricia.

Alis Freen mengernyit, dia masih tidak mengerti, "Patricia, kamu tau aku tidak begitu pintar. Jangan buat aku mempertanyakan banyak hal." Anak pemburu ini sungguh bingung dengan semua yang dia dengar. Tidak kembar seperti manusia? Lalu?

Patricia tidak membantah masalah tidak begitu pintar tersebut, sampai detik ini Freen tidak mengerti apa itu sosok kecil thalassa, padahal dirinya selalu menjelaskan semua itu dengan singkat: Kami itu secuil samudra, tapi Freen kerap berkata, tapi di mataku kamu manusia. Saat itulah Patricia merasa Freen sedikit bodoh, karena beberapa kali pun dia jelaskan bagaimana dirinya terbentuk, Freen tak pernah mengerti itu.

Patricia semringah, dia tersenyum saat ada sesuatu yang berenang melawan arus, ya, sosok kecil thalassa lainnya. Kembarannya ini berbicara dengan suara yang tak bisa Freen dengar, "Hei, kamu datang." Mencoba mendengar balasan, lalu Patricia berkata lagi, "Jangan menggodaku. Mm, hanya kami berdua di sini. Siapa lagi yang akan datang ke pulau tak berpenghuni kecuali... Ya, kamu tau itu. Dia membuang sampah ke lautan." Kata Patricia menjelaskan situasi Freen pertama kali. Lalu tiba-tiba Patricia tertawa, dia berkata lagi, "Untunglah thalassa hanya menggertaknya, sebab dia punya hati yang baik." Setelah mengatakan ini, Patricia melirik Freen sejenak, lalu dia menoleh lagi, mendengarkan dan mengangguk saja. "Aku tau tentang itu. Aku akan..." Dia menghela napas dan berhenti berbicara.

Sedari tadi Freen merasa takut, dia kira Patricia berbicara pada hantu. Sebab, tak ada satu pun orang di sana, sementara tatapan Patricia sangat fokus melihat riakan ombak seperti melihat ada orang di sana. Dengan nada gugup, Freen berkata, "Apa kamu sebenarnya anak indigo, Patricia? Apa aku harus kabur sekarang juga? Ka-kamu terlihat menyeramkan kali ini." Berbicara sendiri.

Patricia mengabaikan perkataan Freen untuk sementara, dia seakan mendengar lagi sosok kecil thalassa itu berkata, lalu beberapa lama kemudian, Patricia tampak sedikit melamun memikirkan sesuatu. Setelah itu, dia menghela napas dan berkata, "Aku akan memikirkannya." Setelah beberapa lama kemudian, Patricia tersenyum dan melirik dari tempat yang dia lihat ke samudra yang luas, seolah kembaran itu pergi lagi meninggalkannya.

"Patricia! Jangan membuatku takut!" Freen akhirnya berdiri di depan wanita yang berbicara pada riakan ombak kecil, mata Freen sungguh meneriakkan semua perasaan merinding tersebut.

Wanita bermata biru gelap ini malah tertawa dengan sikap Freen yang berlebihan, "Apa yang kamu takuti? Aku hanya berbicara dengan kembaranku."

Saat itu juga Freen mengacak-acak rambutnya kesal karena merasa dia tidak memahami apa pun, "Tak ada orang yang sama sepertimu! Hanya kita berdua di sini! Apa kamu sudah... gila?" Freen sempat berpikir tentang ini, dia mengira, mungkin saja hubungan sosial yang sangat sempit ini akhirnya membuat Patricia penuh dengan tekanan dan berakhir stress. Iya, Freen berpikir Patricia berhalusinasi kali ini.

DARK OCEAN - FREENBECKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang