1

4.1K 212 32
                                    

Sebuah poster besar terpampang hampir di seluruh dinding lobi perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah poster besar terpampang hampir di seluruh dinding lobi perusahaan. Jeon Jungkook, idol kenamaan dari Bighit Entertainment yang baru saja comeback dengan single lagunya pun menjadi prioritas utama di perusahaan. Belum lagi citra dan kepopulerannya yang mendunia, pantas sekali jika dia menjadi anak emas dari perusahaan yang menaunginya.

"Besok pagi ada perform di Inkigayo, setelahnya ada wawancara serta pemotretan dari majalah Vague. Kamu harus bersiap lebih awal. Jam 8 pagi aku akan menjemputmu."

Jungkook hanya menghela napas kasar saat mendengar penuturan dari sang manager. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan jadwal promosi single terbarunya. Sejujurnya ia sudah bosan, membuat lagu, merilisnya, setelah itu promosi dan tour yang terjadwal, semua kegiatan yang dia lakukan dari awal terasa monoton. Memang benar, di awal Jungkook merasa sangat senang bisa tampil di hadapan jutaan penggemar dan menyapa mereka, bisa dikatakan hal itulah yang membuatnya senang dan bertahan di dunia hiburan sampai sekarang. Tapi lama kelamaan ia merasa bosan, ia ingin merasakan hidup normal seperti yang lainnya. Bebas keluar dan melakukan apa saja yang ia suka, berhubungan baik dengan teman secara tulus tanpa embel-embel pansos atau semacamnya, dan tentunya asmara. Jungkook ingin merasakan bagaimana ia bisa dicinta dan mencinta. Selama ini agency terlalu mengekang dan mengatur kehidupannya, termasuk tentang percintaan. Jujur, ia sudah muak.

"Oh iya, tadi Rose menghubungiku. Ia ingin bertemu, mungkin ia ingin menghabiskan waktu denganmu sebelum tournya."

Jungkook menghentikan langkah, menatap menegernya tanpa minat.

"Mau sampai kapan drama ini dilanjutkan? Aku sudah muak. Bisakah aku mengakhiri hubungan sialan ini?"

Jungkook merolingkan mata dan melanjutkan jalan, dari ekspresi menegernya barusan, Jungkook bisa menebak ucapan yang akan dia lontarkan.

"Hei kenapa? Rose gadis cantik, pintar, berbakat, dan populer. Kalian pasangan yang serasi. Apa yang membuatmu tidak bisa mencintainya? Kau tahu? Banyak orang di luaran sana yang iri padamu. Mereka menginginkan berada di posisimu. Harusnya kamu bersyukur."

Sudut bibir Jungkook terangkat. Konyol dan lucu sekali, tidak semua isi kepala manusia itu sama.

"Kenapa tidak dirimu saja yang menjalin hubungan dengannya? Atau mereka? Dia bukan tipeku dan aku sama sekali tidak menginginkannya."

Langkah Jungkook terhenti kala meneger memotong jalan dan berdiri tepat di hadapannya.

"Jungkook, dengarkan aku. Penggemar sangat mendukung hubungan kalian. Bukankah itu hal yang bagus? Aku tahu kamu sedang lelah, aku akan membuat jadwal liburan untukmu. Tapi tolong pertimbangkan hubunganmu dengan Rose. Perlakukanlah dia dengan baik, oke?"

Jungkook berdecak, selalu saja, sogokan serta rayuan bak anak kecil yang dibujuk oleh ibunya, Jungkook benar-benar muak. Lagi pula, kenapa hanya keuntungan, keuntungan, dan keuntungan yang selalu diutamakan? Perusahaan tidak pernah memikirkan perasaan dan mental artisnya, hanya keuntungan perusahaan saja yang dipikirkan. Tapi baiklah, setidaknya Jungkook bisa memanfaatkan sogokan serta rayuan itu. Dia ingin segera terbebas dari kehidupan sialan ini. Meski sebentar, paling tidak ia bisa menghibur diri.

Villain [KV] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang