Taehyung tidak menyangka kalau akhirnya ia bisa berada di tempat ini, pantai Baia dei Saraceni.
"Suka?"
Taehyung mengangguk antusias. Matanya berbinar bahagia dengan senyum merekah yang terlihat indah. Jungkook tersenyum, dalam hati begitu bersyukur karena ia bisa membuat lelaki ini bahagia, meski dengan cara sederhana.
"Ayo!" Meraih tangan Taehyung dan menariknya mendekat ke arah laut. Setelahnya menyiapkan tikar kecil yang hanya cukup untuk dua orang untuk duduk.
"Duduklah." Menepuk tempat duduk di sampingnya sebagai isyarat. Taehyung menurut, duduk di samping Jungkook, menikmati indahnya matahari yang mulai tenggelam di ujung laut.
"Hyung, boleh aku bertanya?"
"Ya"
"Apa alasan Hyung pergi dari Korea?" Taehyung tertegun, menoleh ke arah Jungkook sejenak dan kembali memalingkan wajah.
"Maaf, jika tidak nyaman, tidak usah dijawab."
Taehyung terdiam sejenak, menunduk dan mengangguk. Ia sudah yakin jika ia bisa sedikit lebih terbuka kepadanya.
"Aku dulu memiliki hubungan yang serius dengan seseorang. Kita bertemu saat masih sekolah menengah atas, awalnya hanya teman, tapi lama-lama merasa nyaman dan mungkin karena seksualitas kami sama, akhirnya kami menjalin hubungan." Taehyung tersenyum sembari menengadah.
"Semua berjalan dengan lancar. Dia sosok yang dewasa dan manis. Hubungan kami berlanjut sampai empat tahun. Tepatnya sampai saat dia mengenalkan aku ke orang tuanya."
Jungkook diam memperhatikan. Sama sekali tidak menyela dan membiarkan Taehyung menceritakan semuanya.
"Dia lolos sebagai aparatur negara, itu adalah impiannya sejak dulu dan ia sangat bahagia saat tahu bahwa ia diterima. Aku juga sangat bahagia saat itu, bahkan aku membelikan jam tangan sebagai reward untuknya. Setelah mendapat gaji pertamanya, dia bilang padaku ingin membawa hubungan kami menjadi lebih serius dengan mengenalkanku ke kedua orang tuanya. Aku sangat senang sekaligus deg-degan saat itu. Tapi ia selalu meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja. Namun kenyataan berbeda. Orang tuanya sangat menentang hubungan kami dan menurut mereka kami adalah aib. Mereka menyuruhnya untuk mengakhiri hubungan kami. Awalnya aku pikir dia akan tetap bertahan, tetapi aku salah. Ia lebih memilih pisah dengan alasan keluarga dan kariernya." Mata Taehyung berkaca-kaca. Ia masih ingat bagaimana keluarga lelaki itu mengatainya, menghinanya dengan kat-kata pedas dan menyakitkan.
"Aku sangat terluka saat itu. Rasanya sangat trauma hanya untuk sekedar membuka hati. Aku menjadi orang asing yang bahkan aku sendiri tidak dapat mengenalinya. Ditambah satu tahun setelahnya, ibuku meninggal. Aku hidup sebatang kara dan mencoba bertahan dengan bekerja serabutan. Hasil kerjaku aku tabung agar bisa keluar dari Korea dan memulai kehidupan baru di sini."
Taehyung menghembuskan napas kasar di akhir cerita. Rasanya begitu berat saat mengingat kejadian itu.
Jungkook reflek mengangkat tangannya untuk mengusap punggung Taehyung. Berharap usapan tangannya itu mampu menghantarkan ketenangan padanya.
"Itu yang membuat Hyung ragu padaku?"
Kedua mata mereka bertemu. Ada kesungguhan dari pancaran mata Jungkook dan Taehyung tahu akan hal itu. Tapi kenapa masih ada keraguan dalam hatinya?
Jungkook meraih tangan Taehyung untuk digenggam dan dikecupnya.
"Aku berjanji tidak akan seperti dia. Aku hanya ingin bersamamu Hyung, jika dunia menolak pun aku akan tetap berdiri di sampingmu. Nanti jika memang kehidupan di luar Korea yang bisa menyatukan kita, aku tidak masalah. Aku akan ikut denganmu, ke mana pun itu. Aku sangat mencintaimu. Sangat mencintaimu. Tolong percaya padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain [KV] ✔️
FanfictionMenjadi idol terkenal di Korea, siapa yang tidak menginginkannya? Tapi kenapa Jungkook begitu bosan dengan dunianya? Apakah hidupnya akan berubah? Jika iya, Jungkook akan sangat senang menjalaninya. WARNING! 🔞 BXB