🍃🍃🍃
"Khanza," Panggilnya sedikit teriak.
Khanza dan Agam kompak menoleh ke belakang, sumber suara yang menyebut nama Khanza.
Mereka mendapati Anin, Joviar dan Zidan berjalan ke arah mereka. Khanza kemudian menoleh ke arah Agam, pria itu merubah ekpresinya menjadi datar, padahal sebelumnya sangat ramah.
Sebenarnya Khanza juga sedikit panik melihat kehadiran ketiga temannya itu, takut ketahuan tentang ia yang telah menikah.
"Kok lo gak bilang kalau mau ke mall juga, padahal kita bisa bareng loh." kata Anin setelah berada di dekat Khanza
Khanza terkekeh canggung,"Gue kira lo pada gak bisa, jadinya gue duluan deh," elak Khanza
"Yah, lo gak ngechat kita dulu sih, kapan coba gue gak bisa, tiap detik juga gue bisa," balas Anin
Khanza mengangguk,"Iya deh maaf ya," ucap Khanza.
"Za, tambah cantik aja pake gamis sama hijab gitu, pangling gue." Ungkap Joviar menatap kagum ke arah Khanza.
Khanza tersenyum canggung, "Thank you, Jo."
"Lo cantik, pake banget, Ca," ungkapan Zidan, yang sedari tadi menatap penuh kagum ke arah Khanza.
"MasyaAllah, Thank you, Dan." Jantung khanza sekarang rasanya ingin lompat dari tempatnya, memikirkan tanggapan gus agam di sampingnya.
Sedangkan Agam, memalingkan wajahnya dari ketiga teman istrinya, pria itu menggaruk kecil hidungnya yang tak gatal, begitu memang jika dirinya merasa cemburu.
"Eh Ca, ini bukannya yang suara ngajinya hari itu bagus banget, ya? aduhh gue ngefans banget, mau kenalan dong," Anin dengan antusias mengulurkan tangannya seolah mengajak kenalan.
Khanza menoleh ke arah Agam yang ekspresinya masih saja datar sejak kedatangan ketiga teman Khanza.
Agam menangkup kedua tangannya, membuat Anin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Malu Nin, udah tau spek ustad masih di ajak jabat tangan, mana maulah," Ledek Joviar yang tertawa.
"Diam lo jigong, gak usah ketawa, gue blender lo," ancam Anin, menatap sinis ke arah Joviar.
"Tolong pandangannya di jaga, dia bukan mahram kamu yang bisa di tatap sekagum itu!" Tegas Agam, menatap dingin ke arah Zidan, tatapan pria itu tak lepas dari Khanza sejak tadi, dan itu membuat Agam kepanasan sendiri.
Zidan mengalihkan tatapannya dari Khanza dengan canggung, mereka semua pun menoleh ke arah Zidan yang di tegur oleh pria yang sedang bersama Khanza.
"Sorry," ucap Zidan singkat
Tak ada sahutan dari Agam, pria itu hanya fokus menatap lurus kedepan, bukan sombong tapi ia sedang siaga 1 untuk teman istrinya di depan.
Joviar kemudian menyenggol lengan Zidan, "Lo sih, sukanya terang terangan banget," Bisik Joviar
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Revisi)
Teen Fictionbagaimana pendapat kalian jika di jodohkan di usia 18 tahun dengan seseorang yang kalian tidak tahu nama, rupa dan asal usulnya? itu yang saat ini khanza rasakan. Khanza Adiba, gadis itu mau tidak mau menerima perjodohan yang langsung di minta oleh...