Rembulan berusaha menembus dalamnya laut, sinar itu tak terlalu kuat untuk menyinari gelapnya samudra. Cahaya kuning itu terombang-ambing di permukaan laut sambil mengikuti riakan ombak yang tenang. Dari atas, semua terlihat baik-baik saja, namun di dalam sana ada seseorang yang mencoba meraih terang itu dengan tangan kirinya yang lemah.
Matanya sayup, tak sanggup terbuka seluruhnya. Air yang seharusnya biru seolah berubah warna, namun bukan itu permasalahannya. Perlahan, tubuh itu menjauh dari sinar yang diinginkan, tak ada sedikit pun tenaga untuk melawan semua itu. Diri itu lemah, sangat lemah. Rasa sesak itu mengarungi dadanya, tak bisa bernapas. Dia juga tak bisa menahan napas lebih lama.
Hingga akhirnya tangan itu tak meraih cahaya lagi, dia pasrah dengan semua yang telah terjadi.
Sampai ketika seseorang muncul dengan wajah yang penuh rasa bersalah, berenang dengan sangat cepat menyusul dirinya. Meraih tangannya dan memeluk dengan erat tubuh yang tenggelam. Siapa yang memeluknya, dia tak melihat dengan jelas.
Dan seketika, semua itu hilang dan teralihkan menjadi tawa yang riang. Pasir putih menemani langkah-langkah itu, dia merasa dirinya sedang bergandengan tangan dan mendengar suara yang bercerita. Pepohonan tampak sangat jauh, dua pasang kaki berjalan sampai entah ke mana. Terdengar lagi suara tawa kecil yang tak asing baginya, saat dirinya menoleh, dia terdiam dan menatap cukup lama, dengan lirih dia bertanya, "Kamu adalah aku, lalu aku siapa?"
Wanita yang mirip dirinya hanya tersenyum dengan riang, dia tak menjawab apa pun seolah tak mendengar pertanyaan itu. Lalu, seakan dirinya mengatakan hal lain, wanita yang sungguh mirip dirinya itu tertawa. Wanita itu bahkan berhenti dan menatap dirinya dengan sangat tulus. Namun entah mengapa, semua tiba-tiba berubah lagi.
Suasana kembali gelap, dirinya berjalan menjauh dari sisi wanita itu. Dia melihat wajah itu, tak ada tangisan dari yang ditinggalkan. Namun setelah sangat jauh, teriakan pun terdengar, sangat kuat dan memilukan. Telinganya tak sanggup mendengar semua itu, bahkan dadanya sangat sesak seolah ingin meledak. Tubuhnya kian lemah. Dia melihat pergelangan tangannya, sangat pucat. Dan dalam detik itu juga, tubuhnya seolah terjatuh dari tebing yang tinggi.
Saat dia menunggu untuk jatuh, semua kembali ke gambaran semula. Samudra di sekelilingnya, namun kali ini tak ada rembulan yang menyinari. Tak ada wanita yang memeluknya, dia sendiri dalam sepi yang tiada tara. Dingin tak terasa, degup jantung pun tak terdengar, samar. Hangat tubuh perlahan menyebar ke setiap inci tubuhnya. Dan saat itu juga, rasa sedih menguasai hatinya. Mata itu akhirnya menangis dalam samudra, kepiluan tiada akhir merasuki hatinya.
Hingga akhirnya semua berubah lagi, tiba-tiba seseorang mendekatinya, memeluknya lembut. Namun hanya sebentar, pelukan itu perlahan erat, sangat erat dan akhirnya membuatnya sesak dan sakit dalam bersamaan. Dirinya mencoba untuk meronta, tapi tak bisa. Dia meminta wanita itu berhenti memeluknya dengan suara yang lirih tak berdaya, namun tampaknya sia-sia. Lalu dia perhatikan lagi tangannya, matanya bergetar melihat tangan itu perlahan mengurus, berdarah dan akhirnya seluruh tubuhnya perlahan hilang. Namun di detik-detik terakhir ketika dia akan musnah, wanita itu melepaskan pelukan tersebut dan melihat dirinya dengan tatapan yang sama, tatapan bersalah. Wanita itu bahkan mengatakan, "Aku mencintaimu."
....
Matanya terbuka dengan paksa, dia menghirup napas yang dalam dan melepaskannya di ruang gelap yang sangat sesak itu. Becca segera menghidupkan lampu tidurnya dengan tangan yang masih bergetar hebat. Dia mengingat semua mimpi itu, sangat jelas. Lagi, sesekali dirinya menahan napas agak lama lalu membuangnya perlahan agar kecemasan dalam dirinya hilang. Derap napasnya sama sekali tak teratur, ujung mata itu mengingat semua kejadian dalam mimpi tersebut. Dia tidak melihat siapa pun selain dirinya. Udara malam tidak membantu sama sekali, ujung tangan dan kakinya terasa lebih dingin namun keringatnya tak kunjung berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK OCEAN - FREENBECKY
FanfictionLautan, samudra, thalassa adalah satu artian yang sama. Misteri selalu melekat erat pada dalamnya samudra. Diiringi oleh kisah hidup seorang wanita yang terdampar di pulau tak berpenghuni, bertemu dengan salah satu misteri samudra. Satu kisah penant...